Matcha dan teh hijau, dua jenis minuman yang populer dengan rasa khas yang berasal dari daun teh, terutama di kawasan Asia yang dikenal sebagai pusat budaya minum teh. Namun, sebagian besar orang mungkin belum sepenuhnya memahami perbedaan mendasar antara keduanya.
Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang perbedaan signifikan di antara keduanya, sehingga Anda dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi tentang mana yang lebih cocok untuk Anda nikmati dalam rutinitas minum teh Anda.
Apa Saja Perbedaan Matcha dan Teh Hijau
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah satu perbedaan utama antara matcha dan teh hijau terletak pada cara mereka diproduksi. Teh hijau mengalami proses panen dan kemudian mengalami tahap pengeringan. Setelah proses pengeringan selesai, daun teh siap untuk diseduh dengan air panas, menghasilkan ekstrak yang siap diminum.
Di sisi lain, daun teh yang akan diolah menjadi matcha mengalami perlakuan khusus dengan diselimuti selama 20-30 hari sebelum proses panen, bertujuan untuk melindunginya dari paparan langsung sinar matahari. Tujuan dari proses penutupan ini adalah untuk meningkatkan jumlah klorofil dan asam amino dalam daun teh, menghasilkan karakteristik yang khas dari matcha. Setelah proses panen selesai, batang dan daun teh ini kemudian digiling hingga membentuk bubuk halus dengan warna hijau cerah yang mencolok. Karena menggunakan seluruh bagian dari tanaman teh, matcha dianggap memiliki kandungan nutrisi yang lebih kaya dan manfaat yang lebih bermanfaat dibandingkan dengan teh hijau konvensional.
Teh hijau mengandung sekitar 63 miligram antioksidan per cangkir, yang sementara itu, matcha memiliki sekitar 134 miligram katekin, suatu jenis antioksidan yang dikenal sangat kuat dan kaya akan manfaat kesehatan. Artinya, satu cangkir matcha memberikan antioksidan setara dengan tiga cangkir teh hijau konvensional. Namun, tidak hanya itu, perbedaan lain yang mencolok adalah dalam kandungan kafein. Teh hijau memiliki kadar kafein berkisar antara 11 hingga 25 miligram per gram, sedangkan matcha memiliki kandungan kafein yang lebih tinggi, yaitu antara 19 hingga 44 miligram per gram. Karena alasan ini, banyak orang memilih matcha sebagai alternatif pengganti kopi, karena memberikan dorongan energi yang lebih tahan lama tanpa menimbulkan efek jittery atau gelisah.
Teh hijau bisa diseduh dengan air panas dan langsung dinikmati. Sementara itu, matcha harus dilarutkan dengan air panas dan diaduk dengan kocokan bambu secara khusus. Ada juga alat modern yang dapat menghasilkan hasil serupa.
Saat diseduh, teh hijau menghasilkan cairan bening dengan warna agak hijau kekuningan hingga cokelat muda. Warna ini semakin pekat seiring dengan lamanya daun teh direndam dalam air panas.
Setelah diseduh, matcha seringkali ditambahkan dengan gula, susu, madu, atau bahkan dicampurkan ke dalam makanan untuk menciptakan cita rasa yang unik.
Saat diseduh, matcha memiliki warna hijau yang mencolok dengan tekstur yang kental. Warna ini adalah ciri khas dari kualitas baik matcha. Setelah dikocok, matcha menghasilkan lapisan berbuih di atasnya, menandakan persiapan yang baik dan memberikan rasa yang lezat.
Rasa teh hijau cenderung earthy, mirip dengan rumput atau daun segar. Ada sentuhan bayam atau kale dan meninggalkan sensasi sepat di mulut. Jika merendamnya terlalu lama, rasa teh hijau dapat menjadi pahit.
Sementara itu, matcha memiliki rasa yang segar, sedikit pahit namun manis. Rasa pahit ini berasal dari senyawa seperti katekin yang terdapat dalam teh hijau. Sensasi manisnya mungkin berasal dari rasa alami daun teh.
Matcha dan teh hijau mengandung antioksidan yang dapat meningkatkan metabolisme, daya tahan tubuh, dan mengurangi radikal bebas serta racun. Namun, matcha memiliki kandungan antioksidan yang lebih tinggi daripada teh hijau. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa matcha lebih sehat.
Namun, perlu diingat bahwa kandungan kafein dalam matcha juga lebih tinggi. Oleh karena itu, konsumsi matcha sebaiknya tetap dalam batas yang wajar. Dianjurkan untuk tidak mengonsumsi lebih dari dua cangkir atau sekitar 400 ml matcha per hari.
Karena berasal dari tanaman yang sama, kandungan nutrisi matcha dan teh hijau sebenarnya tidak jauh berbeda, sehingga manfaat kesehatannya pun cenderung mirip. Terdapat berbagai manfaat dari mengonsumsi baik matcha maupun teh hijau, di antaranya:
- Mengandung Antioksidan Tinggi: Matcha merupakan minuman yang kaya akan antioksidan, terutama jenis katekin seperti epigallocatechin gallate (EGCG). Katekin memiliki kemampuan untuk mengatasi peradangan di dalam tubuh, menjaga kesehatan pembuluh darah, dan memfasilitasi proses perbaikan sel.
- Menurunkan Risiko Penyakit: Baik matcha maupun teh hijau dianggap dapat membantu menanggulangi masalah kesehatan seperti kadar kolesterol total, LDL, trigliserida, dan gula darah yang tinggi. Selain itu, teh hijau juga dikenal dapat mencegah oksidasi kolesterol LDL, yang berisiko untuk menyebabkan penyakit jantung. Studi juga menunjukkan bahwa orang yang rajin mengonsumsi teh hijau memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung hingga 31 persen dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsinya.
- Mengurangi Berat Badan: Teh hijau memiliki kemampuan untuk meningkatkan laju metabolisme, sehingga total kalori yang terbakar oleh tubuh menjadi lebih banyak.
- Mengurangi Stres: Matcha memiliki kandungan L-theanine yang jauh lebih tinggi daripada jenis teh hijau lainnya. Zat L-theanine ini dapat merangsang gelombang alfa di otak, membantu dalam menangkal sinyal stres sehari-hari. Lebih lanjut, L-theanine juga berkontribusi dalam memodifikasi efek kafein di dalam tubuh dengan meningkatkan rasa kewaspadaan tanpa menimbulkan efek kantuk. Dengan demikian, matcha dapat memberikan efek kafein yang lebih ringan namun lebih tahan lama dibandingkan dengan kopi.
Kedua minuman ini memiliki nutrisi penting yang baik untuk kesehatan. Pilihan antara matcha dan teh hijau tergantung pada selera dan kebutuhan individu masing-masing. Jadi, apakah Anda lebih memilih matcha yang kaya antioksidan atau teh hijau yang menyegarkan? Keputusan ada di tangan Anda!