Pertumbuhan anak merupakan aspek penting dalam menjaga kesehatannya. Setiap bulan, penting bagi orang tua untuk memantau pertumbuhan anak dan memastikan bahwa anak tumbuh sesuai dengan usianya. Hal ini bertujuan untuk mencegah masalah pertumbuhan kronis yang dikenal dengan istilah stunting. Apa itu Stunting ?
Stunting adalah masalah gizi kronis yang terjadi akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya pertumbuhan anak. Salah satu dampak dari masalah kesehatan yang satu ini adalah tinggi badan anak yang lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Meskipun seringkali dianggap sebagai faktor genetika, ternyata faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap kondisi kesehatan seseorang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pengertian Apa Itu Stungting, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Apa itu Stunting ? Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Hal ini ditandai dengan tinggi badan atau panjang badannya di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan anak sehingga tidak sesuai dengan standar yang seharusnya.
Penting bagi orang tua untuk mengenali apa itu stunting dan ciri-cirinya pada anak. Berikut adalah beberapa ciri yang perlu diperhatikan:
- Pertumbuhan Melambat: Anak dapat dikatakan mengalami stun ting jika tinggi badannya tidak sesuai dengan usianya. Penyebabnya adalah pertumbuhan tulang anak yang terhambat. Pemeriksaan fisik rutin di dokter atau rumah sakit dapat membantu memantau pertumbuhan anak.
- Keterlambatan Perkembangan Kognitif: Anak yang mengalami stun ting cenderung memiliki gangguan perkembangan perilaku dan kemampuan kognitif yang lebih buruk. Hal ini dapat memengaruhi performa akademis anak di sekolah.
- Pertumbuhan Gigi Terlambat: Stunting juga dapat memengaruhi pertumbuhan gigi anak. Konsultasikan ke dokter ahli jika si Kecil mengalami pertumbuhan gigi yang lebih lambat.
- Berat Badan Kurang: Anak yang mengalami masalah kesehatan ini cenderung memiliki berat badan yang kurang atau bahkan sangat kurang. Ini disebabkan oleh kekurangan nutrisi dan metabolisme tubuh yang rendah.
- Mudah Terserang Penyakit: Anak yang mengalami stunting memiliki risiko lebih besar terhadap komplikasi serius akibat penyakit infeksi. Hal ini disebabkan oleh penurunan fungsi kekebalan tubuh.
Penyebab stunting dapat dikategorikan menjadi faktor lingkungan dan faktor genetik. Beberapa faktor penyebab stunting meliputi:
- Kurang Gizi dalam Waktu Lama: Kondisi stunting dapat dimulai sejak anak berada dalam kandungan. Jika sang ibu tidak memiliki akses terhadap makanan bergizi, ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada janin.
- Pola Asuh Kurang Efektif: Pola asuh yang tidak memberikan asupan gizi yang cukup juga dapat memicu stunting pada anak.
- Pola Makan yang Tidak Seimbang: Rendahnya akses terhadap makanan bergizi tinggi juga dapat memengaruhi pertumbuhan anak.
- Kesehatan Mental Ibu dan Hipertensi: Kesehatan mental ibu dan tekanan darah tinggi juga dapat berperan dalam mengakibatkan stunting.
- Sakit Infeksi yang Berulang: Anak yang sering mengalami infeksi memiliki risiko lebih tinggi terkena stunting.
- Faktor Sanitasi dan Akses Air Bersih: Kondisi sanitasi dan ketersediaan air bersih juga memengaruhi risiko stunting pada anak.
- Tidak Melakukan Perawatan Pasca Melahirkan Setelah bayi lahir: Setelah bayi dilahirkan, penting bagi ibu dan bayi untuk mendapatkan perawatan pasca melahirkan. Disarankan agar bayi segera menerima ASI untuk memperkuat sistem imunitasnya. Perawatan pasca melahirkan dianggap penting untuk mendeteksi potensi gangguan yang mungkin dialami ibu dan bayi setelah proses persalinan.
Setelah mengetahui apa itu stunting ,ciri – ciri dan penyebab. Maka pencegahannya pun harus dilakukan. Untuk mencegah masalah ini pada anak, sangat penting untuk mengimplementasikan serangkaian langkah-langkah yang tidak hanya dilakukan selama masa kehamilan, tetapi juga setelah kelahiran si kecil. Dengan demikian, upaya pencegahan stun-ting harus dimulai sejak awal kehamilan hingga masa setelah persalinan:
- Pastikan proses persalinan dilakukan di klinik terpercaya seperti Klinik Kehamilan Sehat untuk mendapatkan penanganan terbaik.
- Berikan ASI sebagai makanan utama hingga sang bayi berumur 6 bulan.
- Selain itu, dapat juga dilakukan pencegahan dengan memberikan makanan tambahan yang kaya gizi setelah bayi berumur 6 bulan.
- Pastikan pemberian imunisasi lengkap untuk mencegah anak dari penyakit berbahaya.
- Lakukan pemantauan tumbuh kembang balita melalui pemeriksaan rutin, termasuk pemeriksaan berat dan tinggi badan setiap bulannya.
Pengobatan stunting dapat disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Ini termasuk pemberian obat-obatan anti tuberkulosis jika anak mengidap TBC, terapi makanan bernutrisi dan bergizi, pemberian suplemen, dan edukasi tentang pola hidup bersih dan sehat.
Setelah memahami apa itu stunting , dengan langkah-langkah preventif dan penanganan yang tepat, kita dapat mencegah serta mengatasi masalah ini pada anak-anak. Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran untuk menangani masalah ini demi mewujudkan Indonesia Emas 2045. Dengan upaya bersama, kita dapat mencapai target penurunan kasus stunting di tahun 2024.