Kebakaran hebat kembali terjadi di area sekitar Gunung Sumbing, Jawa Tengah. Titik api dari kejadian ini diduga berada di lereng barat atau wilayah masuk Wonosobo. Ketua Forum Pengelola Gunung Sumbing, Lilik Setiyawan mengatakan bahwa api yang menjadi penyebab gunung sumbing kebakaran terletak di wilayah Sapuran, Wonosobo.
“Api diduga berasal dari wilayah Sapuran, Wonosobo. Sekitar pukul 15.30 WIB, setelah kabut terbuka, baru terlihat titik asap letak kebakaran” ujarnya
Hingga hari Sabtu, (2/9), proses pemadaman kebakaran di area lereng Gunung Sumbing juga terus masih dilakukan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo, Bambang Triyono, menyebutkan bahwa total lahan yang terbakar seluas 240,2 ha. Untungnya, sekitar 90% dari total luas lahan sudah berhasil dipadamkan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Jangkauan api dari penyebab Gunung Sumbing juga diduga mencapai 3 kecamatan di sekitarnya. Ketiga kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Kalikajar, Kecamatan Sapuran, dan kecamatan Kepil. Beruntungnya, saat itu kebakaran sudah terjadi ketika waktu sore, sehingga sejumlah warga yang biasa bercocok tanam atau bekerja di sekitar area tersebut telah pulang ke rumah masing-masing.
Penyebab Gunung Sumbing Kebakaran
Titik utama api yang menyebabkan Gunung Sumbing kebakaran berada di wilayah Desa Banyumudal, Kecamatan Sapuran. Hal ini berasal dari sumber api dari lahan milik masyarakat sekitar yang kemudian meluas ke dalam hutan. Penyebab meluasnya api hingga ke wilayah hutan ini diduga karena terbawa angin kencang, serta lokasi hutan yang didominasi kayu kering dan dedaunan. Dengan demikian, api lebih cepat menyebar dan membuatnya sulit untuk dipadamkan.
Akibat dari kebakaran yang terjadi ini, jumlah kerugian yang terjadi diestimasikan cukup besar jumlahnya. Namun hingga saat ini belum diberikan nominal pasti mengenai jumlah kerugian yang dialami dari insiden tersebut. Hal ini disebabkan karena kondisi sementara dari pantauan yang masih terkendala kabut tebal serta keterbatasan sarana prasaran dan personal dalam proses pemadaman.
Jalur Pendakian Ditutup, 44 Pendaki Dievakuasi
Tidak hanya kerugian secara materiil, saat ini jalur pendakian Gunung Sumbing juga ditutup untuk sementara waktu. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya korban akibat gunung sumbing kebakaran yang terjadi. Terlebih lagi, titik dan are kebakaran berada berdekatan dengan pintu masuk menuju jalur pendakian.
Sampai saat ini, ada sekitar 44 orang pendaki yang dievakuasi dari wilayah pendakian Gunung Sumbing. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonosobo, Bambang Trie, mendetailkan bahwa para pendaki yang dievakuasi berada di jalur Reco sebanyak 37 orang dan 7 orang dari basecamp Lamuk pendakian Gunung Sumbing.
Setelah evakuasi bagi 44 pendaki yang sudah berada di jalur pendakian, koordinasi lebih lanjut juga terus dilakukan oleh pihak pengelola. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya pendaki yang tertinggal atau terjebak dalam kobaran api.
“Kepada basecamp pendakian, supaya juga turut serta mengondisikan para pendaki untuk tidak melanjutkan perjalanan dan segera turun apabila sudah terlanjut memulai perjalanan.” Ujarnya
Sementara itu, untuk jalur pendakian Gunung Sumbing via Banyumadal saat ini nihil dari pendaki. Selain itu, lokasi kebakaran yang cukup jauh dari wilayah pemukiman juga membuat tidak adanya korban atau warga sekitar yang memerlukan evakuasi dari area tersebut.
Pasca Kebakaran, Aktivitas Warga Tetap Normal
Akibat dari terjadinya Gunung Sumbing kebakaran tersebut, seluruh area dan jalur pendakian ditutup. Hal ini sesuai dengan surat edaran yang diterbitkan Perhutani sebagai bentuk himbauan kepada seluruh Masyarakat dengan rincian
- Menutup sementara semua jalur pendakian Gunung Sumbing terhitung sejak tanggal 1 September 2023 sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan.
- Mohon bantuan dari semua basecamp, baik basecamp wilayah Gunung Sumbing maupun basecamp di gung-gunung lainnya yang berada di wilayah tersebut untuk ikut berperan dalam membantu pemadaman api
- Mempersiapkan semua personil masing-masing BKPH untuk turut serta memadamkan kebakaran di Gunung Sumbing
Selain itu, aktivitas warga sekitar juga mengalami pembatasan. Hal ini dilakukan untuk mencegah kebakaran atau titik api yang melebar di kemudian hari. Dengan demikian, hal tersebut akan mencegah munculnya korban jiwa apabila sewaktu-waktu ada titik api yang kembali muncul di wilayah-wilayah terdampak.
Dari kejadian tersebut, aktivitas perekonomian warga mengalami kemunduran untuk sementara waktu. Namun, hal itu mendapatkan respon baik dari warga karena dianggap dapat mengurangi risiko besar lainnya pasca gunung sumbing kebakaran.
“Walaupun harus berhenti bekerja, setidaknya hal ini tidak akan menyebabkan bahaya baru bagi warga sekitar yang nekat untuk tetap datang dan bekerja di ladang” ujar salah satu warga.
Terlebih lagi, jarak lokasi kebakaran dengan pemukiman warga cukup jauh sekitar 29 petak. Dengan demikian, keselamatan warga di pemukiman penduduk akan lebih terjaga. Jadi, warga dihimbau juga untuk tetap berada di rumah sampai dengan adanya pengumuman lebih lanjut.