Amerika Serikat telah mengirimkan kapal selam bertenaga nuklir ke wilayah Timur Tengah sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat postur pasukan AS di kawasan tersebut. Pada 5 November, kapal selam kelas Ohio tiba di area tugas Komando Pusat AS (United States Central Command/Centcom) yang bertanggung jawab di Timur Tengah. AS kirim kapal selam nuklir dipandang memiliki beberapa maksud dan tujuan. Diantaranya sebagai peringatan bagi musuh bebuyutannya di wilayah Timur Tengah, seperti Iran.
Angkatan Laut AS memiliki empat kapal selam berpeluru kendali kelas Ohio (SSGN), meskipun postingan media sosial tidak secara spesifik menyebutkan kapal selam yang dimaksud. Dengan kemampuannya, SSGN mampu beroperasi di dekat wilayah musuh tanpa terdeteksi selama periode waktu yang panjang. Tak hanya itu, mereka juga memiliki kapabilitas untuk mengerahkan Pasukan Operasi Khusus dengan unsur kejutan dari posisi jarak dekat secara rahasia..
As Kirim Kapal Selam Nuklir Dengan Kemampuan Canggih
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelum pengiriman kapal selam, AS telah mendislokasikan dua kapal perang, berbagai jet tempur, serta mengirimkan pasukan tambahan ke wilayah dekat Israel di Laut Mediterania. Angkatan Laut AS juga telah mengonfirmasi kehadiran kapal selam serang bertenaga nuklir dalam misi dukungan ke Negeri Zionis. Salah satu dari kapal selam tersebut adalah USS Ohio (SSGN-726), Kapal selam USS Ohio (SSGN-726) merupakan bagian dari Eisenhower Carrier Strike Group, sebuah kelompok kapal perang yang terdiri dari kapal induk dan kapal-kapal pendukung lainnya. USS Ohio dilengkapi dengan kemampuan serang substansial, terutama berkat bekal rudal jejalah Tomahawk yang dapat digunakan untuk melakukan serangan jarak jauh terhadap sasaran-sasaran strategis di wilayah yang ditentukan.
AS kirim kapal selam nuklir jenis Ohio class. Setelah mengalami konversi, kapal selam Ohio class, termasuk USS Ohio, kini berperan sebagai kapal selam rudal penyerang, atau Guided-missile Submarines (SSGN), yang dilengkapi dengan rudal jelajah Tomahawk. Dengan perubahan ini, USS Ohio kini memiliki kemampuan untuk membawa hingga 154 rudal jelajah Tomahawk, yang dapat digunakan baik untuk serangan konvensional maupun misi khusus.
Kemampuan membawa rudal Tomahawk pada kapal selam ini memberikan fleksibilitas operasional yang lebih luas, sehingga kapal selam ini mampu menghadapi berbagai situasi dan misi yang berbeda sesuai dengan kebijakan dan kebutuhan militer AS. Dalam hal ini, rudal BGM-109 Tomahawk yang diluncurkan dari USS Ohio memiliki kemampuan untuk menyerang sasaran di jarak yang mencapai lebih dari 2.500 km.
USS Ohio, kapal selam bertenaga nuklir, memiliki dukungan dari sebuah reaktor nuklir yang memungkinkannya berlayar terus-menerus tanpa perlu melakukan bekal ulang selama periode yang mencapai 60 hari. Dengan dimensi yang mengesankan, kapal ini memiliki panjang sekitar 170 meter, lebar mencapai 13 meter, berat saat berada di permukaan mencapai 16.499 ton, dan berat saat tenggelam lebih berat, yakni sekitar 18.450 ton. Saat beroperasi di permukaan, kapal ini dapat mencapai kecepatan operasional sekitar 12 knots, namun ketika dalam kondisi menyelam, kapal ini memiliki kemampuan untuk mencapai kecepatan lebih dari 20 knots, hal ini memungkinkan mobilitas dan fleksibilitas yang sangat baik dalam operasinya.
AS Kirim Kapal Selam Nuklir Dengan 15 Perwira
AS kirim kapal selam nuklir yang diperkuat oleh 15 perwira dan didukung oleh 140 pelaut yang menjalankan berbagai fungsi dan tugas di dalamnya, menjadikannya sebagai satu entitas yang sangat berpengalaman dan efisien dalam menjalankan operasinya. Kapal selam ini juga memiliki kemampuan untuk menyelam hingga kedalaman mencapai 240 meter, memungkinkan operasinya dalam berbagai kondisi dan situasi yang mungkin dihadapinya. AS saat ini memiliki lebih dari 40.000 personel militer yang berbasis di negara-negara Timur Tengah. Mereka menegaskan bahwa AS tidak akan terlibat dalam perang di Gaza, namun langkah-langkah ini diambil untuk membantu pertahanan Israel dan mencegah perang meluas.
Sementara itu, Direktur CIA Bill Burns tiba di Israel sebagai bagian dari tur diplomatis yang mencakup beberapa negara Timur Tengah. Selain bertemu dengan mitranya, Direktur Mossad David Barnea, Burns juga dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan anggota Kabinet Perang Israel. Kehadiran Burns di Israel menunjukkan komitmen AS dalam meningkatkan koordinasi dan kerja sama di kawasan tersebut, serta memperkuat hubungan bilateral antara dua negara.
Washington berusaha untuk mencegah konflik regional yang lebih luas dan telah meningkatkan diplomasi dengan negara-negara regional yang marah atas serangan Israel di Gaza. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan kunjungan mendadak ke Irak dalam upaya meredakan ketegangan di tengah perang Israel-Hamas. Setelah kunjungan sebelumnya ke Tepi Barat, Blinken juga mengunjungi Irak untuk pertama kalinya sebagai diplomat utama AS dan mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Irak Mohammed al-Sudani.
AS kirim kapal selam nuklir setelah AS menolak gencatan senjata. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menganggap bahwa gencatan senjata penuh akan “membuat Hamas berkumpul kembali dan mengulangi serangan” ke Israel. Presiden AS Joe Biden sebelumnya juga mengusulkan “jeda kemanusiaan” untuk memfasilitasi pengiriman bantuan ke Gaza dan menjamin pembebasan tawanan.