Beberapa waktu lalu, publik Malaysia dihebohkan dengan penggunaan bahasa slang Indonesia oleh sejumlah warganya. Hal ini terjadi setelah kontroversi lagu “Helo Kuala Lumpur” yang diduga menjiplak lagu “Halo-Halo Bandung” karya Ismail Marzuki. Namun, bukan hanya lagu ini yang menjadi perhatian. Namun juga Istilah slang Indonesia, yang terutama dari daerah Jakarta, juga menjadi sorotan.
Slang, sering kali disebut sebagai bahasa “gaul,” merupakan bentuk dari bahasa informal yang kerap digunakan oleh kalangan anak muda. Berbeda dengan bahasa formal yang memiliki aturan yang lebih kaku dan formalitas yang lebih tinggi. Slang sulit untuk dilacak asal-usulnya karena berkembang secara organik melalui interaksi dan percakapan sehari-hari di komunitas anak muda. Fenomena ini membuat sulit untuk menetapkan sumber atau pencipta spesifik dari kata-kata slang tertentu.
Keberadaan kata-kata slang mencerminkan tingkat kreativitas yang tinggi dari anak muda dalam menciptakan kosakata baru yang memenuhi kebutuhan komunikasi mereka. Hal ini dapat terlihat jelas dalam percakapan sehari-hari di antara mereka, di mana selalu ada saja kata-kata gaul baru yang muncul untuk mengekspresikan ide, emosi, atau situasi tertentu. Menyimak perkembangan kata slang dapat memberikan gambaran yang menarik tentang bagaimana bahasa terus berkembang dan berubah seiring waktu, terutama di kalangan generasi muda.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kabar Istilah Slang Indonesia Di Negara Tetangga Malaysia
Sumber-sumber informasi mengenai kata slang dapat ditemukan melalui berbagai media, termasuk buku atau artikel yang membahas tentang perkembangan bahasa, khususnya bahasa informal seperti slang. Selain itu, platform media sosial juga sering menjadi tempat di mana kata-kata slang baru muncul dan menyebar luas di antara pengguna. Para peneliti bahasa juga sering melakukan studi terhadap fenomena slang untuk melacak perubahan dan tren dalam penggunaan bahasa informal. Dengan menggali informasi dari berbagai sumber ini, kita dapat memahami lebih dalam tentang peran dan pengaruh kata-kata slang dalam bahasa sehari-hari anak muda.
Anak Muda Malaysia Gunakan Istilah Slang Indonesia
Salah satu warga Malaysia yang familiar dengan bahasa Indonesia adalah Farhan Hakimi (23). Awalnya, Farhan belajar bahasa Indonesia secara tak sengaja ketika salah masuk ke ruangan di aplikasi Clubhouse. Seiring berjalannya waktu, ia memperdalam bahasa ini melalui berbagai platform, termasuk menonton konten YouTuber Indonesia. Farhan menjelaskan bahwa salah satu alasan kuat yang mendorongnya untuk mempelajari bahasa Indonesia adalah ketertarikannya secara mendalam pada pengetahuan tentang budaya dan tradisi dari berbagai negara di dunia. Bagi Farhan, proses belajar bahasa tidak hanya sekadar memahami kata dan tata bahasa, tetapi juga merupakan sebuah jendela menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai bagaimana masyarakat Indonesia menjalani kehidupan sehari-hari mereka, merayakan festival-festival tradisional, dan menghormati nilai-nilai budaya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Dengan memahami budaya Indonesia, ia merasa bahwa ia dapat lebih baik berinteraksi dengan orang-orang Indonesia dan merasa lebih terhubung dengan nilai-nilai yang mungkin berbeda dengan budaya asalnya.
Farhan juga belajar bahasa Indonesia sehari-hari yang dipakai dalam percakapan atau bahasa slang. Ketika bertukar pesan via Whatsapp, ia pun merespons dengan bahasa Indonesia dan terdengar fasih dalam berbicara.
Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Sehari-hari Anak Muda Malaysia
Tidak hanya Farhan, Imaan Hidayat (25), warga Malaysia lainnya, juga mengakui menggunakan bahasa Indonesia untuk mengumpat saat bermain gim online. Imaan menilai bahwa anak muda Malaysia banyak mempelajari bahasa Indonesia, terutama bahasa gaulnya, melalui game online dan media sosial. Banyak warga Malaysia yang kerap menggunakan bahasa Indonesia, terutama saat bermain gim. Meskipun demikian, penggunaa istilah slang Indonesia lebih sering terjadi dalam konteks bermain game. Lebih kepada umpatan sih,” ungkap Imaan.
Beberapa kata umpatan yang sering digunakan oleh para pemain gim online Malaysia adalah “bocil” (singkatan dari bocah cilik), “botol” (singkatan dari bocah tolol), dan “anjir”. Meskipun mengumpat dalam bahasa Indonesia, beberapa pihak berpendapat bahwa mereka belum fasih dalam menguasai bahasa ini, dan hanya mengetahui beberapa kata saja.
Peran Media dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Selain dari gim online, Farhan dan Imaan juga mengungkap bahwa warga Malaysia belajar bahasa Indonesia melalui tontonan sinetron Indonesia. Beberapa sinetron seperti “Cinta Fitri,” “Tersanjung,” hingga “Anak Jalanan” pernah tayang di Malaysia.
Riuh soal dugaan jiplak lagu “Helo Kuala Lumpur” merambat ke pembahasan beberapa warga Malaysia yang menggunakan bahasa slang dari Indonesia, terutama dari Jakarta. Fenomena ini menunjukkan bahwa bahasa slang Indonesia telah menarik minat anak muda Malaysia dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam interaksi mereka di dunia maya.
Mengapa Anak Muda Malaysia Memilih Istilah Slang Indonesia?
Imaan menyebutkan bahwa ia lebih suka mengumpat menggunakan bahasa Indonesia karena terasa lebih tajam dan khas. Menurutnya, bahasa Malaysia tidak memiliki nuansa yang sama seperti bahasa Indonesia. Ia juga mengakui bahwa ia menyukai bunyi dari bahasa Indonesia.
Kesimpulannya, istilah slang Indonesia telah merambah hingga ke negeri jiran, Malaysia. Fenomena ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh budaya dan bahasa dalam era globalisasi ini. Anak muda dari kedua negara ini saling terpengaruh dan saling belajar dari satu sama lain melalui berbagai media, termasuk gim online, media sosial, dan tontonan televisi. Bahasa slang Indonesia menjadi salah satu bentuk ekspresi kreatif anak muda, yang melintasi batas-batas geografis dan budaya.