Pada Sabtu, 14 Oktober 2023, langit akan menyajikan penampilan spektakuler yang sangat langka yaitu Gerhana Matahari ‘Cincin Api’ atau Annular Solar Eclipse. Sayangnya, Indonesia tidak akan menjadi saksi langsung dari fenomena alam yang menakjubkan ini. Fenomena ini akan terlihat jelas di wilayah Amerika Utara, Tengah, dan Selatan. Berbeda dengan Solar Eclipse biasa, gerhana ‘Cincin Api’ ini memperlihatkan kilauan cahaya di sekeliling Bulan yang menutupi Matahari.
Annular Solar Eclipse merupakan salah satu fenomena alam yang sangat langka.. Fenomena ini terjadi ketika Bulan bergerak di depan Matahari, sehingga menghalangi sebagian besar cahaya Matahari bagi pengamat di Bumi. Ketika Bulan tampak lebih kecil dari Matahari, hal ini menciptakan penampakan unik di mana Matahari tampak seperti cincin, inilah yang dikenal sebagai gerhana cincin. Annular Solar Eclipse muncul sebagai gerhana sebagian matahari di wilayah bumi yang lebarnya mencapai ribuan kilometer atau mil. Fenomena ini terjadi hanya 4,6 hari setelah apogee, yaitu pada 10 Oktober 2023, sehingga diameter Bulan yang terlihat akan terlihat lebih kecil dari biasanya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Wilayah Yang Dilewati Peristiwa Langka Ini
Annular Solar Eclipse akan memulai penampilannya di Amerika Serikat pada pukul 09:13 pagi waktu setempat (sekitar 23:13 WIB) dan akan melintasi pantai Oregon hingga Pantai Teluk Texas. Wilayah-wilayah seperti Oregon, Nevada, Utah, New Mexico, dan Texas akan menjadi saksi dari fenomena ini. Di samping itu, bayangan Bulan juga akan menjadi terlihat di sejumlah wilayah di California, Idaho, Colorado, dan Arizona. Gerhana ini akan berakhir di AS pada pukul 12:03 malam CT (15 Oktober 00:03 WIB).
Setelah melintasi Amerika Serikat, gerhana akan berlanjut ke selatan, melewati Meksiko, Belize, Honduras, Panama, dan Kolombia, sebelum akhirnya mencapai pesisir Atlantik di Amerika Selatan di Natal, Brasil.
Sayangnya, fenomena ini tidak akan bisa disaksikan dari Indonesia. Solar Eclipse terakhir yang bisa diamati di Indonesia terjadi pada April lalu, yang merupakan gerhana Matahari hibrida. Menurut Staf Observatorium Bosscha Bandung, Yatni Yulianti, masyarakat Indonesia akan memiliki kesempatan untuk menyaksikan fenomena Solar Eclipse pada rentang tahun 2028 hingga 2042.
Tanggal-tanggal Penting untuk Mengamati Gerhana Matahari di Indonesia
Pada 22 Juli 2028, Indonesia akan dapat menyaksikan Solar Eclipse sebagian. Kemudian, pada 21 Mei 2031, Annular Solar Eclipse akan melintasi Indonesia, dengan dua wilayah, yaitu Kalimantan dan Sulawesi, berada di jalur gerhana ini. Terakhir, pada 20 April 2042, Indonesia akan kembali ‘bertemu’ dengan Total Solar Eclipse. Gerhana akan melintasi Sumatera, sebagian Kalimantan, dan kemudian berlanjut ke Filipina.
Pada 14 Oktober 2042, gerhana matahari cincin akan melintasi Indonesia, melewati Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau di kawasan timur. Tahun 2042 akan menjadi tahun yang istimewa dan sibuk bagi para astronom di Indonesia, demikian kata Yatni Yulianti pada Agustus lalu.
Berikut adalah sorotan Skywatching untuk bulan Oktober:
Selain Annular Solar Eclipse, bulan Oktober ini juga akan menyajikan sorotan lain bagi para pengamat langit. Beberapa tanggal penting untuk dicatat adalah:
- Pada tanggal 2 Oktober, bulan akan terbit dua jam setelah matahari terbenam, terlihat sangat dekat dengan gugus bintang Pleiades. Cari mereka di tempat rendah di timur setelah sekitar jam 10 malam, dan mereka akan melakukan perjalanan bersama-sama melintasi langit sepanjang malam.
- Di pagi hari tanggal 3 Oktober, bulan akan terlihat hanya beberapa jari dari Pleiades. Cari tempat yang tinggi di barat daya, diapit oleh Jupiter dan bintang raksasa merah terang Aldebaran di Taurus.
- Pada tanggal 10 Oktober, carilah Venus di timur sebelum matahari terbit, disertai dengan bulan sabit tipis. Di antara keduanya, temukan hati cerah Leo, yaitu bintang putih kebiruan Regulus.
- Pada tanggal 14 Oktober, akan terjadi gerhana matahari Sepanjang jalur selebar sekitar 125 mil, Matahari akan terlihat seperti cincin cahaya sempit yang sering disebut “cincin api”. jalur gerhana sebagian ini akan melewati benua Amerika, dimulai dari Kanada bagian selatan, lalu melintasi Amerika Serikat bagian barat, sebelum akhirnya berlanjut ke Amerika Tengah dan Selatan. Di luar jalur gerhana cincin, masyarakat yang berada di area pengamatan tetap akan dapat melihat gerhana sebagian. jumlah maksimum sinar matahari yang akan tertutupi oleh bulan akan bergantung pada lokasi Anda.
- Pada tanggal 14 Oktober, bulan akan memasuki fase baru.
- Pada tanggal 23 Oktober, lihat ke selatan satu atau dua jam setelah matahari terbenam, dan temukan bulan dengan pencahayaan sekitar 70%, tergantung tepat di bawah planet Saturnus. Kedekatannya dengan langit akan membuat keduanya mudah dilihat melalui teleskop, yang merupakan favorit para pengamat langit.
- Pada tanggal 24 Oktober, carilah bulan yang tergantung di timur Saturnus pada malam itu.
- Pada tanggal 28 Oktober, akan terjadi Bulan Purnama. Bulan purnama akan terbit bersamaan dengan Jupiter malam itu. Keduanya adalah dua objek paling terang di langit, dan melihatnya dari dekat akan menghasilkan pemandangan yang mengesankan.
Dengan banyaknya fenomena langit menarik pada bulan Oktober ini, para pengamat langit dan pecinta astronomi pasti akan mendapatkan momen-momen yang tak terlupakan. Meskipun Indonesia tidak dapat menyaksikan gerhana Matahari ‘Cincin Api’ minggu depan, tahun-tahun mendatang akan menyuguhkan kesempatan yang menakjubkan untuk menyaksikan fenomena alam ini di langit Indonesia.