Donald Trump ialah seorang pebisnis dan politisi Amerika Serikat yang dikenali sebagai figur polemis. Dia jadi populer di dunia usaha sebagai pengembang properti dan selebriti TV saat sebelum masuk ke dunia politik. Dia dipilih sebagai presiden Amerika Serikat di tahun 2016, jadi presiden ke-45 Amerika Serikat. Selama saat kedudukannya, dia dikenali banyak kebijakan yang polemis, seperti peraturan imigrasi yang ketat dan penarikan Amerika Serikat dari kesepakatan Paris.
Dalam politik, Dia tetap mempunyai dampak yang krusial dan mempunyai potensi untuk ajukan diri sebagai capres Amerika Serikat di tahun 2024. Sesudah kalah dalam pilpres 2020, Trump tidak tutup kemungkinan untuk mencalonkan lagi diri dan coba memenangi pilpres di 2024. Ia mempunyai kelompok simpatisan yang kuat di kelompok Republik dan bisa manfaatkan reputasinya antara pemilih konvensional untuk membuat kampanye yang kuat. Selain itu, masih banyak faktor yang bisa memengaruhi ketetapannya, termasuk support partai, keadaan politik waktu itu, dan desas-desus yang berkembang. Kedatangan Trump sebagai capres di tahun 2024 bisa menjadi perhatian besar dan akan memengaruhi dinamika politik Amerika Serikat di masa depan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Isi Tweet Dari Calon Presiden Donald Trump
Belakangan ini, Trump kembali hadir menggunakan Twitter dan mengumandangkan suara yang cukup jelas. Ia tidak akan mengundurkan diri menjadi calon presiden di tahun depan. Di tengah isu yang beredar bahwa dia akan ditangkap dan dipenjara, ia juga mengajak kepada simpatisan serta pendukungnya untuk tetap tenang. Kebenaran akan terungkap, dan fakta bahwa Trump tidak bersalah atas tuduhan tersebut secepatnya akan terungkap juga kepada media.
Selanjutnya Presiden Donald Trump juga memberikan link website resmi yang akan digunakan sebagai kampanye menjelang pilihan presiden. Tautan resmi tersebut berisi petisi dan juga kata – kata untuk membakar semangat para pendukungnya. Di dalam link tersebut juga diberikan tanda link donasi, yang artinya rakyat AS bisa mengirimkan partisipasi sejumlah uang untuk mendukung kampanye.
Potensi Kenaikan Ekonomi Di Masa Jabatan Berikutnya
Potensi kenaikan ekonomi di masa jabatan berikutnya, jika Presiden Donald Trump terpilih kembali pada tahun 2024, akan sangat tergantung pada berbagai faktor. Namun, perlu diingat bahwa penilaian ekonomi selalu memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi, terutama dalam politik dan kebijakan ekonomi.
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi potensi kenaikan ekonomi di masa jabatan berikutnya adalah:
- Kebijakan Ekonomi, Kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintahan Trump akan memiliki dampak besar. Jika dia melanjutkan kebijakan fiskal yang menguntungkan bisnis dan pasar keuangan, ini bisa mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, jika ada perubahan kebijakan yang signifikan, efeknya bisa berbeda.
- Stabilitas Politik, Stabilitas politik dan kebijakan yang konsisten dapat memberikan kepercayaan kepada pelaku ekonomi dan investor. Konflik politik atau ketidakpastian dapat merusak sentimen pasar.
- Kondisi Global, Ekonomi Amerika Serikat juga dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global. Konflik perdagangan, perubahan dalam hubungan internasional, atau krisis global dapat memiliki dampak signifikan.
Performa Donald Trump Sepanjang Masa Jabatannya
Selama masa jabatannya sebagai presiden Amerika Serikat dari tahun 2017 hingga 2021, Ia menghadapi berbagai tantangan dan kontroversi yang mempengaruhi performanya. Salah satu kebijakan utamanya adalah reformasi pajak yang diberlakukan pada tahun 2017, yang mengurangi tarif pajak korporasi dan individu serta memberikan insentif bagi perusahaan untuk menginvestasikan kembali keuntungan mereka di Amerika Serikat. Meskipun kebijakan ini mendapat dukungan dari sebagian kalangan bisnis dan Republikan, kebijakan ini juga dikritik karena berpotensi meningkatkan defisit fiskal negara.
Kebijakan imigrasi yang diterapkan oleh Trump menjadi salah satu poin yang paling kontroversial selama masa jabatannya. Ia mengusulkan pembangunan tembok di perbatasan AS-Meksiko untuk mengurangi masuknya imigran ilegal. Selain itu, ia juga mengeluarkan kebijakan yang kontroversial seperti larangan perjalanan bagi warga negara dari beberapa negara mayoritas Muslim. Kebijakan ini menuai protes dan kritik dari berbagai pihak, termasuk kelompok hak asasi manusia dan partai oposisi.
Selama masa jabatannya, Trump juga terlibat dalam berbagai perselisihan dan konflik baik di dalam negeri maupun internasional. Misalnya, ia memulai perang dagang dengan China dengan memberlakukan tarif impor yang tinggi terhadap produk China. Hal ini memicu ketegangan ekonomi antara kedua negara dan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi global. Selain itu, Trump juga memutuskan untuk menarik Amerika Serikat dari perjanjian iklim Paris yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Keputusan ini menuai kritik dari banyak negara dan organisasi internasional yang berkomitmen untuk melawan perubahan iklim.
Secara keseluruhan, performa Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat selama masa jabatannya mencerminkan polarisasi dan kontroversi yang terjadi dalam politik Amerika Serikat. Meskipun ada kebijakan yang mendapat dukungan dan dianggap berhasil oleh sebagian orang, ada juga kebijakan yang kontroversial dan menuai kritik tajam. Evaluasi terhadap performa Trump sebagai presiden bergantung pada sudut pandang dan kepentingan masing-masing individu atau kelompok.