Pada Senin (30/10), Satelit Republik Indonesia atau SATRIA-1 berhasil memasuki orbitnya di luar angkasa. Keberhasilan ini membawa harapan baru bagi warga di wilayah pelosok yang bersiap mendapatkan layanan internet gratis. Satelit Republik Indonesia 1 merupakan bagian dari program Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Kominfo. Satelit ini menandai tonggak sejarah baru bagi Indonesia dalam menghadirkan akses internet yang merata di seluruh negeri.
Setelah melalui serangkaian fase peluncuran dan manuver yang cermat, Satelit Republik Indonesia 1 akhirnya berhasil mencapai orbit Geostasioner yang diinginkan. Kini, satelit tersebut mengorbit dengan tepat pada koordinat 146° Bujur Timur, yang merupakan posisi yang strategis di langit di atas wilayah Pulau Papua. Direktur Utama BAKTI Kominfo, Fadhilah Mathar, mengungkapkan rasa syukur dan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam keberhasilan ini. Ia menyatakan bahwa Satelit Republik Indonesia 1 akan membawa akses internet ke seluruh Indonesia.
SATRIA-1 Berikan Akses Internet untuk Seluruh Indonesia
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Hadirnya Satelit Republik Indonesia 1 membawa potensi yang sangat besar dalam meningkatkan konektivitas layanan publik dan layanan pemerintah di seluruh Indonesia, termasuk di daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T)” diungkapkan oleh Fadhilah. Selain itu, Satelit Republik Indonesia 1 akan menjembatani koneksi antara berbagai titik layanan publik yang vital, seperti sarana pendidikan, instansi pemerintah daerah, administrasi pertahanan dan keamanan, serta fasilitas kesehatan, di seluruh wilayah Indonesia yang masih belum terjangkau oleh akses internet. Dengan adanya operasional Satelit Satelit Republik Indonesia 1, harapan untuk segera menghubungkan titik-titik layanan publik ini menjadi lebih nyata dan memberikan potensi positif yang signifikan bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat di berbagai penjuru negeri.
Dalam rangka mempercepat pemerataan akses internet di seluruh Indonesia, BAKTI Kominfo berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi dalam penyediaan remote terminal ground segment di berbagai lokasi yang menjadi pusat layanan publik. Proses verifikasi terkait lokasi-lokasi yang akan menerima akses internet melalui Satelit Republik Indonesia 1 telah dilakukan secara cermat oleh BAKTI Kominfo, yang kemudian hasilnya disampaikan kepada Kementerian atau pemerintah daerah terkait. Dengan demikian, langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan dalam memenuhi kebutuhan akses internet bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mempercepat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi di tanah air.
Dalam rangka mempercepat pengoperasian satelit menuju tahap operasi penuh yang direncanakan akan dilaksanakan pada akhir Desember 2023, SATRIA-1 akan mengikuti serangkaian tahapan integrasi dan pengujian yang mencakup segmen satelit serta segmen ruas bumi. Proses In-Orbit Testing (IOT) dijadwalkan akan dilaksanakan pada awal bulan November untuk melakukan pengecekan menyeluruh terhadap performa satelit, khususnya pada subsistem payload. Setelah proses IOT selesai, tahapan selanjutnya adalah integrasi Satelit Republik Indonesia 1 dengan sistem ground, diikuti oleh ujicoba end-to-end guna memastikan bahwa sistem ini siap beroperasi secara optimal dan memberikan kontribusi maksimal dalam meningkatkan konektivitas dan akses internet di seluruh wilayah Indonesia.
Rencana Operasional SATRIA-1
Budi Arie Setiadi, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), dengan rinci memaparkan jadwal operasional dari Satelit Republik Indonesia 1, menyoroti berbagai tahapan penting yang akan dilalui sebelum mencapai status operasi penuh. Layanan internet dari Satelit Republik Indonesia 1 dijadwalkan akan beroperasi awal tahun 2024. Satelit ini telah dirancang dan dioperasikan dengan tujuan utama untuk memberikan pelayanan yang memadai kepada kantor-kantor pemerintahan dan berbagai layanan publik yang tersebar di daerah-daerah yang secara geografis terpencil, terdepan, dan terluar (dikenal dengan sebutan 3T). Dengan demikian, diharapkan bahwa keberadaan satelit ini akan menjadi tonggak penting dalam memperluas akses dan meningkatkan konektivitas di daerah-daerah tersebut, membawa manfaat besar bagi perkembangan dan kesejahteraan masyarakat yang berada di sana.
Budi menjelaskan bahwa SATRIA-1 akan melayani internet berkapasitas 150 Gbps dan dibagi ke 30 ribu titik wilayah 3T. Mengingat luasnya wilayah Indonesia, penggunaan teknologi satelit menjadi sangat penting.
Selain melalui satelit, wilayah 3T juga akan dilengkapi dengan menara telekomunikasi atau BTS yang dibangun oleh BAKTI Kominfo. Hingga akhir November, diharapkan akan ada 5.600 BTS yang dapat melayani masyarakat di wilayah 3T. Meskipun demikian, masyarakat tetap akan menerima subsidi dari pemerintah untuk biaya layanan tersebut.
Dalam hal ini, Budi menjelaskan bahwa layanan internet BTS 4G yang disediakan oleh BAKTI tidak akan gratis seperti layanan dari Satelit Republik Indonesia 1. Namun, biaya layanan akan tetap disubsidi oleh pemerintah.
Melewati Berbagai Tahapan Menuju Keberhasilan
Satelit Republik Indonesia 1 mengalami berbagai tahapan penting untuk mencapai keberhasilan ini. Satelit ini berhasil melakukan Electrical Orbit Raising (EOR) dan memasuki orbit Geostasioner di 146° Bujur Timur, tepat di atas Pulau Papua, dengan ketinggian lebih dari 36,000 kilometer di atas permukaan bumi.
Direktur Utama Pasifik Satelit Nusantara (PSN), Adi Rahman Adiwoso, menjelaskan bahwa Satelit Republik Indonesia 1 melakukan pergerakan secara berkala menggunakan sistem pendorong untuk menuju ke orbit yang ditentukan. Ia menegaskan bahwa ini merupakan pencapaian besar bagi Indonesia, dan dengan keberhasilan ini, jaringan Satelit Republik Indonesia 1 akan segera menghadirkan koneksi internet yang menjangkau seluruh Nusantara.
Dengan keberhasilan SATRIA-1 memasuki orbitnya, Indonesia memasuki era baru dalam penyediaan akses internet merata di seluruh wilayah. Diharapkan, layanan ini akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Indonesia, khususnya di daerah-daerah 3T yang sebelumnya kesulitan mendapatkan akses internet yang memadai.