Sebuah gempa bumi berkekuatan 6,7 magnitudo mengguncang wilayah selatan Filipina pada Jumat (17/11/2023). Dampak dari Gempa Filipina menimbulkan kerusakan cukup parah. Menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), pihak berwenang menyatakan bahwa episenter gempa bumi dengan magnitudo 6,7 terletak di Provinsi Sarangani, yang berada di Pulau Mindanao, Filipina.
Informasi ini diperoleh setelah melakukan analisis terperinci terkait lokasi kejadian yang terjadi pada Jumat (17/11/2023). Provinsi Sarangani menjadi pusat guncangan tersebut, menandakan tingginya aktivitas seismik di wilayah tersebut, yang secara geografis terletak di sepanjang “Cincin Api” Pasifik, suatu zona rawan gempa bumi dan aktivitas vulkanik yang membentang dari Jepang hingga Asia Tenggara, melibatkan cekungan Pasifik secara menyeluruh.
Gempa Filipina: Meskipun 78 Kilometer Di Bawah Permukaan Laut Tidak Berpotensi Sebabkan Sunami
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dilaporkan bahwa gempa Filipina tersebut terjadi pada kedalaman 78 kilometer di bawah permukaan laut pada pukul 08.14 GMT. Meskipun guncangan kuat terjadi, tidak ada ancaman tsunami yang dikeluarkan setelah peristiwa tersebut, demikian dikatakan oleh USGS dalam pernyataannya, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita AFP pada Jumat (17/11/2023).
Warga setempat memberikan kesaksian tentang kekuatan gempa yang luar biasa. Keeshia Leyran, seorang warga Kota Davao yang berjarak sekitar 200 kilometer dari pusat gempa, menyatakan, “Saya pikir ini adalah gempa terkuat yang pernah saya alami.” Ia melanjutkan dengan menceritakan suasana panik di sekitarnya, di mana ratusan orang berlarian keluar rumah saat gempa terjadi, terutama karena sedang berlangsungnya sebuah konferensi.
Filipina sendiri terletak di sepanjang “Cincin Api” Pasifik, suatu wilayah yang dikenal dengan aktivitas seismik dan vulkanik yang tinggi. Cincin Api, yang merupakan suatu zona geografis dengan tingkat aktivitas seismik dan vulkanik yang tinggi, membentang secara luas dan menghubungkan beberapa negara dari Jepang hingga Asia Tenggara, selanjutnya melintasi cekungan Pasifik. Oleh karena itu, gempa bumi merupakan peristiwa yang sering terjadi di negara ini.
Korban Tewas Capai 7 Orang
Pada hari Sabtu (18/11), dilaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat gempa ini meningkat menjadi tujuh orang, menciptakan situasi yang mendalamkan duka di wilayah terdampak. Meskipun demikian, upaya penyelamatan terus berlanjut dengan tim penyelamat yang gigih melakukan pencarian intensif terhadap dua orang yang dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan tanah longsor yang dipicu oleh gempa tersebut. Tantangan besar dihadapi oleh para penyelamat, terutama karena akses ke beberapa lokasi terhambat oleh kondisi jalan yang buruk dan kerusakan struktural, membuat operasi pencarian dan penyelamatan menjadi lebih kompleks.
Gempa Filipina dengan magnitudo 6,7, yang terjadi pada sore hari di wilayah Mindanao, mengakibatkan sejumlah kerusakan yang signifikan. Kejadian tersebut menyebabkan sebagian plafon sebuah pusat perbelanjaan runtuh, menimbulkan risiko keselamatan bagi orang-orang yang berada di dalamnya.
Selain itu, dampak gempa Filipina ini semakin meruncing dengan terjadinya pemadaman listrik di beberapa daerah, menambah kompleksitas situasi dengan membuat kondisi yang lebih sulit. Akibatnya, masyarakat segera mengalami ketidaknyamanan yang lebih lanjut, yang memicu respons cepat dalam bentuk berbagai orang berlarian ke jalan-jalan untuk mencari tempat yang lebih aman dan menghindari potensi bahaya tambahan.
Kapten polisi dari General Santos City, Ari Noel Cardos, menginformasikan bahwa sebuah insiden tragis terjadi di tengah gempa bumi tersebut, dimana seorang wanita dikabarkan tewas setelah tertimpa puing-puing yang meremukkan mal di daerah tersebut. Selain kejadian tersebut, kabar duka datang dari seorang sepasang suami istri yang menjadi korban jiwa setelah terjepit di bawah tembok beton yang runtuh di kota yang sama.
Kejadian memilukan juga melibatkan kota Glan, yang terletak di provinsi Sarangani, dimana seorang individu lainnya dilaporkan tewas akibat tertimpa struktur baja yang runtuh. Hal ini menambah daftar korban jiwa yang meninggalkan duka mendalam di wilayah yang terpukul hebat oleh gempa bumi.
Upaya penyelamatan yang dilakukan oleh tim pemadam kebakaran dan penyelamat masih terus berlangsung di berbagai lokasi terdampak. Di tengah upaya ini, fokus utama kini tertuju pada pencarian dua anggota keluarga yang dikhawatirkan terkubur di bawah reruntuhan tanah longsor, yang terjadi di sebuah desa pegunungan terpencil, berjarak sekitar empat jam perjalanan dari Glan.
Tugas para penyelamat menjadi semakin rumit karena kondisi jalan yang buruk dan kerusakan struktural, yang memerlukan keterampilan dan peralatan khusus untuk mencapai lokasi yang terpencil dan memberikan bantuan yang diperlukan kepada warga yang terdampak.
Kerusakan Infrastruktur Parah
Dampak gempa bumi tidak hanya berhenti pada kerugian manusia, melainkan juga merambah ke infrastruktur di sekitar wilayah terdampak. Guncangan yang terjadi menyebabkan kerusakan pada sekitar 60 rumah di empat provinsi, menciptakan tantangan besar bagi masyarakat yang harus menghadapi kondisi tempat tinggal yang tidak aman.
Tidak hanya itu, 32 jalan dan jembatan di wilayah tersebut juga mengalami kerusakan, menghambat mobilitas dan menghadirkan kendala tambahan dalam upaya penanggulangan dan pemulihan pasca gempa.
Gempa Filipina menjadi pengingat akan rentanannya negara ini terhadap aktivitas seismik di wilayah Cincin Api Pasifik. Dengan kondisi geografis yang rentan, upaya pencegahan dan penanganan bencana menjadi kunci untuk mengurangi dampak serius yang mungkin timbul akibat gempa bumi di masa mendatang.