Fenomena Remaja Jompo Kalangan Gen Z, Apa Penyebabnya?

- Penulis Berita

Selasa, 7 November 2023 - 23:40

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Fenomena “remaja jompo” atau remaja renta adalah istilah yang kini marak digunakan untuk menggambarkan anak-anak muda dari Generasi Z yang merasa tubuhnya mudah sekali pegal dan lelah, mirip dengan gejala yang dialami oleh orang lanjut usia. Sebelum itu, menurut WHO, usia remaja berkisar pada umur 12 – 24 tahun

Sedangkan remaja jompo, sebagai istilah yang muncul dari Generasi Z yang mengutarakan masalah kesehatannya dengan disertai tagar #RemajaJompo pada media sosial Twitter. Di media sosial, dapat ditemukan akun-akun yang mengunggah foto minyak angin dengan cuitan “starter pack remaja yang jompo”, menandakan bahwa banyak dari mereka merasa membutuhkan bantuan untuk meredakan rasa pegal dan lelah yang mereka alami. Selain itu mereka juga lumayan sering menggunakan minyak angin, minyak kayu putih, koyo, balsam serta menyediakan pesediaannya kala pegal dan cepat lelah menyerang.

Mager Menjadi Budaya Remaja Jompo

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Situasi pandemi Covid-19 telah memberikan dampak signifikan terhadap gaya hidup Generasi Z. Mereka terpaksa mengadaptasi sistem work from home, yang berarti kuliah, bekerja, bahkan sekolah dilakukan secara daring. Hal ini memunculkan kecenderungan untuk menjadi “mager” (malas gerak) di kalangan generasi Z, seperti contohnya berkuliah sambil tiduran. Pertanyaannya, apakah kamu termasuk salah satu dari mereka?

Dampak dari kecenderungan “mager” ini tidak hanya bersifat psikologis, tetapi juga berdampak pada kesehatan fisik. Gejala-gejala seperti pusing, sakit punggung, naiknya asam lambung, tremor, dan masalah kesehatan lainnya mulai muncul. Oleh karena itu, tak heran jika kaum remaja renta menciptakan “starter pack” untuk menemani aktivitas mereka selama work from home. Starter pack remaja renta terdiri dari berbagai barang wajib seperti minyak angin, balsem, koyo, dan obat nyeri sendi, yang digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang mereka alami.

Namun, daripada hanya bergantung pada “starter pack” untuk menangani masalah kesehatan, akan lebih bijak apabila generasi Z mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat dan aktif. Menurut survei dari Snapcart Global, fenomena “jompo” yang dialami oleh Generasi Z sebagian besar disebabkan oleh kebiasaan tidak sehat, seperti pola makan yang tidak teratur, begadang, duduk dalam posisi tertentu hingga 12 jam per hari, dan konsumsi makanan cepat saji.

Mengingat fisik mereka masih kuat, ingatan masih segar, dan usia yang masih belia, Generasi Z seharusnya memprioritaskan gaya hidup sehat. Salah satu langkah awal untuk memperbaiki gaya hidup adalah dengan rajin berolahraga. Jika merasa malas, mereka bisa memulainya dengan melakukan aktivitas kecil seperti jalan santai, senam, atau bersepeda. Yang terpenting, konsistensi dalam melakukannya selama minimal 30 menit akan memberikan dampak yang positif. Selain itu, konsumsi makanan sehat, menghindari rokok, menjaga pola tidur yang teratur, dan memberi waktu istirahat yang cukup juga menjadi tips lain yang dapat mereka terapkan. Dengan mengadopsi gaya hidup sehat ini, Generasi Z dapat menghindari fenomena remaja renta dan memasuki masa dewasa dengan tubuh yang bugar dan bertenaga. Semoga artikel ini memberikan wawasan dan motivasi bagi mereka untuk memilih gaya hidup yang lebih sehat.

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan fenomena remaja renta pada kalangan Gen Z. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Kurang berolahraga merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan remaja jompo. Masa pandemi Covid-19 sempat membuat masyarakat harus menjalankan seluruh kegiatannya dari rumah. Akibatnya, para remaja menjadi kurang berolahraga, terutama dalam melakukan olahraga otot inti. Hal ini menyebabkan otot inti mungkin tidak menopang tulang belakang dengan cukup baik, sehingga menimbulkan rasa sakit.
  2. Anemia atau sering disebut dengan kurang darah menjadi salah satu penyebab remaja sering merasa lelah, mudah lemas dan tidak bisa berkonsentrasi.
  3. Tekanan darah rendah juga dapat menjadi faktor penyebab fenomena remaja renta Hipotensi ortostatik, yang merupakan penurunan tekanan darah mendadak saat seseorang berdiri dari posisi duduk atau berbaring, dapat mengakibatkan munculnya gejala seperti rasa lemas dan pusing. Darahnya akan mengalir ke kaki karena gaya gravitasi, kemudian mengakibatkan sirkulasi darah ke jantung berkurang dan tekanan darah pun jadi turun.
  4. Stres merupakan salah satu faktor utama yang dapat menyebabkan remaja mudah merasa lelah serta mengalami rasa sakit. Data dari The Deloitte Global 2021 Millennial and Gen Z Survey menunjukkan bahwa pandemi memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan mental remaja. Sebanyak 41% dari generasi milenial dan 46% dari Gen Z mengungkapkan bahwa mereka mengalami tingkat stres yang tinggi sepanjang atau sebagian besar waktu, menggarisbawahi betapa pentingnya mengatasi masalah stres ini dalam upaya menjaga kesejahteraan mereka.

Berikut beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengatasi maupun mencegah fenomena remaja jompo menurut laman tersebut:

  1. Olahraga secara rutin
  2. Menjaga sikap positif.
  3. Menerima bahwa ada peristiwa yang tidak dapat dikendalikan.
  4. Belajar untuk mengatur waktu lebih efektif.
  5. Luangkan waktu untuk melakukan hobi dan kegiatan yang diminati.
  6. Jangan mengandalkan alkohol, obat-obatan, atau perilaku kompulsif untuk mengurangi stres.
  7. Luangkan waktu yang cukup dengan orang-orang yang tercinta.
  8. Mencari perawatan dengan psikolog atau profesional kesehatan mental lainnya yang terlatih dalam manajemen stres.

Memang tak dapat disangkal bahwa Generasi Z adalah generasi yang paling banyak mengalami krisis remaja renta. Namun, yang perlu diingat adalah bahwa mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat dapat menjadi langkah efektif untuk menghindarkan diri dari krisis tersebut. Oleh karena itu, masa muda seharusnya digunakan dengan bijak, dan salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan tidak menjadikan diri sebagai remaja jompo. Dengan mengambil tindakan preventif dan memprioritaskan kesehatan fisik dan mental, Generasi Z dapat mengatasi fenomena remaja renta dan memasuki fase dewasa dengan kualitas hidup yang lebih baik. Semoga artikel ini dapat memberikan wawasan dan motivasi untuk mengadopsi gaya hidup yang lebih sehat.

Berita Terkait

Waspadai Kanker Serviks Kenali Gejala dan Pencegahannya
Wabah Pneumonia Di China Gemparkan Warganet, Ini Faktanya
Jokowi Ungkap Tingkat Stress Guru Cukup Tinggi, Berikut Datanya
Tips Mengurangi Bau Badan Yang Ampuh
Ketahui Penyebab Kanker Sebelum Terjadi, Ternyata Ini
Cara Membersihkan Karang Gigi, Mudah Dan Aman
Tips Mengatur Gula Darah, Jauhi Diabetes
Ketahui Berbagai Macam Penyebab Sakit Perut

Berita Terkait

Sabtu, 2 Desember 2023 - 18:37

Banjir Jakarta Timur Capai Ketinggian Hampir 2 Meter?

Sabtu, 2 Desember 2023 - 18:34

Kiki Fatmala Meninggal Dunia Berjuang Lawan Komplikasi Kanker

Sabtu, 2 Desember 2023 - 18:23

Pengungsi Rohingya Tidak Puas Dengan Makanan Yang Diberikan, Ini Kronologinya

Sabtu, 2 Desember 2023 - 18:21

Elon Musk Dukung Israel, Berikan Sumbangan Dan Siap Memfasilitasi

Sabtu, 2 Desember 2023 - 18:17

Agresi Gaza Belum Selesai, Perdana Menteri Israel Angkat Bicara

Jumat, 1 Desember 2023 - 16:43

Pria Tewas Tanpa Identitas di Malang Tergeletak Bersimbah Darah

Jumat, 1 Desember 2023 - 15:49

Gencatan Senjata Israel Hamas Diperpanjang, Namun Serang Tepi Barat?

Kamis, 30 November 2023 - 21:16

Curah Hujan Tinggi, Sejumlah Wilayah Indonesia Dilanda Banjir

Berita Terbaru