Pada malam Kamis, tanggal 19 Oktober 2023, Israel Bom Gereja di Gaza. gereja Ortodoks Saint Porphyrius Yunani yang merupakan sebuah bangunan bersejarah yang terletak di pusat kota Gaza dan telah berdiri selama bertahun-tahun. Gereja tertua di Gaza itu menjadi target serangan bom yang dilancarkan oleh pesawat tempur militer Israel. Tragedi ini menyisakan duka mendalam karena telah memakan nyawa 18 warga Gaza yang tak bersalah.
Serangan ke gereja ini terjadi tiga hari setelah Rumah Sakit Baptis Al Ahli di Jalur Gaza juga menjadi target roket, menewaskan lebih dari 500 orang dan melukai ratusan lainnya. Rumah sakit ini sebelumnya telah menjadi tempat perlindungan bagi warga Gaza yang membutuhkan perawatan medis di tengah gempuran Israel.
Israel Bom Gereja Tanpa Pandang Agama
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Selama 13 hari sebelum terjadinya serangan, gereja ini telah berfungsi sebagai tempat perlindungan bagi warga Gaza, tanpa memandang agama mereka, baik itu umat Kristen maupun Muslim. Mereka datang ke gereja ini dengan harapan bisa terhindar dari serangan mematikan yang dilakukan oleh pihak militer Israel. Namun, sayangnya, upaya mereka untuk mencari perlindungan di gereja ini terpatahkan ketika Israel Bom Gereja tertua tersebut.
Patriarkat Ortodoks Yerusalem, yang berkomunikasi melalui Al Jazeera, telah mengonfirmasi bahwa akibat serangan bom yang melanda gereja tersebut, sebanyak 18 orang telah kehilangan nyawa, termasuk di antara mereka terdapat anak-anak yang masih belia. Pastor Issa Musleh, dalam pernyataannya kepada Al Jazeera, menegaskan bahwa orang-orang yang mencari perlindungan di dalam gereja telah menganggap bahwa tempat ibadah ini akan menjadi tempat yang aman bagi mereka. Mereka berharap dapat terlindung dari bahaya serangan yang terus-menerus dilancarkan oleh militer Israel di wilayah tersebut.
Ketika serangan tragis itu terjadi, tidak kurang dari sekitar 200 anak-anak, wanita, orang tua, dan orang yang sedang sakit berada di dalam gereja. Mereka semua berharap bahwa gereja akan memberikan perlindungan bagi mereka di tengah gejolak perang. Namun, apa yang terjadi adalah sebaliknya, di mana pesawat tempur Israel melakukan serangan bom yang mengguncang gereja dengan dua kali ledakan yang mematikan.
Ibrahim Jahsan, salah seorang korban yang selamat, menyatakan bahwa ia dan keluarganya telah berlindung di Gereja Saint Porphyrius di Kota Gaza sejak perang dimulai. Jahsan adalah salah satu dari 1.000 umat Kristen di Gaza. Awalnya, ia percaya gereja akan menjadi tempat yang aman bagi keluarganya, namun tragisnya, gereja ini juga menjadi target serangan Israel.
Gereja ini memiliki struktur terdiri dari empat bangunan yang membentuk kesatuan, namun sayangnya, salah satu dari bangunan tersebut mengalami kerusakan parah akibat serangan bom dari pihak Israel. Dampak dari Israel Bom Gereja tersebut sangat dahsyat, serangan tersebut menyebabkan langit-langit gereja runtuh dan mengakibatkan puluhan orang terperangkap di bawah tumpukan reruntuhan beton yang berat.
Korban Konflik Gaza Terus Bertambah
Pada Jumat, 20 Oktober 2023, militer Israel mengakui menyerang gereja tertua di Jalur Gaza ketika pasukan mereka menargetkan situs yang dikatakan “dekat dengan” seorang komandan Hamas. Sebelumnya, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Ashraf Qudra, mengungkapkan bahwa setidaknya 16 warga Kristen Palestina, termasuk di antaranya mereka yang tewas dalam serangan langsung Israel terhadap sebuah gereja Ortodoks Yunani di Kota Gaza pada Kamis malam. Qudra juga menyampaikan bahwa jumlah korban tewas di Gaza akibat serangan yang terus berlangsung oleh Israel telah meningkat menjadi 4.137 orang hingga Jumat. Selain itu, jumlah korban luka juga terus bertambah, mencapai 13.300 orang menurut keterangan Qudra dalam konferensi pers, dan sangat disayangkan, lebih 1.000 orang masih belum ditemukan atau masih hilang.
Tak hanya itu, serangan Israel Bom Gereja ini terjadi setelah pada Selasa sebelumnya, terjadi serangan udara terhadap rumah sakit yang memiliki keterkaitan dengan gereja. Serangan ini menewaskan sekitar 500 orang dan melukai ratusan lainnya. Meskipun Israel membantah terlibat dalam serangan terhadap Rumah Sakit Baptis Al-Ahli, namun fakta-fakta lapangan menyajikan informasi yang berbeda. Dengan angka korban yang terus meningkat, konflik ini semakin menunjukkan dampak mengerikan yang dirasakan oleh warga Gaza.
Sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, warga Gaza telah mencari perlindungan di masjid, sekolah, dan rumah sakit. Sayangnya, tempat-tempat ini juga tidak lagi dianggap aman, karena tidak hanya gereja dan masjid yang menjadi sasaran, namun beberapa hari sebelumnya, sekolah UNRWA di kamp pengungsi al-Maghazi di Gaza juga menjadi target serangan udara Israel yang menewaskan enam orang.
Serangan-serangan yang terjadi merupakan bagian dari serangkaian aksi militer Israel yang melibatkan serangan udara dan tembakan artileri, termasuk aksi Israel bom Gereja. Serangkaian serangan udara yang dilakukan oleh Israel sejak saat itu telah menyebabkan kematian lebih dari 3.859 warga Palestina di Jalur Gaza. Yang perlu ditekankan adalah sebagian besar dari korban tersebut adalah warga sipil yang terdampak konflik ini.