Korea Selatan telah menggelar parade militer skala besar pertamanya dalam satu dekade terskhir pada Selasa, 26 September 2023. Parade militer Korsel ini menjadi wujud nyata dari tekad Korea Selatan untuk menjadi eksportir senjata terbesar di dunia. Dalam parade militer ini, beragam persenjataan, mulai dari rudal balistik hingga helikopter serang dipamerkan saat pasukan melintasi Seoul untuk memperingati Hari Angkatan Bersenjata.
Parade ini mencapai puncaknya dengan menggelar perjalanan sepanjang 2 kilometer melintasi kawasan komersial dan bisnis utama Seoul, menuju ke kawasan Gwanghwamun yang ramai, yang merupakan gerbang menuju istana luas di jantung kota Seoul.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Parade militer Korsel: Unjuk Kekuatan Setelah 10 Tahun
Korea Selatan kembali menggelar parade militer skala besar yang pertama dalam satu dekade terakhir. Acara ini menjadi ajang untuk memamerkan beragam persenjataan militer yang mereka punya, yang mencakup rudal balistik yang canggih dan helikopter serang yang mengesankan. Parade ini tidak hanya sebagai pameran teknologi militer, tetapi juga sebuah pernyataan tegas dalam sikap geopolitik negara tersebut terhadap Korea Utara. Dalam parade militer Korsel ini, Korea Selatan dengan bangga menunjukkan bahwa mereka tidak hanya memiliki kemampuan militer yang kuat, tetapi juga tekad yang kuat untuk melindungi kedaulatan mereka dan mempertahankan perdamaian di Semenanjung Korea.
Dalam momen penting di Pangkalan Udara Seoul, Presiden Yoon Suk Yeol dengan tegas menyuarakan peringatan kepada Korea Utara. Beliau menekankan agar Korea Utara tidak menggunakan senjata nuklir, sambil menggarisbawahi komitmen penuhnya untuk memperkuat dan mendukung sektor militer dan industri pertahanan di Korea Selatan. Dalam pidatonya, Presiden Yoon Suk Yeol menyatakan, “Jika Korea Utara nekat menggunakan senjata nuklir, rezimnya akan segera menghadapi respons dahsyat dari aliansi militer yang terjalin kuat antara Korea Selatan dan Amerika Serikat.” Pernyataan ini bukan sekadar retorika, melainkan mencerminkan tekad kuat dari pemerintahan baru Korea Selatan untuk menegakkan keamanan dan stabilitas di Semenanjung Korea.
Biasanya, peringatan Hari Angkatan Bersenjata di Korea Selatan tidak begitu meriah jika dibandingkan dengan acara besar yang diadakan oleh Korea Utara di bawah kepemimpinan Kim Jong Un. Dimana Korea Utara seringkali menampilkan senjata strategis seperti rudal balistik antarbenua (ICBM) pada perayaan semacam itu.
Rudal Hyunmo Peralatan Militer Terbaru Milik Korsel
Pada parade militer Korsel ini, hampir 7.000 tentara dari Korea Selatan bergabung sebagai peserta utama, mereka menampilkan kekuatan dan keterampilan mereka di hadapan para penonton. Lebih dari itu, Kementerian Pertahanan juga memamerkan lebih dari 340 jenis peralatan militer yang mencakup tank-tanks, artileri self-propelled yang mematikan, pesawat serang yang canggih, dan drone-drone yang mengesankan. Keikutsertaan aktif dari 300 tentara dari 28.500 personel militer Amerika Serikat yang berpangkalan di Korea Selatan, memberikan dimensi internasional yang signifikan pada parade ini. Kehadiran mereka menegaskan komitmen kuat dari aliansi militer antara Korea Selatan dan Amerika Serikat dalam menjaga stabilitas dan keamanan di Semenanjung Korea.
Selama parade, berbagai peralatan militer terbaru dipamerkan, termasuk rudal Hyunmoo yang dinilai akan digunakan dalam kasus konflik dengan Korea Utara. Rudal ini merupakan salah satu bagian integral dari rencana Korea Selatan untuk menjaga keamanan di kawasan tersebut. Selain itu, ada juga rudal pencegat L-SAM yang dirancang untuk menghantam rudal pada ketinggian 50-60 kilometer.
Meskipun pesawat jet F-35 dan pesawat tempur buatan dalam negeri, KF-21, dibatalkan karena cuaca buruk, Korea Selatan tetap memamerkan pesawat tempur pertama buatan dalam negeri tersebut, yang merupakan pencapaian yang luar biasa dalam industri pertahanan.
Peningkatan Hubungan Militer dengan AS
Acara ini juga menampilkan penerbangan gabungan antara pesawat militer Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk menunjukkan “peningkatan” postur pertahanan mereka. Lebih dari 300 tentara tempur dari Angkatan Darat Kedelapan Amerika Serikat, yang berpangkalan di Korea Selatan, juga ambil bagian dalam parade tersebut.
Parade militer Korsel ini, diadakan setelah pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, kembali dari perjalanan ke Rusia, Ketika Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, bertemu dalam kunjungan resmi ke Rusia, keduanya bersepakat untuk mengintensifkan kerja sama militer antara kedua negara. Hal ini menjadi perhatian Korea Selatan, yang menganggap bantuan Rusia kepada Korea Utara sebagai potensi “provokasi langsung.”
Presiden Yoon juga memiliki visi ambisius untuk menjadikan Korea Selatan sebagai salah satu eksportir senjata terbesar di dunia, bersaing dengan AS, Rusia, dan Prancis. Meskipun masih terdapat beberapa peringkat yang harus diatasi, industri pertahanan Korea Selatan telah tumbuh pesat. Data dari Bank Ekspor-Impor Korea menunjukkan bahwa nilai ekspor pertahanan mencapai $7 miliar pada tahun 2021.
Dengan parade militer Korsel ini, Korea Selatan tidak hanya menunjukkan kekuatan militer, tetapi juga tekadnya untuk berperan sebagai pemain utama di panggung pertahanan dunia. Dengan harapan dapat memastikan perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea, Korea Selatan siap bersaing sebagai eksportir senjata terbesar di dunia.