Dalam sebuah demo tolak konser Coldplay di Jakarta, terjadi ketegangan antara peserta aksi dan aparat kepolisian di sekitar Kawasan Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian publik pada tanggal 15 November 2023. Aksi tersebut melibatkan ratusan peserta dari Aksi 1511 yang mengatasnamakan Geranati LGBT, yang dengan tegas menyuarakan penolakan mereka terhadap pelaksanaan konser Coldplay di wilayah tersebut.
Aksi ini berlangsung tepat di Gate Festival, di depan TVRI, dan sekitar Parkir Timur Senayan dan Gelora Bung Karno pada Rabu, 15 November. Aksi demo ini, yang diikuti oleh kurang lebih 1.000 orang, bertepatan dengan konser perdana Coldplay di Jakarta, sebuah acara yang telah dinanti-nantikan oleh penggemar band asal Inggris tersebut.
Geranati ( Gerakan Nasional Anti) LGBT Demo Tolak Konser Coldplay
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Rencana pelaksanaan aksi demonstrasi yang dijadwalkan berlangsung mulai pukul 12.00 hingga 17.30 WIB menjadi representasi konkret dari ketegangan yang muncul di antara massa yang terlibat dalam demonstrasi dan aparat kepolisian di lokasi.
Koordinator lapangan dari Geranati LGBT, yang bernama Buya Husein, turut ambil bagian dalam menggelar demo tolak konser Coldplay, memberikan pernyataan resmi kepada wartawan yang mencakup penjelasan mengenai jumlah massa yang terlibat dalam aksi tersebut. Meskipun aksi protes ini terjadi, konser Coldplay yang telah dijadwalkan pada hari yang sama tetap menjadi pusat perhatian masyarakat. Hal ini membuktikan bahwa ada ketidaksepakatan dan ketegangan yang melingkupi perhelatan musik tersebut.
Dengan tegas, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, memberikan penekanan yang sangat penting terkait dengan perlunya menjaga tingkat ketertiban dan keamanan secara menyeluruh di sekitar kawasan tersebut. Dalam konteks ini, ia menyoroti urgensi dari pendekatan holistik terhadap masalah keamanan demi memastikan bahwa setiap aspek situasi dapat diatasi dengan efektif. Lebih lanjut, Kombes Trunoyudo mengulang larangan terhadap segala bentuk provokasi dan penghasutan, dengan ancaman tegas terhadap tindakan pidana bagi mereka yang terlibat.
Namun, ironisnya, meskipun pihak kepolisian telah memberikan penekanan terhadap larangan tersebut, ancaman serius dari pihak demonstran yang menolak kedatangan Coldplay muncul ke permukaan. Ancaman ini bahkan mencakup potensi pembakaran panggung konser.
Dalam merespons ancaman terhadap konser Coldplay, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, memberikan jaminan yang kuat bahwa acara tersebut akan tetap dilaksanakan meskipun adanya penolakan dari sejumlah pihak. Sandiaga secara terbuka mengakui adanya penolakan dan memberikan penghormatan kepada setiap pendapat yang berkaitan dengan kedatangan Coldplay. Meski demikian, ia dengan tegas menekankan bahwa konser ini telah menjadi acara yang dinanti-nantikan oleh banyak pihak dan telah mematuhi semua aturan hukum yang berlaku.
Dalam upaya untuk memastikan kelancaran acara, Sandiaga Uno menegaskan bahwa aparat keamanan akan ditempatkan secara ketat di sekitar lokasi konser, bertujuan untuk mencegah adanya gangguan atau ancaman yang mungkin muncul dari pihak-pihak yang menolak konser tersebut. Pernyataan tersebut mencerminkan komitmen pemerintah untuk melindungi keamanan dan ketertiban publik serta melanjutkan rencana penyelenggaraan konser Coldplay sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Dengan sikap tegas dan jaminan dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, diharapkan bahwa konser Coldplay dapat berjalan dengan aman dan sukses, menghadirkan pengalaman musik yang tak terlupakan bagi para penontonnya.
Dalam persiapannya, Menparekraf meminta promotor untuk merencanakan konser dengan matang agar tidak terjadi masalah selama dan setelah acara. Ia menyadari bahwa konser Coldplay memiliki dampak ekonomi yang signifikan bagi Indonesia, dan keberlangsungan konser harus dijamin. Sebelumnya, massa dari Geranati LGBT telah menolak konser Coldplay pada Jumat, 10 November, dengan alasan bahwa band tersebut dianggap mengampanyekan LGBT.
Dalam menanggapi aksi demo tolak konser Coldplay, aparat kepolisian memberikan pernyataan yang menegaskan bahwa demonstrasi massa tersebut tidak memegang izin resmi. Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko, yang menjabat sebagai Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, secara tegas menyampaikan bahwa negara berfungsi berdasarkan hukum, dan segala bentuk pelanggaran hukum akan ditanggapi dengan tindakan hukum yang sesuai.
Meskipun saat itu belum dapat dipastikan apakah massa akan dibubarkan, pihak kepolisian telah menyiapkan serangkaian langkah-langkah sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku untuk menanggapi setiap potensi pelanggaran yang mungkin terjadi.
Dalam rangka memastikan keamanan dan kelancaran pelaksanaan konser Coldplay, pihak berwenang telah melibatkan sebanyak 3.906 personel yang tergabung dalam tim gabungan, yang disiapkan khusus untuk tugas pengamanan dan penegakan ketertiban di sekitar lokasi acara tersebut.
Walaupun demo tolak konser Coldplay tetap berlangsung, keamanan dan kelancaran antrean penonton Festival tetap terjaga dengan baik, hal ini dapat diatributkan kepada upaya penjagaan yang ketat oleh aparat keamanan yang telah dikerahkan. Beberapa jam kemudian, terlihat bahwa sebagian besar massa demonstran telah membubarkan diri, dan secara bertahap situasi mulai mereda.
Kendati aksi penolakan terhadap konser Coldplay telah memberikan atmosfer ketegangan, namun acara konser tetap berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, yang pada akhirnya menggambarkan bahwa demo tolak konser Coldplay tersebut dinilai tidak relevan karena tidak memiliki dampak yang signifikan pada gelaran musik yang begitu dinantikan oleh para penggemar musik di Indonesia.