Partai Demokrat secara resmi telah mengumumkan jika tidak akan lagi mendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon Presiden di Pilihan Presiden 2024 nantinya. Pasalnya, cara ini dilakukan sebab Demokrat sendiri merasa telah dikhianati oleh Anies Baswedan dan partai Nasdem yang telah menggaet ketua umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon wakil presiden di tahun 2024 nantinya. Sebelumnya pihak ketua majelis tinggi partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono juga angkat bicara dalam pengkhianatan yang dilakukan oleh Anis dan partai Nasdem ini. SBY juga menyinggung peribahasa “musang berbulu domba” yang mana terlihat baik dan lembut di depannya.
SBY juga memahami bagaimana perasaan dari kader Demokrat ketika terjadi peristiwa tersebut. Apalagi keputusan untuk melakukan koalisi dengan PKB dilakukan sepihak antara partai Nasdem dan Anies tanpa mengajak rekan koalisi lainnya. Namun menurut SBY juga mengatakan hal ini bukanlah akhir bagi partai Demokrat dalam menghadapi pemilu. Ia juga meminta peristiwa ini hanya dijadikan sebagai ujian yang menjadikannya Demokrat menjadi lebih kuat lagi. SBY juga mengatakan ia bersyukur dengan adanya pengkhianatan dari Anies dan partai Nasdem. Karena pelaksanaannya masih jauh hari sebelum pendaftaran calon presiden dan calon wakil presiden di Oktober mendatang.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Resmi Partai Demokrat Cabut Anies Sebagai Bacapres, Begini Kata SBY
Seperti yang diketahui bahwa Demokrat kini telah mencabut dukungannya atas Anies Baswedan. Keputusan ini juga menjadi hasil dari rapat majelis tinggi Demokrat yang berlangsung Sabtu malam. Keputusan ini merupakan puncak dari persetujuan partai dengan Koalisi perubahan untuk persatuan (KPP). Ketua umum dari Partai Demokrat yaitu Agus Harimurti Yudhoyono telah tersingkir dari persaingan bursa cawapres setelah adanya kabar mengejutkan bahwa Anies menggandeng Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presidennya.
Ketua majelis tinggi Demokrat bapak Susilo Bambang Yudhoyono sebelumnya telah mengutarakan ekspresinya mengenai pencabutan ini. SBY juga menegaskan tidak akan menuduh siapa pun. Melainkan hanya mencurahkan perasaannya dari para kader Demokrat. Selain itu di sisi lain SBY mengetahui dan mendengar dinamika menjelang pilpres 2024. Mantan presiden RI yang ke-6 ini juga Mengetahui pekerjaan politik yang ingin menjegal koalisi perubahan untuk persatuan yang di dalamnya ada Nasdem, Demokrat dan PKS. SBY mengetahui upaya dalam menggagalkan pasangan Anies dan AHY.
SBY juga bersyukur karena setelah dia renungkan baik-baik, Demokrat berhasil diselamatkan oleh Tuhan. Maksudnya yaitu Partai Demokrat tidak diizinkan oleh Allah dalam mendukung seseorang dan bermitra dengan orang lain yang tidak amanah dan jujur. Bersamaan dengan ini, Demokrat juga dipastikan akan keluar dari Koalisi perubahan untuk persatuan. Keluarnya Demokrat juga diungkapkan karena adanya pengingkaran komitmen di dalam koalisi tersebut.
Banyak yang menilai bahwa keputusan sepihak yang dilakukan oleh partai Nasdem dan Anies Baswedan ini secara otomatis dapat membubarkan KPP. Hal ini juga terjadi lantaran Demokrat yang tidak dilibatkan dalam keputusan tersebut. Hal ini juga dijelaskan masih belum pasti bagaimana sikap dan mau ke arah mana Demokrat akan berlabu setelah ini. Sedangkan untuk PKB akan segera memfinalisasikan duet antara Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Rencananya akan melakukan deklarasi yang dijalankan pada hari Sabtu tanggal 2 September 2023.
Demokrat Berpeluang Gabung Prabowo
Partai Gerindra kini menghargai bagaimana keputusan politik dari Partai Kebangkitan Bangsa. PKB memilih untuk meninggalkan Koalisi Indonesia maju dan kini bergabung dengan Partai Nasdem untuk mendukung bakal calon presiden Anies Baswedan. Seiring dengan adanya hal ini, Demokrat telah mencabut dukungan terhadap Anies dan kini keluar dari Koalisi Perubahan Untuk Persatuan, yang mana posisi ini telah dibentuk bersama dengan Nasdem maupun PKS. Disusul dengan adanya munculnya spekulasi jika Demokrat akan bergabung dengan KIM.
Terkait adanya peluang tersebut, ketua DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan jika dunia politik segala kemungkinan bisa terjadi. Dasco juga menegaskan jika Gerindra tidak memiliki niat untuk campur tangan dengan urusan partai lainnya. Gerindra memberikan kebebasan dalam menentukan sikap politiknya menjelang pemilu di tahun yang akan datang. Dengan adanya hal ini Demokrat masih berpeluang untuk gabung dengan Prabowo.
Mengingat sebelumnya Demokrat resmi menarik dukungan kepada Anies maupun keikutsertaannya dalam koalisi KPP. Anies telah melakukan pengkhianatan karena akan menggandeng ketua umum PKB Muhaimin Iskandar. Pengamat politik dari kampus Universitas Gadjah Mada, Nyarwi Ahmad menilai, bahwa ini merupakan manuver Partai Nasdem yang kemungkinannya pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar berpotensi memicu gempa politik yang sangat besar.
Terdapatnya guncangan ini tidak hanya dirasakan dalam blok Koalisi Perubahan Dan Persatuan, melainkan juga di blok koalisi partai-partai pengusung Prabowo Subianto. Menurut pengamat politik ini, jika Demokrat lepas dari KKP, kemungkinan besar akan mencari mitra koalisi yang lain dengan yang lebih menjanjikan untuk memberikan tiket cawapres. Sementara jika Sandiaga Uno berpeluang kecil untuk mendapatkan tiket cawapres Ganjar, bisa juga akan mendorong PPP untuk mencari koalisi dari partai lainnya.