Pembangunan kereta cepat tak hanya digencarkan oleh pemerintah Indonesia dan menjadi negara pertama Asia tenggara yang mengoperasikan kereta peluru. Disisi lain, negara tetangga, Malaysia dan Singapura, Pada awalnya, terdapat rencana untuk membangun kereta cepat Malaysia atau High Speed Rail (HSR) yang menghubungkan Kuala Lumpur dengan Jurong. Namun, pada tahun 2020, Malaysia memutuskan untuk membatalkan proyek ini setelah melakukan perhitungan ulang dan menilai bahwa investasinya terlalu memberatkan.
Malaysia membatalkan proyek kereta cepat HSR pada tahun 2020. Mega proyek yang menginvestasikan dana sebesar 17 miliar dolar tersebut kini nasibnya tak jelas. Proyek tersebut dikerjakan di bawah naungan perusahaan BUMN Malaysia milik Kementerian Keuangan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Kereta Cepat Malaysia Mangkrak ?
Mangkraknya proyek kereta cepat Malaysia terjadi setelah penghitungan ulang nilai investasi yang disebut memberatkan. Saat ini pemerintah Malaysia tengah mencari pihak swasta yang berminat melanjutkan pengerjaan proyek kereta cepat antara negeri jiran dengan Singapura tersebut.
Pemerintah Malaysia enggan memakai uang negara untuk mendanai investasi pembangunan kereta cepat karena dinilai memberatkan APBN mereka. Proyek yang dikelola oleh perusahaan BUMN Malaysia tersebut membuka kesempatan bagi investor swasta yang tertarik mendanai dengan model kemitraan publik-swasta.
Ketika proyek ini dibatalkan pada tahun 2020, pengerjaan kereta cepat Malaysia diperkirakan memakan biaya sekitar 17 miliar dollar AS. Pemerintah Malaysia ingin proyek tersebut cepat sepenuhnya mendapat pendanaan dari investor. Sebenarnya sudah ada perusahaan-perusahaan dari Jepang, China, Korea Selatan, dan Eropa yang menyatakan berminat untuk menjalin kontrak pembangunan, mengoperasikan, dan membiayai pembangunan proyek tersebut.
HSR Corp mencatat bahwa “(Proses tersebut) menandai inisiatif pemerintah untuk mengaktifkan kembali proyek kereta cepat, dengan menggunakan mekanisme pendanaan baru dan model implementasi, dalam upaya untuk meningkatkan infrastruktur transportasi kereta api dan memperkuat perekonomian nasional,” seperti yang diungkapkan dalam keterangan resminya.
Sebelumnya, pihak Malaysia mengusulkan beberapa skema perubahan kepada pemerintah Singapura terkait struktur proyek, desain stasiun, dan memajukan penyelesaian proyek dua tahun lebih cepat. Menurut Malaysia dengan proyek HSR yang dipercepat dapat mengurangi dampak negatif dari penurunan ekonomi selama pandemi COVID-19.
Menteri Ekonomi Malaysia, Mustapa Mohamed, menyatakan kalau pemerintah Kuala Lumpur memungkinkan opsi pembiayaan yang lebih fleksibel, termasuk pembayaran yang ditangguhkan dan kemitraan publik-swasta.
Alasan Kereta Cepat Malaysia Diberhentikan
Perdana Menteri (PM) Muhyiddin Yassin yang kala itu menjadi pemimpin pemerintah Malaysia menyebut pandemi Covid-19 menjadi penyebab diberhentikannya proyek ini. Pernyataan ini juga disetujui oleh Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Long.
Telah diketahui bahwa beberapa kegiatan konstruksi telah dimulai. Oleh karena itu, Malaysia harus membayar lebih dari 102 juta dolar Singapura (sekitar Rp 1,1 T) sebagai kompensasi kepada Singapura untuk proyek yang dihentikan, mengingat konstruksi juga telah dimulai di Negeri Singa.
Pada akhir tahun 2021, Perdana Menteri yang menjabat Ismail Sabri Yaakob mengusulkan untuk menghidupkan kembali diskusi tentang HSR. Hal ini terjadi meskipun ada beberapa usulan perubahan rute dan kemungkinan untuk memperpanjangnya hingga ke Utara, mencapai Thailand dan China.
Lawrence Wong selaku Wakil Perdana Menteri Singapura memberikan persetujuannya. Ia juga menyatakan bahwa Singapura terbuka untuk menerima proposal baru dari Malaysia terkait proyek kereta cepat Malaysia (HSR). Di masa pemerintahan PM Anwar Ibrahim, keinginan untuk menghidupkan kembali proyek semakin kuat. Saat masih berada di pihak oposisi, Anwar sendiri mengkritik pembatalan sebelumnya sebagai sebuah kesalahan.
Dalam update terbaru Juli lalu, Reuters juga menulis bagaimana kedua negara sudah bertemu kembali untuk menghidupkan proyek senilai US$ 22 miliar itu. “Inisiatif pemerintah untuk mengaktifkan kembali proyek melalui mekanisme pendanaan baru dan model implementasi dalam upaya untuk lebih memajukan infrastruktur transportasi kereta api dan memperkuat perekonomian nasional.” Ungkap MyHSR Corp
Pada bulan Agustus, pejabat Menteri Transportasi Singapura, Chee Hong Tat, menyampaikan komentar tentang pembukaan kembali proposal proyek di parlemen. Namun, ia juga menyebutkan bahwa hingga saat ini belum ada satu pun proposal yang diajukan dari Malaysia. ” “Singapura dengan itikad baik siap membahas setiap proposal baru terkait Kereta Cepat Kuala Lumpur-Singapura dari Malaysia dan dimulai dari awal,” kata Chee, seperti dilaporkan oleh Bangkok Post.
Proyek kereta cepat Malaysia-Singapura merupakan contoh nyata dari bagaimana pandemi Covid-19 telah mempengaruhi proyek infrastruktur besar di Asia Tenggara. Meskipun proyek ini mengalami kendala dan penghentian sementara, upaya untuk mengaktifkan kembali proyek ini dengan melibatkan sektor swasta menunjukkan komitmen pemerintah Malaysia untuk meningkatkan infrastruktur transportasi dan memperkuat perekonomian nasional. Dengan keterlibatan potensial dari perusahaan-perusahaan besar dari berbagai negara, proyek kereta cepat ini masih memiliki potensi untuk menjadi salah satu tonggak penting dalam perkembangan infrastruktur regional di Asia Tenggara. Diharapkan bahwa melalui kemitraan publik-swasta dan solusi pendanaan inovatif lainnya, proyek ini dapat direalisasikan dengan sukses dan memberikan manfaat besar bagi kedua negara.