Rupiah Melemah Hingga 15650 per Dollar AS, Ini Penyebabnya

- Penulis Berita

Senin, 9 Oktober 2023 - 22:22

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Pada Senin pagi, tanggal 9 Oktober 2023, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bertengger di angka Rp15.660. Mata uang rupiah melemah sebesar 0,3 persen atau 47 poin dari posisi sebelumnya. Di kawasan Asia, mata uang bergerak dengan variasi. Won Korea Selatan menguat sebesar 0,40 persen, peso Filipina menguat 0,08 persen, yuan China naik 0,19 persen, dan yen Jepang menguat 0,09 persen. Sementara itu, baht Thailand melemah 0,09 persen, dolar Singapura melemah 0,08 persen, ringgit Malaysia melemah 0,11 persen, dan dolar Hong Kong stagnan.

Sementara itu, di sektor mata uang dari negara-negara maju, terlihat bahwa mereka cenderung bergerak ke arah zona merah. Poundsterling Inggris, sebagai contoh, mengalami penurunan sebesar 0,13 persen dari posisi sebelumnya. Demikian pula, euro Eropa juga mengalami penurunan sebesar 0,14 persen, dolar Kanada mengalami penurunan sebesar 0,12 persen, dan dolar Australia juga turun sebesar 0,1 persen. Hal ini mencerminkan adanya tekanan pada mata uang dari negara-negara maju, yang mungkin disebabkan oleh berbagai faktor ekonomi dan geopolitik di tingkat global.

 

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Nilai Rupiah Melemah Hingga 15.560 per Dollar AS

Analisis dari Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyatakan prediksinya terhadap nilai tukar rupiah. Pada awalnya, analis sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, memiliki proyeksi bahwa nilai tukar rupiah akan mengalami pelemahan dalam kisaran kisaran Rp 15.600 hingga Rp 15.650 per dolar AS. Namun, pada Sabtu pagi sebelum penutupan perdagangan, terjadi perubahan yang signifikan dalam dinamika pasar mata uang global. Indeks dolar AS, yang merupakan indikator penting dalam menilai kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia, mengalami penurunan dari level sebelumnya yang mencapai 106 poin 800 menjadi 105 poin 775. Perubahan ini mengindikasikan adanya pergeseran dalam sentimen pasar dan potensi pengaruhnya terhadap nilai tukar rupiah.Hal ini mengindikasikan kemungkinan adanya penguatan rupiah, meskipun tidak begitu signifikan.

Menurut Ariston Tjendra, seorang Pengamat Pasar Keuangan, rupiah melemah terhadap dolar AS karena data tenaga kerja AS naik jauh lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini mendukung kebijakan suku bunga tinggi AS untuk mengendalikan inflasi ke target 2 persen. Selain itu, penguatan dollar AS juga dipengaruhi oleh sentimen hindar risiko akibat konflik antara Hamas dan Israel yang menyebabkan ribuan korban jiwa.

Namun, Lukman Leong, seorang analis pasar uang, memperkirakan bahwa rupiah melemah terhadap dolar AS di tengah sentimen risk off akibat perang Israel-Palestina. Rupiah diprediksi akan bergerak dalam rentang 15.550-15.700. Pelemahan ini disebabkan oleh data tenaga kerja AS yang menunjukkan peningkatan signifikan.

 

Penyebab Rupiah Melemah

Bank Indonesia (BI) merupakan pilar utama dalam upaya untuk mengontrol agar pergerakan rupiah tidak terdepresiasi dengan tingkat yang terlalu dalam. Tugas besar ini mengisyaratkan bahwa BI memiliki tanggung jawab krusial dalam menjaga stabilitas mata uang nasional, memastikan bahwa fluktuasi nilai tukar tidak melampaui batas yang dapat mempengaruhi perekonomian secara negatif. BI diharapkan terus melakukan intervensi di pasar spot, DNDF, serta membeli SBN di pasar sekunder. Head of Treasury & Financial Institution Bank Mega, Ralph Birger Portiray, menyatakan bahwa BI selalu akan masuk ketika terjadi volatilitas yang cukup tajam.

Menurut Kepala Ekonom Bank Syariah Indonesia, Banjaran Surya Indrastomo, selain melakukan triple intervention, Bank Indonesia (BI) juga perlu mengintensifkan upaya dalam memperkuat instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) guna menarik aliran modal asing. Meskipun demikian, hingga akhir tahun, prospek rupiah masih akan terus mengalami tekanan, mengingat adanya faktor-faktor eksternal yang turut mempengaruhi kondisi mata uang dalam negeri.

Josua Pardede, Kepala Ekonom Permata Bank, menilai bahwa penguatan triple intervention dan SRBI sebagai instrumen operasi terbuka harus diiringi dengan penguatan pengelolaan devisa hasil ekspor. Hal ini dapat mendorong terjaganya supply valas di domestik yang berikutnya akan menopang stabilitas rupiah.

Meskipun fundamental ekonomi Indonesia seperti pertumbuhan ekonomi yang di atas 5 persen dan tingkat inflasi yang rendah memberikan sentimen positif, namun pengaruh eksternal yang besar dan posisi rupiah sebagai aset berisiko membuat penguatan mata uang Garuda sulit terjadi.

Dari dalam negeri, tingkat inflasi yang semakin turun memicu ekspektasi apabila Bank Indonesia (BI) akan bisa menurunkan suku bunga. Namun, divergensi prospek suku bunga AS menjadi faktor yang paling menekan rupiah. Suku bunga The Fed saat ini berada di rentang tertinggi dalam 22 tahun terakhir, yaitu 5,25 persen-5,5 persen.

Terakhir, Ariston menyampaikan bahwa isu pelambatan ekonomi global dan tingginya inflasi akibat kebijakan suku bunga tinggi, krisis utang, dan perang Rusia-Ukraina juga memberikan sentimen negatif pada aset berisiko seperti rupiah melemah. Pada akhirnya, kondisi rupiah akan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan intervensi dari Bank Indonesia.

Berita Terkait

Update IHSG Hari Ini, Akhir Tahun Menunjukkan Penguatan
Ramai Digunakan, Penumpang Kereta Cepat Whoosh Capai 21 Ribu Dalam Sehari
Laporan Anggaran BI 2023 Diperkirakan Surplus Rp 27,19 T
Rupiah Menguat, Harga Dollar AS Hari Ini Sentuh Rp15.689
Honorer Resmi Dihapus Usai Jokowi Tandatangani UU ASN 2023
Jokowi Putuskan Untuk Rem Investasi Asing di IKN, Baik atau Buruk?
Cara Mengatur Anggaran Bulanan Untuk Mencapai Tujuan Keuangan
Tips Mengelola Keuangan Pribadi yang Efektif

Berita Terkait

Sabtu, 2 Desember 2023 - 18:37

Banjir Jakarta Timur Capai Ketinggian Hampir 2 Meter?

Sabtu, 2 Desember 2023 - 18:34

Kiki Fatmala Meninggal Dunia Berjuang Lawan Komplikasi Kanker

Sabtu, 2 Desember 2023 - 18:23

Pengungsi Rohingya Tidak Puas Dengan Makanan Yang Diberikan, Ini Kronologinya

Sabtu, 2 Desember 2023 - 18:21

Elon Musk Dukung Israel, Berikan Sumbangan Dan Siap Memfasilitasi

Sabtu, 2 Desember 2023 - 18:17

Agresi Gaza Belum Selesai, Perdana Menteri Israel Angkat Bicara

Jumat, 1 Desember 2023 - 16:43

Pria Tewas Tanpa Identitas di Malang Tergeletak Bersimbah Darah

Jumat, 1 Desember 2023 - 15:49

Gencatan Senjata Israel Hamas Diperpanjang, Namun Serang Tepi Barat?

Kamis, 30 November 2023 - 21:16

Curah Hujan Tinggi, Sejumlah Wilayah Indonesia Dilanda Banjir

Berita Terbaru