Komposisi air sangat bervariasi tergantung pada sumber asal dan proses pengolahan. Pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat diambil dari berbagai produk yang dijual di berbagai tempat. Air mineral adalah salah satu pilihan populer yang dihasilkan dari sumber air kaya mineral alami, seperti dari pegunungan. Namun, selain air mineral, masyarakat juga cenderung mengonsumsi air demineral untuk memenuhi kebutuhan cairan sehari-hari.
Demineralized water diproduksi melalui proses distilasi dan deionisasi, menghasilkan air yang memiliki sedikit atau tidak ada kandungan mineral di dalamnya. Proses ini termasuk dalam pemurnian seperti distilasi, deionisasi, atau proses serupa.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Apa Itu Air Demineral Menurut WHO ?
Air minum adalah kebutuhan esensial bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh yang mendukung kinerja organ tubuh. Untuk memenuhi standar air minum yang layak, air harus tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna. Kriteria ini ditegaskan oleh Ahli Spesialis Penyakit Dalam dan Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Ari Fahrial Syam.
Menurut definisi Badan Kesehatan Dunia (WHO), air demineral adalah air minum buatan yang telah melalui proses distilasi dan deionisasi. Air ini biasanya memiliki pH antara 5-7,5. Dr. Allan E. Bani menyebutkan dalam bukunya bahwa demineralized water bermanfaat untuk membersihkan mineral anorganik dalam tubuh.
Namun, menurut penelitian dari Environmental Research, air yang telah mengalami proses demineralisasi hanya mengandung mineral dalam kadar rendah seperti natrium, kalium, magnesium, dan kalium. Jika dikonsumsi secara terus-menerus, hal ini dapat meningkatkan risiko kekurangan mineral dalam tubuh, yang pada gilirannya dapat mengganggu keseimbangan pH, elektrolit, dan mineral dalam darah serta jaringan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga tidak menyarankan konsumsi air tanpa kandungan mineral dalam jangka panjang. Ini membawa kita pada pertanyaan, apakah demineralized water sebaik yang dianggap?
Lalu, Lebih Baik Air Mineral atau Air Demineral ?
Air mineral merupakan jenis air yang memiliki kandungan mineral alami seperti silika, kalsium, magnesium, dan selenium. Silika memiliki peran penting dalam menjaga keutuhan dan kinerja jaringan pembuluh darah, sementara kalsium dan magnesium berperan dalam memelihara kesehatan tulang dan otot. Selain itu, selenium juga memiliki fungsi vital dalam menjaga agar sel-sel imun dapat bekerja secara optimal.
Menurut penjelasan dari Prof. Ari Fahrial Syam, air mineral tidak mengalami proses kimia tertentu, sehingga kaya akan mineral-mineral yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Secara umum, pH air mineral cenderung berada dalam rentang antara 6 hingga 8,5, menunjukkan bahwa air mineral cenderung bersifat netral hingga sedikit basa.
Perbedaan mendasar lainnya terletak pada kandungan bahan dari air mineral dan demineral. Air mineral mengandung berbagai jenis mineral seperti kalium, magnesium, zat besi, seng, dan kalsium. Sementara itu, demineralized water hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak ada kandungan mineral. Hal ini dipengaruhi oleh tahapan proses pembuatannya.
Rasa air minum juga bisa menjadi faktor yang membedakan keduanya. Air mineral memiliki variasi rasa yang tergantung pada berbagai kandungan bahan yang ada di dalamnya. Misalnya, tergantung pada jumlah mineral dan komposisinya, air mineral dapat memiliki rasa ringan atau sedikit tawar hingga lebih segar dan bersih. Di sisi lain, demineralized water, karena telah melalui proses penghilangan sebagian besar mineralnya, dikenal memiliki rasa yang cenderung netral atau bahkan hambar, karena tidak mengandung ion atau mineral yang biasanya memberikan karakter rasa pada air mineral.
Kedua jenis air ini juga memiliki fungsi yang berbeda. Air mineral digunakan untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh, sementara demineralized water umumnya dimanfaatkan untuk keperluan industri yang memerlukan air murni tanpa kandungan mineral.
Dalam hal manfaat bagi kesehatan, air mineral memiliki keunggulan karena mengandung banyak mineral bermanfaat seperti menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, mendukung kesehatan tulang, dan memperlancar sirkulasi darah. Namun, demineralized water bisa lebih unggul dalam menjaga kesehatan kulit karena tidak memiliki kandungan ion dan mineral yang dapat bereaksi dengan sabun dan berdampak negatif pada kulit.
Meskipun ada pandangan yang berpendapat bahwa air demineral lebih baik untuk kesehatan, WHO menyarankan bahwa minum air tanpa mineral bisa meningkatkan risiko terkena osteoporosis, hipertensi, serangan jantung, dan masalah kesehatan seperti hipotiroid. Oleh karena itu, saat memilih jenis air minum yang paling sesuai, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan tubuh secara menyeluruh dan memastikan bahwa asupan mineral dari makanan lain mencukupi.
Sebelum memilih jenis air minum yang akan dikonsumsi, sangat penting untuk memahami perbedaan antara air mineral dan air demineral. Kedua jenis air ini memiliki karakteristik khas dan memberikan manfaat yang berbeda. Pilihan antara keduanya sangat tergantung pada kebutuhan individu dan tujuan penggunaannya. Selain mempertimbangkan jenis dan komposisi air, perlu juga memperhatikan kualitas air minum sehari-hari. Air harus terjaga dari segala jenis kontaminasi atau zat berbahaya, dan proses kemasannya harus dilakukan dengan cara yang aman dan sesuai dengan standar kualitas. Dengan memahami dengan baik manfaat, potensi risiko, kebersihan, dan proses kemasan dari masing-masing jenis air, seseorang dapat membuat keputusan yang lebih terarah dan mengutamakan kesehatan tubuh secara menyeluruh.