Saat ini Indonesia sedang mengalami musim kemarau panjang di beberapa wilayah. BMKG sudah menyampaikan bahwa kemarau ini diperkirakan akan berlangsung hingga Oktober 2023. Menurut Ardhasena Sopaheluwakan, Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG, musim kemarau berkepanjangan diperkirakan akan berlanjut hingga Oktober, sementara musim hujan diharapkan akan tiba pada awal November hingga Desember.
Hasil analisis iklim BMKG menunjukkan bahwa puncak musim kemarau telah mencapai beberapa wilayah di Indonesia. Sekitar 77 persen wilayah Indonesia kini berada dalam musim kemarau. Wilayah-wilayah di selatan khatulistiwa, seperti Sumatera bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua bagian selatan, perlu mewaspadai potensi kekeringan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dampak Dari Musim Kemarau Berkepanjangan
Dampak terpanjang dari hari tanpa hujan (HTH) tercatat selama 115 hari di wilayah Sumba Timur dan Rote Ndao di Nusa Tenggara Timur (NTT). Sementara itu, wilayah-wilayah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan juga mengalami HTH selama lebih dari 60 hari. DKI Jakarta mengalami HTH antara 18 hingga 40 hari. Potensi kekeringan sangat berdampak pada wilayah Indonesia yang berada di selatan khatulistiwa.
Kekeringan yang terjadi di sejumlah wilayah sesuai dengan prediksi BMKG. El Nino diperkirakan akan berada pada kategori Moderat hingga Oktober dan mulai menurun hingga Desember 2023. Dampak signifikan El Nino perlu diantisipasi hingga Oktober, terutama terhadap sektor pertanian, terutamanya tanaman pangan semusim yang sangat bergantung pada air. Kekurangan curah hujan dapat mengakibatkan kekeringan lahan pertanian dan berpotensi gagal panen.
BMKG mendorong pemerintah daerah, khususnya daerah yang diprediksi akan terdampak serius, untuk segera mengambil langkah mitigasi dan tindakan kesiapsiagaan. Langkah-langkah ini termasuk gerakan panen hujan, promosi penghematan air, dan persiapan cadangan air untuk menghadapi puncak dari musim kemarau berkepanjangan . Kepala Badan Pangan Nasional (BAPANAS), Arif Prasetyo Adi, menggarisbawahi pentingnya ketahanan pangan di tengah kemarau panjang ini. Saat ini, Indonesia telah meningkatkan stok beras menjadi 2,24 juta ton hingga akhir Desember 2023. BAPANAS juga akan memberikan bantuan beras kepada masyarakat yang terdampak langsung oleh El Nino.
Prakiraan Musim Hujan di Wilayah Indonesia September-Januari
Menurut BMKG, prakiraan musim hujan untuk periode 2023/2024 di Indonesia telah dipaparkan. Data ini mencakup 699 Zona Musim (ZOM) di seluruh Indonesia dan memberikan gambaran mengenai awal, durasi, dan intensitas musim hujan.
Setelah musim kemarau berkepanjangan , awal musim hujan 2023/2024 di sebagian besar wilayah Indonesia diharapkan terjadi pada bulan Oktober hingga Desember 2023. Sebanyak 477 ZOM (68,24%) diprakirakan mengalami awal musim hujan mundur dibandingkan dengan normalnya. Sementara 56 ZOM (8,01%) lainnya diprakirakan akan memiliki awal musim hujan sesuai dengan normal, dan 22 ZOM (3,15%) diperkirakan akan maju dibandingkan dengan normal.
Selama Musim Hujan 2023/2024, sebagian besar daerah di Indonesia diprakirakan akan mengalami sifat hujan normal, dengan 566 ZOM (80,97%) memasuki kategori ini. Namun, ada juga wilayah yang diperkirakan akan mengalami sifat hujan bawah normal sebanyak 64 ZOM (9,16%) dan sifat hujan atas normal sebanyak 69 ZOM (9,87%).Puncak Musim Hujan 2023/2024 di sebagian besar wilayah Indonesia diperkirakan akan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2024.
Berikut adalah ringkasan perkiraan curah hujan dari bulan September hingga awal tahun 2024 berdasarkan data BMKG:
– September-Oktober 2023: Curah hujan diperkirakan berada dalam kategori rendah hingga menengah di berbagai wilayah, termasuk DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTB, NTT, Maluku, hingga Papua bagian selatan.
– November 2023: Curah hujan tetap diperkirakan rendah hingga menengah. Beberapa wilayah seperti Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Tengah, serta Papua bagian Selatan masih dapat mengalami curah hujan rendah.
– Desember 2023: Curah hujan diharapkan mulai meningkat dari kategori menengah hingga tinggi. Namun, Papua Barat masih memiliki perkiraan curah hujan rendah.
– Januari 2024: Curah hujan diprediksi berada dalam kategori menengah-tinggi.
– Februari 2024: Curah hujan tetap diprediksi dalam kategori menengah-tinggi.
Prakiraan musim hujan ini bukan hanya sekadar informasi, tetapi juga merupakan suatu pandangan yang sangat berharga bagi masyarakat maupun pemerintah dalam menyusun strategi persiapan yang tepat menghadapi fluktuasi cuaca dan konsekuensi yang dapat timbul selama periode tersebut.
Melalui langkah-langkah yang terencana dengan cermat, diharapkan masyarakat akan mampu menghadapi musim kemarau berkepanjangan dengan bijak dan menjaga kesehatan mereka secara optimal. Selain itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) turut memberikan informasi mengenai proyeksi curah hujan hingga awal tahun 2024, memungkinkan masyarakat untuk melakukan persiapan yang terukur dan sesuai dengan kebutuhan.
Selalu diingatkan untuk selalu mewaspadai potensi kekeringan dan potensi hujan lebat yang dapat memicu banjir dan longsor. Dengan langkah-langkah yang terarah dan tepat sasaran, kita dapat mengurangi dampak negatif dari musim kemarau berkepanjangan ini, dan meminimalisir gangguan terhadap kehidupan sehari-hari.