Penusukan Guru di Prancis yang Diduga Aksi Terorisme

- Penulis Berita

Minggu, 15 Oktober 2023 - 23:39

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Peristiwa tragis terjadi di Prancis pada Jumat, 13 Oktober 2023, ketika seorang guru bernama Dominique Bernard menjadi korban penusukan di SMA Gambetta, kota Arras, Prancis. Penusukan guru di Prancis ini mengguncang masyarakat Prancis dan menimbulkan pertanyaan tentang keamanan di negara tersebut. Pemerintah Prancis segera menghubungkan peristiwa ini dengan situasi konflik di Israel-Palestina, sementara Presiden Emmanuel Macron menyebut penusukan guru itu sebagai tindakan terorisme yang dilakukan oleh kelompok Islam.

Menurut laporan dari AFP, peristiwa penusukan ini terjadi di kota Arras, yang terletak di bagian utara Prancis. Kota ini dikenal memiliki banyak masyarakat Yahudi dan Muslim. Seorang pria muda asal Chechnya, yang kemudian diidentifikasi sebagai Mohammed Moguchkov, berusia awal 20-an, menyerang guru tersebut dan melukai tiga orang dewasa lainnya di sekolah tersebut.

 

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penusukan Guru di Prancis Di Depan Pintu Masuk Sekolah

Korban tewas dalam serangan ini adalah Dominique Bernard, seorang guru bahasa Prancis di SMA Gambetta-Carnot yang mengajar siswa berusia 11-18 tahun. Selain guru tersebut, tiga orang lainnya juga mengalami luka parah akibat penikaman brutal ini. Pelaku penyerangan, Mohammed Moguchkov, berlatar belakang Chechnya Rusia, telah ditangkap oleh polisi setelah kejadian tersebut.

Dilansir dari DW berdasarkan keterangan polisi, guru tersebut ditusuk di depan pintu masuk utama sekolah, dan pelaku kemudian melanjutkan serangannya di dalam gedung sekolah. Tersangka ini sebelumnya telah berada di bawah pengawasan badan intelijen karena dicurigai melakukan radikalisasi. Dokumen pengadilan mengungkapkan bahwa dia berasal dari wilayah Ingushetia di Pegunungan Kaukasus Rusia, yang berbatasan dengan Chechnya. Motif sebenarnya dari penyerangan ini masih belum jelas, dan tersangka tidak bersedia berbicara dengan penyelidik.

Emmanuel Macron, Presiden Prancis, mengumumkan bahwa sekolah akan dibuka kembali pada hari Sabtu. Dia mendesak rakyat Prancis untuk tetap bersatu dalam menghadapi terorisme, menekankan bahwa pilihan telah dibuat untuk tidak menyerah pada teror. Macron juga mengingatkan bahwa sekolah dan transmisi pengetahuan adalah inti dari perjuangan melawan ketidaktahuan.

 

Peristiwa ini Diduga Erat Kaitannya Dengan Terorisme

Peristiwa penusukan guru di Prancis kali ini juga mengingatkan banyak orang di Prancis pada kasus serupa yang terjadi hampir tiga tahun lalu. Pada saat itu, seorang guru bernama Samuel Paty dibunuh di dekat sekolahnya di wilayah Paris oleh seorang radikal keturunan Chechnya. Pelaku dalam kasus tersebut juga tewas oleh polisi.

Badan intelijen Prancis mencatat bahwa tersangka dalam serangan ini telah diawasi sejak musim panas karena dicurigai melakukan radikalisasi Islam. Meskipun tersangka ditahan untuk diinterogasi, penyelidik tidak menemukan tanda-tanda bahwa dia sedang mempersiapkan serangan.

Serangan ini bukanlah insiden terisolasi, dan Prancis telah lama menghadapi ancaman terorisme yang terkait dengan radikalisme Islam. Serangan terburuk terjadi pada November 2015 ketika sekelompok bersenjata dan pelaku bom bunuh diri menyerang tempat hiburan dan kafe di Paris, menewaskan 130 orang. Serangan ini diklaim oleh kelompok Negara Islam (ISIS).

Menurut Menteri Dalam Negeri Prancis, Gerald Darmanin, ada korelasi antara konflik di Timur Tengah dan keputusan tersangka untuk menyerang. Pihak berwenang telah menahan 12 orang di sekitar sekolah dan tempat ibadah sejak serangan Hamas terhadap Israel, dan beberapa dari mereka ditemukan membawa senjata dan bersiap untuk melakukan serangan. Prancis pun telah meningkatkan keamanan di ratusan situs Yahudi di seluruh negeri sebagai tindakan pencegahan.

 

Pemerintah Prancis Segera Ambil Tindakan Setelah Peristiwa Penusukan Guru di Prancis

Pemerintah Prancis segera mengambil langkah-langkah untuk memperkuat keamanan di sekolah-sekolah di seluruh negara. Keputusan ini diambil sebagai tindakan preventif untuk melindungi siswa dan guru-guru dari ancaman yang semakin meningkat. Menteri Pendidikan, Gabriel Attal, mengumumkan bahwa keamanan akan diperkuat di seluruh sekolah Prancis.

Pemerintah Prancis mengambil tindakan drastis dengan mendeploy 7.000 tentara dalam kondisi siaga tertinggi untuk meningkatkan keamanan masyarakat. Pengerahan personel ini dimulai pada Sabtu dan diharapkan selesai pada Senin malam. Langkah ini diambil untuk meningkatkan kewaspadaan dan mencegah serangan-serangan baru di seluruh Prancis.

Dalam insiden Penusukan guru di Prancis, dua korban lainnya yang terluka parah telah dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan medis. Sebuah video yang beredar menunjukkan upaya heroik dari sejumlah orang yang berusaha menghentikan penyerang di tempat parkir sekolah. Mereka berteriak panik ketika melihat penyerang membawa pisau, dan situasi menjadi sangat tegang.

Salah seorang guru yang menjadi saksi mata dari peristiwa mengerikan ini, Martin Doussau, mengungkapkan bahwa penyerang itu mengejarnya. Namun, Doussau berhasil melarikan diri tanpa cedera setelah mengunci diri di sebuah kamar. Dia yakin bahwa motif pelaku bukanlah balas dendam pribadi terhadap seorang guru, namun lebih terkait dengan motif yang lebih besar.

Presiden Emmanuel Macron turut memberikan penghormatan kepada guru yang meninggal, Dominique Bernard, dengan mengunjungi lokasi kejadian. Dia menekankan pentingnya bersatu dan menahan diri dalam menghadapi konflik di Israel-Palestina. Macron juga mengungkapkan bahwa tindakan heroik dari guru tersebut mungkin telah menyelamatkan banyak nyawa lainnya.

 

Penusukan guru di Prancis ini menyiratkan bahwa tantangan keamanan terus mengintai Prancis, dan pemerintah harus terus memperkuat langkah-langkah pencegahan dan keamanan untuk melindungi masyarakatnya. Kehati-hatian ekstra di sekolah-sekolah dan tempat-tempat umum adalah langkah yang penting untuk mengurangi risiko serangan-serangan serupa di masa depan. Masyarakat Prancis, bersama dengan pemerintah, harus tetap waspada dan bersatu dalam menghadapi ancaman terorisme.

Berita Terkait

PNS Gaji Tunggal Akan Segera Ditetapkan, Berikut Detailnya
Dunia Desak Israel Gencatan Senjata, Akankah Disetujui?
Kondisi WNI Di Gaza Memprihatinkan, Begini Tanggapan Dubes
RS Indonesia Di Gaza Hancur Diserang Tentara Israel
Biaya Haji Terbaru, Berikut Cara Mempersiapkannya
Peta Koalisi Partai Menuju Pilpres 2024, Mana Lebih Kuat?
Suku Rohingya Datang Ke Aceh, Warga Tolak Dengan Tegas
Gempa Filipina Sebesar 6,7 Magnitudo Sebabkan Kerusakan Cukup Parah

Berita Terkait

Senin, 27 November 2023 - 21:43

Rekor CR7 Belum Habis, Catatkan 48 Gol Di Tahun 2023

Sabtu, 25 November 2023 - 17:46

Semi Final Piala Dunia U-17 Semakin Menarik, Ada Jerman

Sabtu, 25 November 2023 - 17:43

Review Pertandingan Seru Argentina vs Brasil yang Sempat Ricuh

Senin, 20 November 2023 - 00:04

Hasil Indonesia Vs Maroko U-17, Laga Penentuan

Kamis, 16 November 2023 - 13:48

Jelang Ikuti Kualifikasi Piala Dunia, Ini Persiapan Timnas Indonesia

Senin, 13 November 2023 - 19:31

Indonesia Vs Ekuador Piala Dunia U-17 2023 Berakhir Imbang

Senin, 13 November 2023 - 19:28

Pembagian Grup dan Jadwal Piala Dunia U-17 2023

Minggu, 12 November 2023 - 20:36

Update Piala Dunia FIFA U-17, Pegawai FIFA Mulai Berdatangan

Berita Terbaru

Kesehatan

Tips Mengurangi Bau Badan Yang Ampuh

Selasa, 28 Nov 2023 - 19:32

Teknologi

Resmi Gandeng Tokopedia, TikTokshop Kembali?

Selasa, 28 Nov 2023 - 19:30

Teknologi

Rekomendasi Smartphone Android Kamera Terbaik 3 Jutaan

Selasa, 28 Nov 2023 - 19:27

Kesehatan

Ketahui Penyebab Kanker Sebelum Terjadi, Ternyata Ini

Selasa, 28 Nov 2023 - 19:23

Kesehatan

Cara Membersihkan Karang Gigi, Mudah Dan Aman

Selasa, 28 Nov 2023 - 19:21