Calon presiden (capres) Prabowo Subianto baru-baru ini mengungkap sejumlah program yang dinilai bisa langsung dirasakan oleh masyarakat. Salah satu program yang menonjol adalah program makan siang gratis kepada anak-anak.
Prabowo menyampaikan bahwa dalam mencapai kesejahteraan rakyat, sangat penting untuk mengidentifikasi langkah-langkah konkret yang dapat segera dirasakan oleh masyarakat. Salah satu strategi yang diusungnya adalah memberikan makan siang secara menyeluruh kepada seluruh anak Indonesia, termasuk mereka yang masih berada dalam kandungan ibunya. Dengan demikian, ia menekankan pentingnya memberikan dukungan kepada ibu-ibu hamil, karena mereka memiliki peran krusial dalam menjamin kesehatan dan perkembangan generasi masa depan. Begitulah yang disampaikan Praboowo dalam paparannya di depan para ekonom dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia yang diselenggarakan oleh INDEF pada Rabu (8/11/2023).
Program Makan Siang Gratis Untuk Anak – Anak Perkuat SDM Indonesia
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Prabowo, program ini tidak hanya memiliki dampak langsung terhadap gizi anak-anak, tetapi juga merupakan langkah strategis untuk memperkuat Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Dia menekankan bahwa banyak negara seperti India, Singapura, Thailand, dan Malaysia telah berhasil menerapkan program serupa, dengan dampak signifikan. Jika terpilih sebagai presiden, Prabowo berjanji akan menjadikan langkah ini sebagai bagian dari upaya pengembangan SDM Indonesia. “Dan jika kita lihat anggaran kita untuk 2024, alokasi untuk stunting, alokasi untuk pendidikan, alokasi untuk perlindungan sosial sangat besar,” tambahnya.
Dalam paparannya, Prabowo memberikan data bahwa jumlah masyarakat yang perlu mendapatkan makan siang dan bantuan gizi mencapai 82,9 juta orang. Anak-anak yang dimaksud meliputi berbagai jenjang pendidikan, mulai dari anak usia dini hingga SMA/SMK. Program makan siang ini akan diterapkan di sekolah maupun pesantren.
Untuk mencapai akselerasi pembangunan SDM, Prabowo menyebut bahwa pemerintah periode 2024-2029 perlu menyediakan program makan siang gratis dan susu gratis untuk semua murid di sekolah, pesantren, dan anak balita sebagai bantuan gizi bagi ibu hamil. “Ini adalah strategi jangka panjang untuk memperbaiki sumber daya manusia RI, menghilangkan stunting, dan mengurangi beban rakyat miskin dan rakyat yang tidak berdaya,” jelas Prabowo. Dengan memberikan makanan, ia berharap generasi yang akan datang mampu menghadapi masa depan Indonesia dengan lebih baik.
Saat ini, ia bersama timnya sedang merumuskan strategi transformasi bangsa, menolak wacana reformasi atau pembangunan konvensional. Prabowo menegaskan bahwa saat ini tidak ada lagi ruang untuk berbicara hanya mengenai perbaikan detail di sana-sini. Menurutnya, sudah bukan saatnya lagi untuk membahas tentang reformasi atau pembangunan konvensional. Prabowo mengarahkan fokusnya pada transformasi, mengungkapkan keinginannya untuk melakukan perubahan besar-besaran yang akan membawa Indonesia menuju status negara maju dan makmur.
Lebih lanjut, Prabowo membandingkan program makan siang gratis untuk anak yang telah diterapkan oleh beberapa negara, termasuk India. Negara dengan pendapatan per kapita setengah dari Indonesia ini berani memberikan makan siang untuk seluruh anak-anak mereka. Ia juga menyoroti program susu yang dikenal sebagai revolusi putih. “Program-program seperti ini sudah banyak dilaksanakan oleh negara-negara lain. India, dengan pendapatan per kapita setengah dari kita, berani memberikan makan siang untuk seluruh anak-anak mereka,” kata Prabowo. Ia berkomitmen memberikan sejumlah fasilitas, termasuk kesehatan, subsidi energi, makan siang gratis untuk anak-anak, dan subsidi angkutan.
Ekonom yang hadir dalam acara tersebut, Arief Satria dari IPB, memberikan dukungan terhadap gagasan Prabowo tentang makan siang gratis. “Hasil survei menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen anak-anak SD tidak sarapan, dan penelitian menunjukkan bahwa anak SD yang tidak sarapan akan berdampak pada kemampuan matematika. Apakah makan siang ini akan ditambahkan dengan sarapan gratis?” tanya Arief. Prabowo dengan antusias merespons, “Makan siang saja belum, sudah minta makan pagi.”
Prabowo menyoroti bahwa dampak dari program makan siang gratis tidak hanya terbatas pada peningkatan gizi dan kemampuan belajar anak-anak, melainkan juga memiliki potensi untuk merangsang aktivitas ekonomi dari sektor petani hingga ibu rumah tangga. Dalam penjelasannya, Prabowo menguraikan bahwa setiap US$1 yang beredar di suatu negara memiliki kemampuan untuk menciptakan dampak berlipat ganda, dikenal sebagai multiplier effect, yang dapat mencapai dua kali lipat dari nilai tersebut. Ia dengan yakin menyatakan, “Kita dapat memperbanyak jumlahnya hingga mencapai angka Rp 400 triliun hingga Rp 450 triliun, setara dengan sekitar US$30 miliar. Tidak seperti mengirimkan dana ke luar negeri, tetapi uang tersebut akan beredar di desa-desa, kecamatan, dan kabupaten. Dengan demikian, kita dapat menghitung sejauh mana efek multiplier ini akan memengaruhi perekonomian lokal.”
Dengan berbagai argumen dan perhitungan yang disajikan Prabowo, janji program makan siang gratisnya menjadi suatu topik yang menarik untuk dibahas. Tantangan nyata terletak pada implementasinya dan kemampuan pemerintah untuk mengelola anggaran secara efisien. Masyarakat dan pemilih pun akan menjadi penentu apakah janji ini akan menjadi solusi nyata atau hanya sekadar buang-buang anggaran.