Menteri Pertahanan China, Jenderal Li Shangfu, menjadi pusat spekulasi yang meluas setelah menghilang dari sorotan publik selama lebih dari tiga minggu. Pertanyaan utama yang mengemuka adalah apakah ia telah diculik atau tengah menjalani penyelidikan yang dilakukan oleh pemerintah China. Jenderal Li Shangfu, yang baru-baru ini menduduki jabatan Menteri Pertahanan China pada Maret 2023, tiba-tiba menghilang tanpa jejak lebih dari dua minggu yang lalu, menciptakan kekosongan yang misterius di panggung politik dan militer. Berdasarkan laporan dari AFP dan Washington, ia diduga telah dicopot dari jabatannya oleh otoritas Partai Komunis China dan saat ini berada dalam proses penyelidikan yang berjalan. Namun, hingga kini belum ada bukti yang dapat memvalidasi klaim-klaim tersebut, meninggalkan masyarakat dunia dalam kebingungan yang semakin mendalam.
Susunan Kabinet Presiden Xi Jinping Bagaikan Plot Novel
Ketidakjelasan ini semakin membingungkan karena tidak lama sebelumnya, Menteri Luar Negeri China, Qin Gang, juga mengalami nasib serupa, menghilang secara misterius dan akhirnya dipecat. Dalam konteks ini, Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel, tidak dapat menahan diri untuk tidak mengkritik susunan kabinet Presiden Xi Jinping dengan mengatakan Perbandingan yang diutarakan oleh Duta Besar AS untuk Jepang, Rahm Emanuel mengatakan bahwa susunan kabinet Presiden Xi Jinping kini menyerupai plot dari novel karya Agatha Christie berjudul “And Then There Were None,” menggambarkan rasa kegelisahan yang merayap secara merata terhadap fenomena hilangnya para pejabat tinggi di China. Analogi ini membawa nuansa misteri yang menghantui dunia politik dan militer China, dengan setiap kepergian para pejabat tinggi menimbulkan tanda tanya besar di benak publik internasional mengenai nasib dan motif di balik kejadian-kejadian tersebut. Kemunculan terakhir Jenderal Li di depan publik adalah pada 15 Agustus 2023, ketika ia menghadiri konferensi keamanan di Rusia. Dua hari setelah konferensi itu, pemerintah Belarusia merilis foto-foto yang menunjukkan pertemuan antara Li dengan Presiden Alexander Lukashenko, mempertegas kehadiran fisiknya dalam acara tersebut.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menteri Pertahanan China Batalkan Kunjungan ke Vietnam
Namun, spekulasi semakin berkembang ketika Li membatalkan kunjungannya ke Vietnam dan pertemuan dengan pejabat pertahanan Vietnam pada menit-menit terakhir. Alasan yang diberikan oleh Beijing adalah “kondisi kesehatan” Li, hal ini meninggalkan pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab. Pemerintah Amerika Serikat sendiri mulai mempertanyakan keberadaan Menteri Pertahanan China setelah pembatalan pertemuan dengan pemimpin militer Vietnam. Mereka juga mengklaim bahwa Li telah ditempatkan dalam tahanan rumah, menambahkan lapisan misteri terhadap kasus ini. Dalam menggali lebih dalam tentang hilangnya Jenderal Li, media-media Barat mulai berspekulasi bahwa ia mungkin terlibat dalam kasus korupsi, memanaskan dugaan-dugaan yang semakin berkembang.
Menteri Pertahanan China Pernah Disanksi oleh Donald Trump
Selama beberapa tahun terakhir, China telah meningkatkan konfrontasi dengan Amerika Serikat, terutama terkait dengan Taiwan, dan Jenderal Li sendiri pernah disanksi oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, pada tahun 2018 karena pembelian teknologi militer dari Rusia, memberikan konteks yang kompleks terhadap situasi ini. Pihak berwenang China sendiri belum memberikan komentar resmi terkait menghilangnya Jenderal Li Shangfu, menyisakan keheningan yang menegangkan di tengah spekulasi yang beredar. Spekulasi semakin berkembang setelah The Financial Times melaporkan bahwa pemerintah Amerika Serikat meyakini bahwa Li sedang dalam penyelidikan dan menjadi tahanan rumah, menggugah perhatian masyarakat internasional.
Hilangnya Beberapa Pejabat Lainnya
Rahm Emanuel, Duta Besar AS untuk Jepang, telah menjadi salah satu pengkritik paling vokal terkait misteri ini, mengangkat pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Dia bahkan mengajukan pertanyaan apakah otoritas China telah menjadikan Li Shangfu sebagai tahanan rumah, mempertajam ketegangan diplomatik. Selain Jenderal Li Shangfu, hilangnya beberapa pejabat tinggi Partai Komunis China lainnya juga menimbulkan pertanyaan besar, menciptakan gejolak di panggung politik nasional. Salah satunya adalah pemimpin Rocket Force, sebuah unit elit militer yang mengawasi persenjataan nuklir Beijing. Mantan komandan Rocket Force, Li Yuchao, juga menghilang dari sorotan publik selama berminggu-minggu sebelum posisinya dicopot, tanpa alasan yang jelas yang diberikan oleh pemerintah Beijing, memperkuat teka-teki yang tengah berlangsung.
Menurut laporan Reuters, informasi terbaru tentang misteri hilangnya Jenderal Li Shangfu disampaikan oleh pejabat keamanan regional dan tiga sumber yang berhubungan langsung dengan militer China. Mereka mengklaim bahwa Menteri Pertahanan China dan delapan pejabat senior dari unit pengadaan militer China yang dipimpinnya sedang dalam proses penyelidikan oleh komisi inspeksi disiplin militer yang kuat. Hal ini memberikan dimensi baru terhadap cerita ini. Namun, hingga saat ini, belum ada informasi rinci mengenai alasan di balik penyelidikan terhadap Jenderal Li dan pejabat-pejabat lainnya, tentunya hal ini meninggalkan kegelisahan yang dalam bagi masyarakat internasional. Kementerian Luar Negeri, Dewan Negara, dan Kementerian Pertahanan China masih bungkam dan belum memberikan komentar resmi terkait kasus ini, memperpanjang masa ketidakpastian. Kasus hilangnya Jenderal Li Shangfu dan sejumlah pejabat tinggi Partai Komunis China lainnya terus menjadi misteri yang mengguncang dunia politik dan militer internasional.