Belakangan, harga emas naik dengan cepat, dan ini menciptakan kehebohan di pasar. Di saat ketidakpastian seperti sekarang, banyak orang buru-buru beli emas sebagai investasi yang aman. Tetapi apa yang sebenarnya membuat harga emas melonjak, dan mengapa emas dianggap sebagai pelindung dari inflasi?
Pada tanggal 11 Oktober 2023, harga emas di pasar langsung mencapai US$ 1.873,61 per ons. Ini naik sekitar 0,72%, mencapai level tertinggi dalam 10 hari terakhir. Kenaikan ini memberi semangat bagi pemilik emas, terutama setelah harga emas sempat turun pada Selasa minggu ini.
Risalah FOMC Soal Kenaikan Suku Bunga
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
FOMC yang singkatan dari Federal Open Market Committee ( dewan rapat kebijakan bank sentral Amerika Serikat) menjelaskan pandangan pejabat The Fed tentang suku bunga dan kebijakan moneter. Mereka sepakat bahwa suku bunga tinggi dalam jangka panjang masih diperlukan selama inflasi belum mencapai target 2%. Namun, mereka juga menegaskan bahwa kenaikan suku bunga akan terbatas.
Namun, risalah tersebut juga mencerminkan perbedaan pendapat di kalangan pejabat The Fed. Mayoritas melihat perlunya kenaikan suku bunga, sementara sebagian lainnya berpendapat bahwa kenaikan tersebut tidak perlu dilakukan. Risalah ini menyatakan, “Kebijakan akan tetap terbatas untuk beberapa waktu sampai Komite percaya diri jika inflasi AS sudah bergerak ke target sasaran.”
Harga Emas Menurun Akibat Inflasi?
Harga emas mengalami penurunan yang signifikan seiring dengan lonjakan imbal hasil surat utang pemerintah Amerika Serikat yang melonjak secara tajam. Imbal hasil dari surat utang pemerintah AS dengan tenor 10 tahun masih bertengger di kisaran angka 4%, mencapai level tertinggi sejak bulan November tahun 2022. Dalam konteks ini, logam mulia yang diwakili oleh emas tidak mampu menawarkan imbal hasil yang sebanding, sehingga kenaikan tajam imbal hasil dari surat utang pemerintah AS mengakibatkan emas kalah bersaing.
Tingkat imbal hasil yang melesat ini disebabkan oleh ekspektasi pasar terhadap keputusan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), yang diperkirakan akan mengambil langkah signifikan dengan meningkatkan suku bunga pada bulan September mendatang. Hal ini telah menciptakan ketegangan ekonomi dan finansial, mempengaruhi arah investasi bagi para pelaku pasar, dan menghasilkan dampak yang signifikan pada harga emas.
Pada Juli 2023, AS mengumumkan rasio pengangguran mereka yang turun menjadi 3,5% pada Juli, dari 3,6% pada Juni.
Namun, adanya tambahan pekerja sebanyak 187.000 pada bulan Juli menunjukkan jika ekonomi AS masih kencang.
Kondisi ini akan membuat The Fed tak punya pilihan lain selain mengerek suku bunga.
Meskipun investasi dalam emas memiliki berbagai strategi yang dapat diikuti, namun ada sejumlah risiko utama yang harus dipertimbangkan oleh para calon investor. Berikut ini adalah beberapa risiko utama yang perlu diperhatikan:
- Risiko Penurunan Nilai Emas: Investasi dalam emas tidak menjamin keuntungan, karena harga emas bisa mengalami penurunan tajam. Faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga emas meliputi pasokan dan permintaan. Harga emas cenderung naik saat permintaan tinggi dan pasokan rendah, sebaliknya saat penawaran tinggi dan permintaan rendah, harga emas bisa turun. Selain itu, kondisi geopolitik, perubahan suku bunga acuan, perubahan tingkat inflasi, fluktuasi mata uang, dan spekulasi investor juga memiliki dampak signifikan terhadap harga emas.
- Risiko Kehilangan Emas Fisik: Investasi dalam emas fisik, seperti koin emas atau emas batangan, membawa risiko kehilangan fisik. Emas yang berukuran kecil memiliki risiko kehilangan yang lebih tinggi, dan selain itu, emas fisik juga rentan terhadap pencurian. Mereka yang menggunakan perhiasan emas juga bisa menjadi target tindakan kriminal seperti pencurian dan perampokan. Bahkan untuk emas batangan, risiko pencurian tetap ada, sehingga beberapa investor memilih untuk menyimpannya di safe deposit box yang juga mengharuskan biaya tambahan.
- Risiko Pemalsuan atau Investasi Bodong: Investasi dalam emas online dapat membawa risiko investasi bodong jika investor tidak berhati-hati. Terdapat kasus investasi bodong yang merugikan banyak orang. Selain itu, emas fisik juga memiliki risiko terkait validasi kemurnian emas. Hal ini sulit dipastikan, terutama bagi individu yang tidak berpengalaman. Beberapa risiko juga muncul terkait harga emas yang berkaitan dengan kemurnian, berat, dan permintaan pasar.
- Ketidakmampuan Memberikan Keuntungan Jangka Pendek: Salah satu risiko utama dalam investasi emas adalah bahwa keuntungan tidak akan datang secara cepat. Meskipun harga emas memiliki tren kenaikan, kenaikan ini cenderung lambat dan tidak pasti. Harga beli dan buyback emas murni, seperti yang ditawarkan oleh PT Antam Tbk. di Indonesia, cenderung tinggi. Sehingga, untuk mendapatkan keuntungan, Anda harus bersabar dan menjualnya saat harga sudah menguntungkan. Investasi emas juga tidak menghasilkan pendapatan pasif, karena termasuk dalam aset aktif yang hanya menghasilkan imbal hasil saat dijual. Ini berbeda dengan instrumen lain seperti properti atau saham yang dapat memberikan keuntungan berkala.
Dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti, berinvestasi dalam emas dapat menjadi pilihan yang bijak untuk melindungi keuangan Anda dari fluktuasi pasar dan inflasi yang mungkin terjadi di masa depan. Namun, sebelum memutuskan untuk berinvestasi, penting untuk mempertimbangkan tujuan dan kebutuhan investasi Anda dengan bijak.