Wanita muslim dikenal dengan mudah ketika mengenakan hijab di kepalanya. Ternyata hijab ini juga sudah menjadi salah satu hari internasional yang diperingati oleh semua orang di dunia. Tepatnya mengenai rasa solidaritas terhadap orang-orang berhijab. Hal ini mengingat di sejumlah negara yang menganggap wanita berhijab sebagai kaum minoritas, dikucilkan bahkan dipandang sebelah mata. Tak jarang ada juga orang yang justru melecehkan wanita berhijab. Demi menghindari hal ini, semua orang di dunia diajak untuk bersama-sama memperingati Hari Solidaritas Hijab Internasional yang akan jatuh pada tanggal 4 September. Namun bagaimana kilas balik ditetapkannya hari solidaritas hijab internasional setiap tanggal 4 September?
Sejarah Singkat Diperingatinya Hari Solidaritas Hijab Internasional
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sejarah Hari Solidaritas Hijab Internasional bermula dari terbunuhnya seorang apoteker sekaligus pemain handball asal Mesir bernama Dr. Marwa El Sherbini. Marwa sendiri mengalami pembunuhan oleh seorang imigran asal Rusia yang diketahui namanya Alex Wiens. Sebelumnya ia telah divonis bersalah di pengadilan lantaran melakukan intimidasi di kawasan Jerman. Usai kejadian tersebut, Alex justru menikam Marwa El Sherbini dari belakang di ruang Pengadilan Jerman. Insiden yang berlangsung pada 1 Juni 2009 silam diketahui karena Alex tidak terima digugat oleh Marwa. Sosok Marwa El Sherbini melayangkan gugatan terhadap Alex karena dirinya disebut sebagai teroris karena mengenakan hijab. Marwa yang saat itu akan memberikan kesaksian mengenai rasisme yang ditujukan padanya pun langsung mendapatkan tikaman dari Alex saat persidangan sedang berlangsung.
Jaksa menjelaskan bahwa motif utama Alex adalah rasa benci terhadap warga asing dan orang muslim. Usai peristiwa tersebut, masyarakat pun melakukan protes yang mendorong terjadinya konferensi London, 4 September 2004. Dalam konferensi juga dihadiri Syeikh Yusuf Al Qardawi, Prof. Tariq R., hingga 300 delegasi yang berasal dari 102 organisasi Inggris Internasional dan 35 negara lainnya. Dari pertemuan tersebut dihasilkan kesepakatan untuk memberikan support dan toleransi terhadap muslimah supaya dapat mengenakan hijab di tempat umum. Konferensi London juga menetapkan tanggal 4 September sebagai Hari Solidaritas Hijab Internasional. Peringatan tersebut dilakukan pada 2009 untuk pertama kalinya oleh Federasi Organisasi Islam Eropa untuk mengenal Marwa El Sherbini dan juga Lingkaran Islam Amerika Utama di tahun 2010.
Tujuan Dibuatnya Hari Solidaritas Hijab Internasional
Orang muslim di Indonesia memang bisa dikatakan jauh lebih beruntung dibandingkan dengan negara lainnya. Bagaimana tidak, muslimah atau wanita muslim di Indonesia tak dilarang untuk mengenakan hijab. Namun hal ini bertolak belakang dengan negara di Eropa yang justru mengecam siapa pun yang mengenakan hijab. Di Inggris sendiri, wanita yang mengenakan hijab dianggap terlalu mencolok karena negara setempat melarang penggunaan atribut berbau keagamaan. Di Prancis juga memberlakukan larangan berhijab bahkan di ruang publik, termasuk tempat pendidikan. Siapa pun yang tetap mengenakan hijab akan didiskriminasi. Tak sampai di situ saja, di Turki pun memiliki aturan yang sama, bahkan bagi wanita yang masih nekat berhijab tak akan diberikan tindakan medis jika membutuhkan. Adanya larangan dan diskriminasi kepada kaum wanita yang berhijab membuat sejumlah negara mengajukan protes. Apalagi dengan insiden meninggalnya Marwa El Sherbini.
Sebelum tanggal 4 September dijadikan sebagai hari solidaritas berhijab Internasional, banyak wanita muslim yang harus berjuang mati-matian untuk bisa tetap memilih berjalan di Aturan Allah. Bahkan tak sedikit yang harus merasakan hukuman akibat dianggap melanggar aturan hukum di negaranya. Wanita muslim harus merasakan dinginnya mendekam di dalam sel penjara yang gelap akibat berhijab. Dengan dibuatnya hari solidaritas khusus hijab ini, semua wanita yang mengenakan hijab diharapkan bisa mendapatkan kebebasan. Bukan hanya mengenakan hijab di tempat tertentu tapi di semua tempat yang diinginkan. Dan jika ada orang yang masih melakukan diskriminasi akan ditindak secara hukum. Kini semua wanita berhijab bisa mengekspresikan diri dan membuktikan bahwa dirinya memang seorang muslim. Bukan hanya orang muslimah di Indonesia saja yang bisa mengenakan hijab secara bebas, tapi semua wanita di dunia. Diperingatinya Hari Solidaritas Hijab Internasional pada tanggal 4 September juga meningkatkan rasa percaya diri kaum muslimah dalam mengenakan hijab. Bahkan orang Indonesia yang kebetulan memiliki kesibukan di luar negeri juga bisa dengan tenang mengenakan hijab di mana pun.
Sebagian besar orang yang memeluk agama selain Islam sekarang ini juga menjadi semakin toleransi dan tak lagi memandang sebelah mata pada kaum muslimah yang mengenakan hijab. Selain itu, hari peringatan ini juga sekaligus sebagai syiar untuk mengajak kaum muslimah agar mau mengenakan hijab di mana pun. Karena bagi seorang muslimah, mengenakan hijab merupakan sebuah kewajiban dan harus dilakukan dimana pun berada, terutama di tempat publik. Hal ini sudah menjadi pemandangan umum yang bisa ditemui di semua negara di dunia.