Kebakaran yang melanda blok Savana Watangan atau area Bukit Teletubbies di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Probolinggo, Provinsi Jawa Timur, pada Jumat, 15 September 2023, telah berhasil dipadamkan setelah menghanguskan lebih dari 500 hektar lahan. Peristiwa tragis ini dipicu oleh penggunaan flare dalam sesi foto prewedding bromo seorang pasangan di bukit Teletubbies.
Diketahui, pasangan calon pengantin yang terlibat telah dengan tulus meminta maaf kepada tokoh masyarakat suku Tengger di desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur. Mereka mengungkapkan penyesalan mereka terkait peristiwa yang telah berlangsung.
Namun, ironisnya, pasangan ini tidak hanya meminta maaf. Mereka memiliki niat untuk mengajukan laporan balik terhadap petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Alasannya, mereka menilai petugas tidak memberikan pelayanan maksimal kepada wisatawan, yakni mereka sendiri, yang pada akhirnya mengakibatkan kebakaran meluas.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Pasangan Prewedding Bromo Meminta Maaf Kepada Suku Tengger
Pada wawancaranya dengan Kompas.com, kuasa hukum tersangka, Mustadji, menegaskan komitmennya untuk memberikan pembelaan kepada kliennya, jika kasus ini harus dilanjutkan ke jalur peradilan. Selain itu, ia juga berencana untuk mengajukan laporan balik terhadap petugas TNBTS. Ia menilai bahwa pelayanan kepada konsumen, khususnya para wisatawan, tidak memenuhi standar maksimal.
- Prewedding Bromo Salahkan Kelalaian Petugas.
Selain Mustadji, Hasmoko & Mustadji, yang bertindak sebagai kuasa hukum pasangan prewedding dan tim wedding organizer (WO) mereka, memiliki keyakinan yang sama. Mereka percaya bahwa kebakaran yang terjadi adalah akibat dari kelalaian pihak petugas TNBTS adalah faktor kunci yang menyebabkan kebakaran merambat dengan begitu cepat dan meluas.
Dalam pernyataannya, Mustadji menegaskan bahwa terdapat kelemahan dari pihak petugas TNBTS. Menurut mereka, pihak TNBTS seharusnya memberikan pengawalan yang lebih ketat dan imbauan yang lebih jelas kepada pengunjung. Mereka menyoroti fakta bahwa petugas hanya memberikan tiket masuk tanpa memberikan pengawasan menyeluruh terhadap para pengunjung, sehingga tidak ada kesadaran akan risiko yang dapat timbul dari penggunaan flare.
- Prewedding Bromo Pancing Amarah Netizen
Namun, rencana pasangan prewedding Bromo untuk melaporkan balik petugas TNBTS menuai beragam tanggapan dari masyarakat. Sebelumnya, pasangan tersebut telah mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat suku Tengger dan kepala desa mewakili enam desa yang terkena dampak kebakaran. Dalam upaya untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi, mereka menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Suku Tengger yang tinggal di lereng Gunung Bromo. Dengan harapan bahwa permintaan maaf ini akan diterima dengan lapang dada dan sebagai langkah awal untuk memulihkan hubungan dengan masyarakat Suku Tengger yang tinggal di Lereng Gunung Bromo.
Kasus ini telah menarik perhatian warganet di media sosial, dengan berbagai pendapat yang bervariasi. Di bawah ini terdapat sejumlah komentar dari netizen mengenai kasus ini:
Menurut salah satu akun berucap begini “Pada masa lalu, saat masih sekolah, orang-orang seharusnya lebih bijak dalam mengambil keputusan. Ketika musim kemarau datang, seharusnya kita lebih berpikir. Namun sayangnya, ada orang yang justru memilih untuk melakukan kegiatan membakar-bakaran. Semoga mereka mendapatkan pelajaran berharga dari makhluk-makhluk yang menghuni kawasan Bromo. Hidup tidak akan tenang sampai usia tua jika terus melakukan hal-hal seperti ini.”
Sedangkan akun @CoffeedCat memberikan komentar negatif terhadap pasangan prewedding ini, “Mereka telah menjadi lawan dan menyusahkan banyak orang, namun tetap teguh dalam tidak mengakui kesalahan. Luar biasa, pasangan ini pasti memiliki ikatan yang kuat dan akan saling mendukung sepanjang hidup mereka.”
Akun @dhiiikaaaaa menunjukkan kegeraman dengan mengatakan, “Sudah bagus-bagus mereka meminta maaf, namun malah menyalahkan pihak lain. Hal ini membuat mereka dianggap sebagai musuh oleh banyak orang di Indonesia. Pasangan ini sekarang dianggap sebagai musuh bangsa.”
@pernahberjuang_ berpendapat, “Mereka sangat tolol. Mereka adalah orang yang melakukan kesalahan dan juga bersikap kasar. Setidaknya, mereka seharusnya memiliki rasa malu dan tanggung jawab atas perbuatan mereka yang merugikan banyak orang. Bahkan pikiran mereka pun ikut terbakar seperti api. Sungguh menyebalkan membacanya. Mereka tidak memiliki izin, lalu bagaimana mungkin mereka akan mendapatkan pendidikan? Saya sangat kesal membacanya.”
Ada akun lain pula yang mengkritik, “Mereka adalah orang yang sangat bodoh. Apakah mereka tidak menyadari bahwa mereka seharusnya diingatkan untuk tidak bermain dengan korek api, terutama di tempat tidur? Jika mereka ingin menikah, mereka seharusnya bertindak lebih dewasa dan tidak seperti anak-anak TK yang tidak menyadari bahaya dari rumput kering dan kembang api. Keunggulan kebodohan mereka telah mengakibatkan kebakaran seluas 504 hektar, menutup destinasi wisata, mengganggu penyewaan mobil jip, dan mengakibatkan kerugian bagi para pedagang. Mereka seharusnya mendapat hukuman dua kali lipat dari akibat perbuatannya.”
Dalam semua komentar ini terlihat bagaimana masyarakat memberikan sudut pandang dan penilaian mereka terhadap tindakan pasangan prewedding bromo ini dan langkah hukum yang mereka ambil. Diskusi mengenai kasus ini masih terus berlanjut, sementara pihak berwenang terus menyelidiki akar penyebab kebakaran di Gunung Bromo.