Baru-baru ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang telah mengambil keputusan tegas untuk melakukan penutupan sementara terhadap jembatan kaca retak yang merupakan penghubung vital antara dua kampung wisata terkenal di daerah tersebut, yaitu Kampung Warna-warni dan Kampung Tridi.
Keputusan ini diambil setelah pihak berwenang mengetahui adanya keretakan yang mengkhawatirkan pada lapisan sisi utara dari jembatan tersebut. Langkah ini diambil dengan tujuan utama untuk mengamankan keselamatan pengunjung dan warga sekitar, mengingat potensi risiko yang dapat ditimbulkan dari keberlangsungan penggunaan jembatan dalam kondisi saat ini.
Jembatan Kaca Retak Di Kampung Tridi Sudah Sejak 1 Bulan Yang Lalu
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Jembatan kaca ini memang memiliki peran penting dalam menghubungkan dua kampung wisata terkenal di Malang, yaitu Kampung Tridi dan Kampung Warna-warni. Sayangnya, jembatan tersebut mengalami keretakan pada bagian ujung sisi Kampung Tridi. Retakan ini memiliki ukuran sekitar satu meter sebelum bagian kaca jembatan. Ketua RW 12 Kampung Tridi, Adnan, mengungkapkan bahwa kerusakan ini sudah terjadi sejak sekitar satu bulan yang lalu. Warga sekitar telah dengan disiplin melakukan pemeliharaan dua kali dalam seminggu, dan hal ini telah dilaporkan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Malang.
Meskipun terjadi keretakan, kondisi jembatan saat ini masih tergolong aman untuk dilalui oleh pengunjung. Jumlah pengunjung yang melewati jembatan ini juga relatif sepi, sekitar 10-20 orang setiap harinya secara bergantian. Pengunjung harus melintas bergantian karena jembatan tidak dapat menampung banyak orang sekaligus.
Kepala Disporapar Kota Malang, yang bernama Baihaqi, telah mengusulkan dan merekomendasikan untuk segera melakukan penutupan sementara terhadap akses jembatan yang menghubungkan Kampung Warna-warni dan Kampung Tridi. Meskipun rekomendasi tersebut telah disampaikan, hingga saat ini, belum ada kepastian mengenai kapan perbaikan akan dilakukan. Pihak-pihak yang terkait dengan masalah ini masih terus memantau perkembangan situasi dengan cermat dan akan memutuskan langkah selanjutnya pada hari Senin mendatang.
Baihaqi, yang bertanggung jawab dalam bidang Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata, menekankan bahwa tindakan penutupan jembatan kaca retak ini diambil dengan pertimbangan utama demi keamanan wisatawan dan masyarakat sekitar. Keberlangsungan akses jembatan ini telah menjadi perhatian serius dari Pokdarwis Kampung Warna-warni dan Pokdarwis Kampung Tridi, yang telah terlibat dalam diskusi dan konsultasi dengan pihak terkait. Selain itu, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, dan Kawasan Permukiman, Kota Malang juga akan turut serta dalam upaya melakukan pengecekan menyeluruh terhadap kondisi jembatan tersebut untuk memastikan keselamatan pengunjung dan warga sekitar.
Meskipun penutupan akses jembatan tidak berpengaruh pada wisata di dua kampung, yaitu Kampung Warna-Warni Jodipan dan Kampung Tridi, namun wisatawan harus mencari akses lain untuk mengunjungi keduanya. Wisatawan diharapkan untuk memahami alasan di balik penutupan ini yang dilakukan untuk melakukan pengecekan ulang terhadap jembatan.
Sementara itu, Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kota Malang tengah melakukan penelusuran mendalam terkait status kepemilikan jembatan kaca retak ini, dengan tujuan untuk memastikan apakah jembatan tersebut sudah resmi menjadi aset Pemerintah Kota Malang atau belum. Jika ternyata status kepemilikan belum diserahkan sepenuhnya kepada Pemkot Malang, maka upaya pembenahan atau perbaikan jembatan akan dihadapkan pada berbagai kendala hukum dan administratif yang membutuhkan solusi yang cermat dan terencana dengan matang, demi menjaga keselamatan jiwa para pengguna jembatan ini.
Warga Kampung Jodipan, Kota Malang, menjadi khawatir dengan kondisi jembatan kaca yang menghubungkan Kampung Tridi dengan Kampung Warna-warni. Mereka melihat adanya keretakan pada lapisan atas dari konstruksi jembatan. Keretakan terletak pada sambungan antara baja dengan beton, jauh dari kaca jembatan Masyarakat setempat bahkan melakukan inisiatif perbaikan secara mandiri. Meski demikian, paguyuban wisata membatasi kuota pengunjung demi keamanan.
Jembatan kaca retak ini dapat disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu kelebihan muatan yang mungkin telah melebihi kapasitas desain dari konstruksi jembatan, dan getaran yang diakibatkan oleh lewatnya kereta api di sekitar area tersebut. Meskipun pihak terkait telah memastikan bahwa kondisi jembatan saat ini masih aman untuk dilalui, mereka tak henti-hentinya memberikan imbauan kepada pengunjung untuk tetap waspada dan berhati-hati saat melintasi jembatan ini. Selain itu, mereka juga telah merencanakan untuk segera melakukan penambalan pada jembatan dalam waktu dekat, sebagai tindakan preventif untuk memastikan dan memperkuat keamanan dari keretakan yang terjadi.
Tidak hanya itu, Pemerintah Kota Malang diharapkan akan turun tangan secara aktif untuk memastikan proses penambalan ini berjalan dengan lancar dan efektif, serta untuk meminimalisir risiko terjadinya keretakan serupa dengan kejadian yang terjadi di Banyumas, Jawa Tengah.
Dengan kondisi jembatan kaca retak, wisatawan diharapkan untuk tetap tenang dan mematuhi aturan yang ada demi keselamatan bersama. Pemkot Malang juga diharapkan segera mengambil tindakan untuk memperbaiki jembatan kaca tersebut. Dengan demikian, langkah-langkah preventif dan perbaikan ini diharapkan akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi semua pihak yang menggunakan jembatan kaca ini, sehingga keindahan dan pesona dari Kampung Warna-warni dan Kampung Tridi dapat terus dinikmati oleh para pengunjung tanpa adanya kekhawatiran yang berlebihan.