Kasus kriminalitas di Indonesia masih sangat tinggi. Bukan hanya kriminalitas yang mengarah pada perampokan, pencurian ataupun begal, melainkan juga pembunuhan yang bahkan dilakukan dalam lingkungan keluarga. Seperti kasus Mertua Bunuh Menantu yang sedang hamil 6 bulan. Kasus pembunuhan ini terjadi di daerah PasuruanPasuruan, tepatnya di dusun belimbing, desa parerejo, kecamatan Purwodadi. Mirisnya, menurut informasi yang beredar, pembunuhan dilakukan karena sang mertua tidak mampu menahan hawa nafsu melihat sang menantu yang sedang keluar dari kamar mandi dan dalam keadaan hamil 6 bulan. Kejadian miris ini terjadi ketika sang suami korban sedang tidak berada di rumah.
Motif Utama Mertua Bunuh Menantu yang Hamil 6 Bulan
Pelaku bernama Khoiri atau Satir (53) terancam hukum penjara selama 15 tahun akibat perbuatannya membunuh sang menantu yang sedang hamil 6 bulan. Menantunya, Fitria Almuniroh Hafidloh Diana (23) hrus meregang nyawa di tangan sang mertua setelah mandi. Sang pelaku, Satir mengaku bahwa motif utama terjadinya modus Mertua Bunuh Menatu yang hamil 6 bulan tersebut tak lain didasari karena hawa nafsunya yang tidak bisa ditahan. Kompol Hari Aziz yang menjabat sebagai Wakapolres Pasuruan juga membeberkan bahwa kondisi rumah kala itu hanya ada mertua dan menantu karena sang suami sedang bekerja. Wakapolres juga menjelaskan lebih lanjut bahwa saat itu tersangka tidak bisa menahan hawa nafsunya setelah melihat sang menantu baru selesai mandi dan keluar dari kamar mandi dengan berbalut handuk. Sehingga, Satir pun usaha untuk melakukan pelecehan seksual kepada sang menantunya sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Upaya Satir untuk melakukan pemerkosaan kepada Fitri ditolak hingga sang korban berteriak yang akhirnya membuat tersangka panik. Satir yang panik pun akhirnya lari ke dapur untuk mengambil sebilah pisau guna membunuh sang menantu. Menggunakan pisau dapur tersebut mertua bunuh menantu yang sedang hamil 6 bulan secara brutal. Melalui hasil pemeriksaan, korban mendapatkan sayatan sepanjang 13 cm pada bagian lehernya hingga berhasil memutus urat nadi. Setelah menggorok leher sang menantu, Satir berhasil kabur ke rumah tetangga yang diketahui bernama bari. Satir masuk ke dalam kamar baru dan menguncinya dari dalam dengan kondisi masih memegang pisau dapur sepanjang 30 cm.
Sueb (31) selaku suami dari korban baru mengetahui kejadian tersebut setelah pulang dari tempatnya bekerja. Sueb mendobrak pintu kamar sang istri dan mendapati kondisi mengenaskan pada leher istrinya hingga membuatnya berteriak histeris saat itu juga. Teriakan Sueb proses membuat para tetangganya berhamburan keluar dan menghampirinya. Segera Sueb pun membawa sang istri ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Namun naas, nyawa sang istri yang sedang hamil 6 bulan tidak bisa tertolong dan meninggal saat perjalanan menuju Puskesmas.
Fakta Tentang Mertua Bunuh Menantu yang Hamil 6 Bulan
Kejadian terbunuhnya Fitria yang sedang mengandung 6 bulan di tangan mertuanya sendiri ternyata juga dilingkupi berbagai fakta mengejutkan. Fakta yang pertama adalah tentang kondisi jenazah korban yang sedang tersenyum meski mengalami pembunuhan oleh mertuanya sendiri. Hal tersebut dibenarkan oleh Nurul Afini yang merupakan ibu dari korban. Sang ibu sangat terpukul menyaksikan kondisi tragis yang menimpa anak perempuannya karena tampak leher anaknya mengangga saat meninggal. Namun yang membuatnya tertegun adalah bibir Fitria yang menyunggingkan senyum di akhir hayatnya.Melihat kondisi anaknya yang sudah terbujur kaku dengan luka lebam bahkan sayatan pada bagian leher membuat Nurul Afini meminta keadilan seadil-adilnya.
Nurul Afini (49) juga mengaku bahwa sosok Satir, Mertua Bunuh Menantu yang sedang hamil 6 bulan, ia kenal sebagai sosok yang baik. Bahkan selama menjadi besan, Satir juga dikenal sangat perhatian dengan keluarga Fitria. Pasalnya setiap kali datang berkunjung ke rumah Ibu Fitria, tersangka selalu membawa oleh-oleh untuk keluarganya. Tak jarang ketika Nurul Afini mengeluh capek, Satir juga tak segan mencarikan tukang pijit untuknya. Terjadinya pembunuhan ini jelas membuat Nurul Afini tidak habis pikir dengan sang besan. Ia juga belum mengetahui motif pasti dari biasanya tega menghabisi nyawa sang menantu yang sedang hamil 6 bulan, yang lain sedang mengandung cucunya sendiri. Selasa 31/10/2023, Satir sudah berhasil dibekuk oleh aparat kepolisian setempat untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sosok bertubuh gempal tersebut akan dijerat dengan pasal 338 KUHP mengenai pembunuhan dan atau pasal 351 ayat 3 KUHP mengenai penganiayaan berat.
Setelah marak terjadinya pembunuhan di lingkungan keluarga yang melibatkan anak dengan orang tua, kini muncul pula mertua bunuh menantu yang sedang hamil 6 bulan. Kasus semacam ini tentu menjadi satu hal yang miris apalagi sosok mertua yang seharusnya bisa mengayomi menantu. Dengan adanya kasus ini diharapkan bisa menjadi oembelajaran bagi semua masyarakat agar lebih waspada dengan siapapun. Bahkan dengan anggota keluarga sendiri.
