Apakah Harga Minyak sedang naik? Harga barang ini naik di perdagangan Asia hari Rabu (13/09), mendekati level tertinggi 10 bulan usai OPEC Meskipun pasar telah mengantisipasi terhadap data inflasi utama AS dan tanda-tanda peningkatan cadangan yang dapat membatasi penguatan, OPEC memperkirakan bahwa pasokan minyak akan menjadi lebih ketat.
Analisa Harga Minyak Secara Global
Minyak mentah mengalami lonjakan yang signifikan pada hari Selasa, berhasil mencapai level tertinggi untuk tahun ini. Hal ini terjadi seiring dengan dirilisnya laporan bulanan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang menyatakan bahwa pasar minyak akan terus mengalami pengetatan lebih lanjut dalam tahun ini. Pengetatan ini dipicu oleh dua faktor utama, yaitu permintaan yang terus meningkat secara signifikan dan produksi minyak yang mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Perkiraan mengenai pengetatan pasar minyak ini muncul hanya seminggu setelah dua produsen minyak terbesar di dunia, yakni Arab Saudi dan Rusia, mengumumkan bahwa mereka akan melaksanakan pengurangan pasokan minyak yang jauh lebih dalam dari yang sebelumnya diperkirakan, dan ini akan berlaku untuk sisa tahun 2023.
Apa Dampaknya?
Dampak dari pengumuman ini sangat signifikan, yang langsung memicu peningkatan tajam pada Harga Minyak. Harga jenis Brent meningkat sekitar 0,2%, mencapai sekitar $92,17 per barel, sedangkan minyak jenis WTI juga mengalami kenaikan sekitar 0,1%, mencapai sekitar $89,02 per barel pada pukul 08.02 WIB. Kedua kontrak minyak ini hampir mencapai puncak tertinggi yang terakhir terlihat pada bulan November 2022.
Pengumuman dari Arab Saudi dan Rusia mencerminkan komitmen produsen minyak utama dalam mengelola pasokan minyak global dan menjaga stabilitas harga. Kenaikan signifikan juga berpotensi berdampak luas pada ekonomi global, karena mempengaruhi biaya energi yang memengaruhi berbagai sektor ekonomi. Selain itu, kenaikan Harga Minyak dapat menjadi indikator meningkatnya inflasi, yang akan berpengaruh pada kebijakan moneter dan ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, pergerakan harganya saat ini menjadi fokus utama bagi pelaku pasar dan pengamat ekonomi di seluruh dunia.
Alasan Cadangan AS Meningkat dalam Seminggu Terakhir
Data dari American Petroleum Institute (API) menunjukkan cadangan minyak AS kemungkinan naik 1,2 juta barel dalam sepekan hingga 8 September, mematahkan ekspektasi pasar untuk turun sebanyak 2 juta barel. Data juga menunjukkan peningkatan signifikan pada cadangan bensin, dengan penambahan lebih dari 4 juta barel, sementara inventori distilat mengalami kenaikan sekitar 2,6 juta barel. Hal ini terjadi di tengah berakhirnya musim panas yang penuh dengan perjalanan dan kegiatan konsumsi energi yang tinggi. Biasanya, Libur Hari Buruh menjadi penanda berakhirnya musim panas yang sibuk.
Data dari American Petroleum Institute (API) yang akan diumumkan pada sesi hari ini menunjukkan bahwa stok minyak cenderung mencerminkan angka serupa dengan data pemerintah. Para analis memproyeksikan bahwa setelah turun hampir 6 juta barel minggu sebelumnya, stok minyak kemungkinan akan mengalami penurunan sekitar 2,3 juta barel. Hal ini menandakan adanya dinamika yang signifikan dalam pasokan dan permintaan minyak, yang dapat berdampak pada harga di pasar global.
Mengapa Menandakan Inflasi?
Mengapa kenaikan Harga Minyak menandakan inflasi? Pasar juga menunggu data utama inflasi indeks harga konsumen AS hari ini, yang diperkirakan akan menunjukkan inflasi kemungkinan akan meningkat di bulan Agustus, di tengah naiknya harga bahan bakar. Kenaikan tajam dalam tanda-tanda inflasi memberikan tekanan tambahan pada Federal Reserve untuk mempertimbangkan kenaikan suku bunga. Peningkatan ini bisa berdampak pada aktivitas ekonomi dengan potensi mengurangi permintaan minyak dalam beberapa bulan ke depan. Keputusan terkait suku bunga akan diambil dalam rapat kebijakan Federal Reserve yang akan berlangsung minggu depan. Adanya kecenderungan hawkish dalam pandangan Federal Reserve juga menunjukkan penguatan dolar, yang mungkin membatasi kenaikan harga. Pada hari Rabu, nilai dolar AS berada di bawah level tertinggi dalam enam bulan terakhir. Selain itu, di luar perkembangan inflasi di AS, sinyal dari ekonomi China juga akan menjadi faktor penting dalam pengaruhnya terhadap pasar global.
Komoditas Lain dan Pergerakan Harga
Komoditas hari ini, nikel turun 0,21% pada pukul 14.01 WIB, timah stabil di level 25.803,00 Senin di ICE London, bijih besi naik 1,78% Selasa dan tembaga turun 0,04%. Untuk karet naik 0,63% pada Senin di Singapura, batubara Newcastle di ICE London tercatat 156,00, kakao AS turun 0,25% hingga dini hari, minyak sawit turun 2,73%, dan kacang kedelai turun 0,02% pukul 14.06 WIB. Terakhir, harga kopi robusta di pasar London mencapai 2.431,00, sementara harga kopi jenis AS mengalami penurunan sebesar 0,24% pada sesi perdagangan dini hari tadi. Selain itu, harga gas alam mengalami kenaikan sebesar 0,15%.
Kenaikan Harga Minyak yang terus berlanjut menjadi perhatian serius bagi ekonomi global. Dengan pengumuman pengurangan pasokan dari Arab Saudi dan Rusia, serta meningkatnya inflasi, ini mungkin merupakan tanda-tanda bahwa tekanan ekonomi akan terus berlanjut. Namun, kita perlu ingat bahwa pasar minyak sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor dan dapat berubah dengan cepat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap mengikuti perkembangan selanjutnya dengan cermat.