Mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang berinisial NJW, berusia 20 tahun, mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari lantai empat Mall Paragon Semarang pada Selasa (10/10) sekitar pukul 17.30 WIB. Sebelum Mahasiswi Unnes Bunuh Diri , NJW sempat menulis surat yang berisikan permohonan maaf kepada keluarganya.
Unnes menyampaikan duka cita atas berpulangnya NJW, dan pihak universitas telah memberikan bantuan untuk pemulasaraan jenazah dan pengantaran jenazah sampai Cilacap, di mana keluarganya berada. Kepala Humas Unnes, Rahmat, mengatakan bahwa perwakilan Unnes telah bertemu dengan keluarga almarhumah di RS Kariadi, yang diwakili oleh ibu dan pamannya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebelum Mahasiswi Unnes Bunuh Diri
Kejadian bunuh diri NJW pertama kali diketahui oleh seorang satpam mall. Setelahnya, petugas kepolisian menemukan tas yang diduga milik NJW di lantai empat tempat parkir Mall Paragon. Tas itu berisi kartu mahasiswa Unnes, tanda pengenal NJW, dan surat permohonan maaf kepada keluarganya.
Selain itu, NJW juga merupakan mahasiswi di jurusan Biologi Universitas Negeri Semarang (Unnes). Setiap harinya, dia berangkat kerja bersama teman sekerjanya sekitar pukul 09.00 pagi dan baru pulang sekitar pukul 16.00 sore. Walaupun NJW dikenal sebagai seseorang yang baik hati dan ceria, namun orang-orang di sekitarnya mulai melihat adanya perubahan pada dirinya. Terlihat bahwa akhir-akhir ini, ada ketidakbiasaan dalam perilakunya, di mana sering kali terlihat bengong dengan tatapan kosong. Mungkin, ini merupakan tanda bahwa NJW sedang berjuang menghadapi suatu beban pikiran yang berat.
Sebelumnya, NJW juga memiliki perilaku mencurigakan di tempat kerjanya, yang menguatkan pemikiran bahwa dia mungkin sudah lama berjuang dengan masalah pribadi yang berat. Teman sekerja NJW, yang biasa dipanggil “Mama,” mengatakan bahwa dalam beberapa hari terakhir, NJW tampak sangat berbeda dari biasanya. Mama melihat NJW seringkali bengong dengan tatapan mata kosong, seolah-olah merenungkan sesuatu yang sangat dalam. Mama juga mengungkapkan bahwa NJW seringkali merokok di tempat kerjanya dengan tatapan kosong, bahkan hingga tiga kali sehari, yang merupakan kebiasaan baru baginya. Ketika mama meledek kenapa merokok terus, ia hanya senyum dan tidak cerita ada masalah apa. Mama juga mengungkapkanbahwa ada yang mengatakan bahwa tangannya tampak seperti dirobek sendiri.
Mama juga mengungkapkan bahwa dia pernah melihat perilaku mencurigakan sebelum Mahasiswi Unnes Bunuh Diri, yaitu ketika di lantai atas tempat kerja NJW. Pada saat itu, NJW terlihat seperti orang yang bingung sambil memandangi ke arah bawah bangunan. Kejadian ini semakin menguatkan keyakinan Mama terkait insiden bunuh diri NJW di Mall Paragon. “Belakangan ini, dia seperti orang yang sedang mengalami depresi. Kadang-kadang, tiba-tiba terlihat seperti orang yang takut, menghadap tembok. Kemudian dia berjalan mondar-mandir di lantai dua sambil melihat-lihat ke bawah. Saya bertanya-tanya apakah dia sedang berencana untuk bunuh diri apa gimana, ternyata kejadian ini.”
Kasmirah, pemilik bangunan tempat kerja NJW, mengungkapkan bahwa NJW sebelumnya tidak merokok, tetapi belakangan ini mulai merokok dengan frekuensi yang tidak biasa. NJW bekerja sebagai perawat kecantikan selama sekitar enam bulan, dan dalam periode tersebut, perubahan perilakunya mulai terlihat. Kasmirah menjelaskan, “Senin (9/10) dia di sini, biasa makan, ngobrol-ngobrol. “Saya juga bertanya, kenapa kamu terus-terusan merokok, padahal biasanya tidak pernah merokok.”
Keluarga NJW diketahui broken home, dengan orang tuanya yang telah berpisah. “Tempat tinggalnya ngekos di Sekaran Gunungpati, asal rumahnya tidak saya ketahui. Kabarnya, orang tuanya sudah berpisah atau gimana gitu. Tadi, saya hendak takziah. Lalu cucu saya mengatakan bahwa jenazahnya akan dibawa ke Cilacap. Kabarnya, ibunya berasal dari Cilacap.” kata Kasmirah dengan mata berkaca-kaca.
NJW telah dimakamkan di TPU Cikento, Kelurahan Gunung Simping, Kabupaten Cilacap, wilayah yang juga merupakan tempat kediaman neneknya. Sebelum Mahasiswi Unnes Bunuh Diri , Ia meninggalkan surat yang menjadi bukti terakhirnya. Dalam surat tersebut, NJW meminta maaf kepada keluarganya dan merinci beberapa pikiran yang mengganggu jiwanya.
Surat tersebut menjadi salah satu petunjuk dalam penyelidikan oleh pihak berwenang. Praktisi grafologi menganalisis surat tersebut dan menemukan bahwa kondisi psikis NJW terlihat sangat rentan terhadap depresi.
Mahasiswi Unnes Bunuh Diri Tinggalkan Surat, Ini Analisis Praktisi Grafologi
Menurut analisis praktisi grafologi, NJW mengalami fase pesimistis dan rentan terhadap depresi. Hal ini terlihat dari margin kiri tulisan NJW yang semakin menyempit dari awal hingga akhir surat. Terdapat juga kekhawatiran tentang kegagalan yang dirasakan oleh NJW sebelum dia memutuskan untuk bunuh diri. Ada indikasi bahwa NJW mensabotase dirinya sendiri, merasa takut dan penuh kekhawatiran.
Namun, pada dua baris terakhir surat, margin kiri tampak melebar, menunjukkan adanya keberanian untuk melangkah. Namun, keberanian ini tampaknya tidak mengarah pada hal yang baik. Surat tersebut mengandung indikasi bahwa NJW ingin berpamitan dan berharap bisa terbebas dari penderitaan yang dia rasakan.
Tentu saja, tindakan bunuh diri bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala depresi atau memiliki pemikiran untuk bunuh diri, sangat penting untuk mencari bantuan profesional segera. Unnes telah menyatakan ketersediaan Pusat Konseling untuk membantu mahasiswa dalam menghadapi berbagai masalah, termasuk masalah pribadi.
Dari tragedi Mahasiswi Unnes bunuh diri, kita semua perlu saling mendukung dan memberikan perhatian ekstra kepada mereka yang mungkin mengalami kesulitan. Depresi adalah masalah serius yang dapat mempengaruhi banyak orang, dan bersama-sama kita harus berjuang untuk menghilangkan stigma bahwa berkonsultasi dengan psikiater adalah hal yang tabu.