Baru-baru ini, media sosial diramaikan oleh banyaknya unggahan foto berisi cuplikan tangkapan layar bakal calon presiden (bacapres) PDI Perjuangan, Ganjar masuk di tayangan adzan. Ganjar yang tiba – tiba muncul di tayangan adzan di salah satu stasiun TV swasta nasional membuat semua bertanya – tanya apakah ada unsur politik identitas? Oleh karena itu peristiwa ini telah menjadi sorotan publik dan memicu berbagai tanggapan dan juga pertanyaan mengenai motivasi di balik kemunculan Ganjar Pranowo dalam tayangan adzan ini. Kali ini akan membahas berbagai aspek terkait insiden ini, termasuk reaksi publik, tanggapan politisi, serta Langkah – langkah yang diambil oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).
Ganjar Masuk Di Tayangan Adzan, Menjadi Muadzin?
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tayangan adzan magrib di stasiun televisi RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) menjadi sorotan ketika Ganjar masuk di tayangan adzan tersebut. Dalam video tersebut, Ganjar terlihat mengenakan pakaian baju koko putih, peci hitam, dan sarung batik. Ia mempersilakan Jemaah untuk masuk masjid, serta melakukan wudhu sebelum shalat. Tayangan ini tentunya memiliki nuansa religius yang kuat, namun banyak pihak merasa bahwa kemunculan seorang calon presiden dalam tayangan adzan adalah sebuah hal yang kontroversial.
- Reaksi Publik
Munculnya Ganjar Pranowo dalam tayangan adzan telah memicu beragam reaksi dari publik. Ada yang menganggapnya sebagai bentuk politik identitas yang tidak pantas dalam tayangan keagamaan seperti adzan. Sementara itu, ada juga yang merasa bahwa ini adalah cara yang tidak etis untuk mendapatkan perhatian di tengah masa sosialisasi politik. Siti Zuhro, seorang peneliti ahli BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), menganggap tindakan ini sebagai langkah yang berlebihan dan tidak mendidik.
Namun, ada juga tanggapan positif terhadap Ganjar masuk di tayangan adzan. Beberapa pihak merasa bahwa ini adalah cara yang baik untuk mengajak masyarakat untuk beribadah dan merapatkan barisan dalam menjalani ibadah. Jazilul Fawaid dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bahkan menyatakan bahwa mereka senang jika Ganjar Pranowo menjadi imam salat dalam tayangan tersebut.
- Reaksi sesama Politisi
Politisi dari berbagai partai juga memberikan tanggapannya terkait insiden ini. PKB menganggap kemunculan Ganjar dalam tayangan adzan sebagai upaya pencitraan. Mereka berpendapat bahwa tayangan adzan seharusnya tidak dimanfaatkan untuk kepentingan politik.
Sementara itu, Sekjen Partai Persatuan Indonesia (Perindo), Ahmad Rofiq, berpendapat bahwa tidak ada yang salah dengan Ganjar masuk tayangan adzan. Menurutnya, mengajak masyarakat untuk berbuat kebaikan adalah hal yang baik dan dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk seorang calon presiden.
Langkah Komisi Penyiaran Indonesia dalam Mengatasi Kontroversi
Pihak Komisi Penyiaran Indonesia segera menindaklanjuti kontroversi yang timbul ini dengan mengambil beberapa langkah tertentu. Mereka telah mengirimkan surat kepada stasiun televisi swasta, RCTI, yang menyiarkan tayangan adzan tersebut. KPI meminta klarifikasi dari stasiun televisi tersebut mengenai tayangan adzan yang melibatkan Ganjar Pranowo.
KPI juga sedang menunggu respons dari pihak stasiun TV tersebut terkait kesediaan waktu untuk klarifikasi. Selain itu, mereka juga tengah melakukan kajian terhadap tayangan tersebut, khususnya dalam hal potensi pelanggaran atau ketidakpatuhan terhadap peraturan penyiaran.
- Tanggapan Bawaslu
Selain KPI, Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Republik Indonesia juga mengkaji tayangan Ganjar masuk di tayangan adzan. Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja, menyatakan bahwa pihaknya juga sedang mengkaji adanya atau tidak adanya unsur politik dalam tayangan tersebut. Meskipun belum ada kesimpulan akhir, Bawaslu berjanji akan mengungkap temuannya kepada publik dalam waktu dekat.
Rahmat Bagja juga mengingatkan semua peserta pemilu dan lembaga penyiaran televisi untuk berhati-hati dalam menjalani aktivitas politik dan penyiaran, terutama dalam konteks kampanye politik.
- Tanggapan PDIP
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), partai yang mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden, telah memberikan tanggapannya terkait insiden ini. Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, berpendapat bahwa kemunculan Ganjar Pranowo dalam tayangan adzan bukanlah politik identitas. Menurutnya, Ganjar Pranowo adalah sosok yang religius dan tidak pernah memanfaatkan keagamaan sebagai alat pencitraan.
Hasto Kristiyanto menilai bahwa Ganjar Pranowo adalah sosok yang santun, rajin beribadah, dan merakyat, dan karakter ini adalah asli dari dirinya, bukan tindakan pencitraan. PDIP juga menegaskan bahwa tayangan ini tidak ada kaitannya dengan kampanye politik.
Ganjar masuk di tayangan adzan di salah satu stasiun televisi swasta telah menimbulkan kontroversi dan berbagai tanggapan dari berbagai pihak. Sementara beberapa menganggapnya sebagai politik identitas yang tidak pantas dalam tayangan keagamaan, yang lainnya melihatnya sebagai upaya positif untuk mengajak masyarakat untuk beribadah. KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dan Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) sedang melakukan kajian terhadap tayangan ini, dan hasilnya akan menjadi panduan untuk menentukan langkah selanjutnya. PDIP, partai yang mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai presiden, menegaskan bahwa ini bukan politik identitas dan bahwa Ganjar adalah sosok yang religius