Saat ini, negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, sedang berupaya keras untuk mengurangi emisi karbon dan menjaga suhu bumi agar tidak naik melebihi 1,5 derajat Celsius. Jika melewati batas ini, akan berakibat pada kerusakan alam yang lebih cepat. PBB telah memulai gerakan net zero emission yang berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon meningkat. Sejak Revolusi Industri pertama, manusia telah melepas lebih dari 2.000 gigaton emisi karbon dioksida ke atmosfer dan membentuk selubung rumah kaca yang mempertahankan panas di bumi. Efek rumah kaca adalah penyebab utama dari pemanasan global.
Pengertian, Penyebab, Dampak, Dan Cara Mengatasi Emisi Karbon Meningkat
Emisi adalah pelepasan dari zat sisa hasil pembakaran yang berupa gas. Sementara itu, karbon adalah zat arang yang memiliki unsur kimia pada suatu objek. Emisi dari karbon adalah proses pelepasan gas dari hasil pembakaran senyawa yang mengandung CO2, solar, LPG, dan bahan bakar lainnya ke lapisan atmosfer. Dalam konteks ini, emisi merujuk pada pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon, seperti CO2, kayu, hingga bahan bakar hidrokarbon.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Penyebab Emisi Karbon Meningkat
Emisi timbul akibat penggunaan berlebihan bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari manusia. Contoh-contohnya termasuk pengoperasian pembangkit tenaga listrik, penggunaan alat transportasi, perangkat elektronik, dan proses pembakaran makanan untuk konsumsi.
Tak kalah penting untuk diperhatikan adalah bahwa sektor pertanian, kehutanan, dan penggunaan lahan lainnya merupakan penyumbang utama emisi karbon meningkat di Indonesia. Kegiatan pembakaran lahan dan pembajakan lahan tidak hanya meninggalkan jejak karbon, melainkan juga berpotensi merusak kualitas tanah.
Dampak Emisi Karbon Meningkat
Emisi karbon memiliki dampak bagi berbagai faktor, diantaranya dampak terhadap lingkungan, kesehatan dan kegiatan Ekonomi.
- Terhadap Lingkungan
Secara garis besar, emisi mengakibatkan kenaikan suhu bumi yang berujung pada perubahan iklim, seperti pencairan es di kutub dan kenaikan volume air laut. Emisi gas rumah kaca menjadi penyebab dari pemanasan global dan pemicu dari perubahan iklim. Dampaknya termasuk timbulnya cuaca ekstrem, peningkatan suhu global, pencairan es di kutub, naiknya permukaan laut, serta peningkatan risiko kebakaran hutan dan curah hujan yang berlebihan.
- Dampak Emisi Terhadap Kesehatan
Peningkatan suhu dan perubahan iklim dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan virus penyakit baru. Hal ini memaksa tubuh untuk beradaptasi dengan virus baru tersebut, yang berpotensi menjadi penyakit menular. Perubahan iklim juga memicu munculnya penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit. Mikroorganisme ini berkembang subur akibat peningkatan suhu bumi. Di samping itu, polusi udara dan cuaca ekstrem, seperti kemarau panjang, hujan deras, atau gelombang panas, juga dapat berdampak negatif pada kesehatan manusia.
- Dampak Emisi Karbon Terhadap Ekonomi
Emisi karbon meningkat berdampak pada kegiatan ekonomi manusia. Cuaca yang tidak stabil akan mempengaruhi kondisi infrastruktur, pertanian, dan sektor kelautan. Peningkatan suhu bumi menyebabkan terjadinya bencana alam, yang dapat mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Anomali cuaca juga berdampak pada sektor ekonomi masyarakat, seperti pertanian, pariwisata, dan kelautan. Cuaca ekstrem juga berkontribusi pada kerusakan infrastruktur, termasuk jalan, jembatan, dan tiang listrik. Pemanasan global, sebagai akar dari berbagai bencana, juga berdampak tak langsung terhadap ekonomi.
Mengurangi Emisi Karbon: Upaya Bersama Menuju Lingkungan Lebih Baik
Tentu saja, mengurangi jejak karbon bukanlah tugas yang bisa dilakukan seorang diri. Setiap individu diharapkan untuk bekerja sama dalam upaya mengurangi emisi. Berikut adalah beberapa tindakan sederhana yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari:
- Hemat Penggunaan Listrik:
- Kurangi penggunaan AC.
- Matikan stop kontak jika tidak digunakan.
- Gunakan lampu LED.
- Menerapkan gaya hidup ramah terhadap lingkungan:
- Bawa kantong belanja dan botol minum sendiri.
- Pisahkan sampah organik dan anorganik untuk daur ulang.
- Jaga kualitas air bersih dengan tidak membuang sampah ke sungai.
- Tanam pohon untuk membantu menyerap emisi dan mengurangi efek gas rumah kaca.
- Gunakan Transportasi Umum:
- Prioritaskan penggunaan transportasi umum.
- Berkendara menggunakan transportasi umum.
- Bersepeda atau jalan kaki dan sebisa mungkin menghindari penggunaan kendaraan pribadi.
- Efisiensi Energi di Rumah
- Memilih penyedia listrik yang menggunakan energi bersih atau memasang panel surya.
- Memilih perlengkapan rumah yang lebih ramah lingkungan, seperti lampu LED.
- Transisi ke Energi Bersih
- Mengurangi konsumsi energi dari bahan bakar fosil
- Beralih ke sumber energi bersih seperti listrik dari panel surya
- Optimalkan Pemanfaatan Transportasi
- Menggunakan transportasi umum, bersepeda, atau berjalan kaki
- Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
- Menanam Pohon
- Menanam pohon untuk membantu menyerap kembali emisi karbon dan gas rumah kaca
Selain itu, kini juga hadir mobil listrik yang mampu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, berkontribusi pada penurunan emisi karbon. Harga mobil listrik kini sudah bervariasi, mulai dari yang terjangkau hingga yang mewah. Pilihannya sangat luas dan setiap jenis memiliki keunggulan masing-masing.
Dengan kesadaran dan langkah konkret untuk mengurangi emisi karbon meningkat, kita dapat berperan aktif dalam menjaga keseimbangan alam dan mencegah dampak buruk perubahan iklim bagi bumi kita. Semua orang memiliki peran penting dalam usaha ini, dan bersama-sama, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.