Kota Derna di Libya Timur telah dilanda banjir dahsyat yang terjadi sejak akhir pekan lalu. Banjir Libya ini mengakibatkan setidaknya 2.000 orang kehilangan nyawa. Kemudian ribuan lainnya dilaporkan hilang akibat bencana ini. Para otoritas setempat sedang berjuang dengan upaya penyelamatan dan bantuan kemanusiaan, sementara tim darurat bekerja keras untuk memberikan pertolongan kepada para korban yang terdampak oleh bencana alam ini. Banjir Libya juga telah memicu respons darurat dari komunitas internasional.
Berbagai organisasi dan negara menyediakan bantuan dalam bentuk logistik, sumber daya medis, dan juga bantuan finansial untuk membantu memulihkan kondisi di daerah terdampak. Meskipun ada tantangan besar yang dihadapi dalam upaya pemulihan, semangat solidaritas dan kerja sama dari seluruh dunia menjadi tanda harapan bahwa Kota Derna akan bangkit kembali dari keterpurukan ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Awal Mula Bencana Banjir Libya Terjadi
Awal terjadinya banjir dapat ditelusuri kembali pada peristiwa Badai Daniel. Pada tanggal 4 September 2023, badai ini muncul di atas wilayah Yunani dan menjadi pemicu utama dari banjir dahsyat yang melanda Libya. Selama perjalanan Badai Daniel menyeberangi Laut Mediterania, ia mengalami peningkatan kekuatan yang luar biasa akibat suhu air yang mencapai tingkat yang ekstrem. Hal ini tentu menciptakan apa yang para ahli sebut sebagai fenomena langka, yang dikenal dengan istilah medane.
Profesor Liz Stephens dari Universitas Reading, Inggris, memberikan penjelasan lebih mendalam mengenai medane seperti Badai Daniel. Ia menyatakan bahwa kejadian semacam ini termasuk ke dalam kategori peristiwa langka, terutama di wilayah Libya yang dikenal dengan karakteristik kekeringannya. Kondisi tersebut menjadikan prediksi dan penanganan bencana semacam ini menjadi tugas yang sulit dan membutuhkan strategi yang sangat matang.
Dampak Banjir Libya
Banjir yang melanda kota Derna di Libya Timur telah menimbulkan dampak yang sangat merusak, dengan korban jiwa yang tak terhitung jumlahnya. Koordinator kemanusiaan PBB untuk Libya, Georgette Gagnon, telah menegaskan bahwa situasi ini telah merambah ke puluhan desa dan kota. Situasi ini juga telah menyebabkan jejak kehancuran yang merata dan meluas. Banjir Libya ini tidak hanya mengakibatkan kehilangan nyawa, tetapi juga menghancurkan infrastruktur yang sangat penting untuk kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Jalan raya utama terputus, rumah-rumah hanyut tersapu oleh arus deras, dan pasokan air bersih serta listrik terganggu.
- Korban dan Kerusakan
2300 orang dilaporkan tewas akibat bencana ini Kota Derna masih mencari jejak sekitar 5.000 orang yang hilang. Menteri Perhubungan Sipil, Hichem Abu Chkiouat, menggambarkan pemandangan mengerikan di kota ini, di mana mayat-mayat tergeletak di setiap sudut, baik di daratan maupun terapung di laut.
- Derna, Menjadi Kota Paling Parah Terkena Dampaknya.
Kota pesisir Derna, yang memiliki populasi sekitar 125.000 jiwa, adalah salah satu dari beberapa kawasan yang menerima dampak paling parah akibat banjir ini. Di seluruh kota, kendaraan terlihat terbalik, pohon-pohon besar tumbang, dan rumah-rumah tenggelam dalam genangan air banjir yang meliputi setiap sudutnya. Lebih dari seperempat dari infrastruktur kota Derna mengalami kehancuran yang parah, termasuk dua bendungan yang roboh akibat tekanan air yang luar biasa, dan wilayah pesisir di bagian timur kota mengalami lumpuh total akibat bencana ini. Tingkat kerusakan yang terjadi di kota ini menunjukkan betapa mendesaknya perlunya upaya pemulihan dan bantuan darurat yang efektif untuk membantu warga setempat mengatasi konsekuensi tragis dari banjir yang melanda.
Aksi Para Penyelamat
Tim penyelamat dari layanan darurat Libya telah dikerahkan sejak Senin (11/09) untuk membantu mengatasi bencana ini. Mereka bekerja keras untuk mengevakuasi korban dan menyelamatkan mereka dari reruntuhan yang mengancam nyawa.
- Aksi PBB untuk Bencana ini.
Upaya penyelamatan dan bantuan darurat saat ini sedang dikoordinasikan oleh PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) bersama dengan berbagai pihak terkait. Mereka berusaha keras untuk memberikan bantuan mendesak kepada warga yang terdampak dan untuk memulihkan situasi di seluruh kawasan yang terkena dampak banjir ini. Namun, proses pemulihan sepenuhnya akan membutuhkan waktu yang cukup lama, mengingat tingkat kerusakan yang luas dan kompleksitas masalah yang dihadapi. Hal ini menunjukkan perlunya dukungan dan solidaritas internasional dalam menghadapi bencana alam yang merusak seperti ini.
- Tanggapan Dunia dan Bantuan Internasional tentang Bencana Libya
Komunitas internasional merespons dengan sigap terhadap tragedi ini. PBB telah memobilisasi tim-tim darurat untuk membantu di lapangan. Uni Eropa, melalui kepala urusan luar negeri Josep Borrell, menyatakan kesiapannya untuk memberikan bantuan. Negara-negara seperti Jerman, Turki, Uni Emirat Arab, Aljazair, dan Mesir juga menyampaikan belasungkawa dan siap untuk memberikan bantuan sebisa mungkin.
Banjir dahsyat di Libya Timur telah meninggalkan luka mendalam. Seluruh dunia bergandengan tangan untuk membantu pulih dan memberikan dukungan kepada warga Libya yang terkena dampak banjir Libya ini. Semoga kekuatan dan semangat gotong royong akan memulihkan Libya dari tragedi ini.