Pada tanggal 18 Oktober 2023, Jakarta Selatan diguncang oleh ledakan misterius yang terjadi di Kelurahan Guntur, Kecamatan Setiabudi. Ledakan ini mengakibatkan satu orang pekerja tewas dan tiga orang lainnya mengalami luka-luka serius. Kejadian tragis ini telah mengguncang warga setempat dan pihak berwenang sejak pertama kali terdengar. Namun, apa yang membuat ledakan ini semakin mengejutkan adalah dugaan bahwa bom terkubur tersebut adalah sisa dari serangan teroris pada tahun 2001.
Pihak Kelurahan Guntur, dengan keyakinan yang kuat, menduga bahwa bom yang meledak di Setiabudi merupakan bagian dari sisa-sisa aksi terorisme yang pernah mengguncang wilayah ini pada tahun 2001. Informasi ini dikemukakan oleh Lembaga Musyawarah Kelurahan Guntur, yang mengungkapkan bahwa sekitar 22 tahun yang lalu, teroris diketahui merakit bom di sebuah asrama mahasiswa Aceh. Lebih menarik lagi, bangunan yang dimaksud berada tepat di samping lokasi ledakan yang terjadi saat ini.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Bom Terkubur Diduga Sisaan Teroris 2001
Menurut Sutrisno, salah satu warga sekitar TKP, ledakan pada tahun 2001 cukup hebat dan menyebabkan kematian dua orang. Ia mengungkapkan, “Jadi ledakannya cukup keras (kejadian pada 2001) karena ada 2 yang meninggal. Saya pikir itu saja, itu adalah berita besar pada saat itu).” Bahkan, menurutnya, ledakan tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan yang terjadi pada 18 Oktober 2023.
Dalam rangka menyelidiki insiden ledakan yang terjadi baru-baru ini, pihak kepolisian berhasil mengumpulkan sejumlah petunjuk yang mengindikasikan bahwa ledakan tersebut disebabkan oleh adanya sebuah bom yang tersembunyi di kedalaman tanah, kira-kira sekitar 2 meter. Hal ini sejalan dengan dugaan sementara yang diutarakan oleh Kasudin Gulkarmat Jakarta Selatan, Syamsul Huda, yang menyebutkan bahwa kemungkinan besar ledakan ini disebabkan oleh bom terkubur di lokasi kejadian.
Kecurigaan Warga Sekitar Tentang Ledakan Dari Bom Terkubur
Warga yang tinggal di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) turut memberikan kesaksian mengenai dampak ledakan tersebut. Salah satu di antara mereka, yaitu Sali, dengan detail menjelaskan bagaimana getaran kuat dirasakan oleh penduduk sekitar, menggambarkannya mirip dengan getaran gempa kecil yang cukup signifikan. Selain itu, ia juga mencium bau yang terasa mirip dengan bau petasan. Dalam keterangannya, Sali mengatakan, “Kami merasakan getaran seiring dengan ledakan. Rasanya seperti gempa kecil yang cukup terasa.”
Tak hanya itu, Sali juga memiliki dugaan bahwa ledakan tersebut mungkin disebabkan oleh sisa-sisa bom terkubur yang terkait dengan tindakan terorisme yang terjadi pada tahun 2002. Dengan meyakinkan, ia menambahkan, “Kemungkinan besar ledakan ini adalah akibat dari sisa bom yang terkubur di sini yang terkait dengan tindakan teroris pada tahun 2002. Hal ini didasari oleh bau yang tercium, yang mirip dengan bau petasan. Ini adalah peristiwa yang sudah terjadi lama, tampaknya sekitar tahun 2002.” Kesaksian dan dugaan dari Sali menunjukkan bagaimana kejadian tersebut telah memicu spekulasi di kalangan warga sekitar tentang sumber ledakan dan potensi keterkaitannya dengan peristiwa teroris di masa lalu.
Dugaan ini semakin kuat ketika Yoyon, seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi ledakan, mengungkapkan bahwa pada tahun 2001, sebuah Yayasan yang dihuni oleh mahasiswa Aceh dicurigai merakit bom. Lokasi yayasan tersebut berdekatan dengan lokasi ledakan saat ini. Yoyon yakin bahwa ledakan hari ini berkaitan erat dengan kejadian pada tahun 2001. Yoyon menceritakan bahwa dulu ada sebuah yayasan bernama Yayasan Iskandar Muda, yang di dalamnya terdapat mahasiswa Aceh yang bersekolah di Jakarta. Ternyata, mereka memiliki anggota yang terlibat dalam aktivitas merakit bom, demikian diungkapkan oleh Yoyon.
Dengan penuh keyakinan, Yoyon menduga bahwa bahan peledak dari serangan teroris pada tahun 2001 mungkin telah ditinggalkan di sebelah rumah yang meledak hari ini. Ia menyatakan, “Apakah pas ngerakit (yang dulu) sudah jadi terus simpannya di sebelah rumah yang meledak sekarang. Aku rasa begitu.”
Demi mengungkap misteri di balik ledakan ini, pihak kepolisian telah melancarkan upaya besar. Mereka telah menggelar penyelidikan di lokasi kejadian bersama dengan tim yang terdiri dari Labfor Bareskrim Polri, para ahli balistik, forensik, dan bahkan melibatkan tim penjinak bom Gegana Polda Metro Jaya. Hasil dari upaya ini adalah pengumpulan sejumlah barang bukti yang diharapkan dapat memberikan pandangan yang lebih jelas dalam rangka penyelidikan mendalam ini.
Insiden ledakan ini menyebabkan kerugian jiwa yang sangat menyedihkan. Salah satu korban tak berdosa dari tragedi ini adalah seorang pekerja yang bernama Adang, yang telah meninggal dunia akibat ledakan tersebut. Kematian Adang semakin memperumit proses penyelidikan yang tengah berlangsung, menambah lapisan kompleksitas pada upaya untuk memahami penyebab pasti dan mengambil langkah-langkah selanjutnya dalam menangani insiden ini.
Pihak berwenang dan tim penyelidik akan terus bekerja keras untuk mengungkap asal-usul bom terkubur yang meledak di Setiabudi. Sementara warga setempat masih dikejutkan oleh tragedi ini, harapan akan terungkapnya kebenaran semakin kuat. Apakah ledakan tersebut benar-benar merupakan sisa dari serangan teroris pada tahun 2001, ataukah ada alasan lain di balik peristiwa mengerikan ini, masih menjadi pertanyaan besar yang harus dijawab oleh penyelidik. Masyarakat pun berharap agar kasus ini segera terungkap dan langkah-langkah keamanan yang diperlukan dapat diambil untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan.