Pada Sabtu (7/10) yang lalu, Pemerintah Israel secara resmi mendeklarasikan perang terhadap kelompok militan Palestina, Hamas, setelah mengalami serangan yang menggemparkan melalui serangan darat, udara, dan laut. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bersumpah untuk melakukan pembalasan dan menyatakan kesiapannya untuk “perang yang panjang dan sulit.” Deklarasi perang Israel Palestina menjadi pemicu untuk dimulainya operasi militer besar-besaran di wilayah Gaza, dengan tank dan kendaraan pengangkut personel yang telah dikerahkan mendekati perbatasan Israel-Gaza.
Hingga Minggu (8/10), jumlah korban di Israel mencapai setidaknya 700 orang yang tewas dan lebih dari 2.000 orang lainnya terluka akibat serangan yang dilancarkan oleh Hamas. Sementara itu, di Gaza, lebih dari 400 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel di wilayah padat penduduk tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Deklarasi Perang Israel Palestina Pertama Kali Dalam 50 Tahun Terakhir
Pernyataan perang Israel ini merupakan yang pertama kali dideklarasikan dalam 50 tahun terakhir, sejak Perang Yom Kippur tahun 1973. Perang Yom Kippur adalah konflik yang terjadi antara Israel dengan negara-negara Arab yang dipimpin oleh Suriah dan Mesir. Pada saat itu, Mesir menyerang dari arah selatan dengan tujuan merebut kembali Semenanjung Sinai, sementara ituini Suriah melancarkan serbuan dari utara dengan tujuan merebut kembali Dataran Tinggi Golan.
Deklarasi perang Israel Palestina memberikan izin bagi militer Israel untuk mengambil langkah-langkah militer yang signifikan sebagai tanggapan terhadap serangan Hamas. Dalam waktu 24 jam setelah serangan Hamas, tank dan pengangkut personel Israel telah dikerahkan ke perbatasan Israel-Gaza.
Perdana Menteri Netanyahu menekankan kepada warga Palestina yang tinggal di Gaza untuk “pergi sekarang,” sambil menyatakan bahwa Israel akan melakukan pembalasan yang besar di wilayah tersebut. Netanyahu mengklaim bahwa “tahap pertama” pembalasan Israel telah berhasil menghancurkan sebagian besar pasukan musuh yang mencoba menyerbu wilayah Israel. Netanyahu menyatakan, “Langkah ini akan diikuti dengan pembentukan formasi ofensif.”
Pemerintah Israel juga telah memutuskan untuk menghentikan pasokan listrik, barang, dan bahan bakar ke Gaza. Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defence Force/IDF) mengklaim telah menyerang lebih dari 400 sasaran di daerah Gaza, termasuk 10 menara yang dianggap digunakan oleh Hamas, serta sejumlah pasukan teroris di sekitar Jalur Gaza.
Juru bicara IDF, Hecht, mengklaim bahwa pasukan Israel telah berhasil menetralisir sebagian besar pertempuran yang signifikan di pemukiman Otef, meskipun operasi militer di wilayah lain masih terus berlanjut. “Tujuan IDF dalam 12 jam ke depan adalah mengakhiri keberadaan pasukan musuh di wilayah Gaza,” ujar Hecht.
Korban Perang Israel Palestina Mencapai Ribuan Orang
Israel yang belum sepenuhnya pulih dari serangan yang paling mematikan yang pernah terjadi di wilayahnya, menyatakan perang melawan Hamas pada Minggu (8/10/2023). Jumlah korban tewas dalam konflik Israel Palestina terus melonjak, mencapai lebih dari 1.100 orang setelah kelompok militan Palestina melancarkan serangan besar-besaran dari Gaza.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menguatkan tekad bangsa Israel yang terkejut dan berduka atas perang yang “panjang dan sulit” ini. Hal ini terjadi sehari setelah Hamas menembakkan ribuan roket ke Israel dan mengirimkan gelombang milisi yang menargetkan warga sipil dan menyandera setidaknya 100 orang.
Eskalasi pertumpahan darah ini secara tajam meningkatkan ketegangan di Timur Tengah. Lebih dari 700 orang tewas di pihak Israel, menjadi kerugian terburuk yang pernah dialami negara tersebut sejak perang Arab-Israel tahun 1973, ketika Israel diserang oleh koalisi yang dipimpin oleh Mesir dan Suriah.
Direktur Inisiatif Keamanan Timur Tengah Scowcroft, Jonathan Panikoff, menyatakan bahwa “Israel terkejut dengan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Saya telah mendengar banyak perbandingan dengan peristiwa 9/11, dan banyak warga Israel mengalami kesulitan memahami bagaimana hal ini bisa terjadi.”
Pihak Gaza melaporkan setidaknya 413 kematian di daerah kantong miskin dan terblokade yang berpenduduk 2,3 juta orang. Gaza dilanda serangan udara Israel terhadap 800 sasaran menjelang apa yang dikhawatirkan banyak orang sebagai invasi darat.
Presiden AS Joe Biden telah memerintahkan dukungan tambahan untuk Israel dalam menghadapi serangan teroris yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh Hamas. Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, mengungkapkan bahwa Washington akan segera menyediakan peralatan dan sumber daya tambahan kepada Pasukan Pertahanan Israel, termasuk amunisi. Austin juga mengonfirmasi bahwa dia telah mengarahkan kapal induk USS Gerald R. dan kelompok kapal perangnya ke Mediterania timur, dan Washington sedang menambah skuadron pesawat tempur ke wilayah tersebut.
Puluhan ribu pasukan Israel dikerahkan untuk memerangi pejuang Hamas di selatan, di mana mayat warga sipil ditemukan berserakan di jalan-jalan dan di pusat-pusat kota. “Musuh masih berada di darat,” kata juru bicara militer Daniel Hagari ketika malam kedua tiba setelah serangan besar-besaran.
Baku tembak terus berkecamuk ketika tentara Israel berusaha mengamankan wilayah gurun di dekat daerah kantong pantai, menyelamatkan sandera, dan mengevakuasi semua wilayah di dekat Gaza, setelah kabinet secara resmi menyatakan perang Israel Palestina dengan mengaktifkan Pasal 40 Undang-Undang Dasar. “Kami akan menjangkau setiap komunitas sampai kami membunuh setiap teroris di Israel,” janji Hagari, sehari setelah pejuang Hamas menyerbu Israel menggunakan kendaraan, perahu, dan paralayang bermotor.