Pemilihan presiden di Indonesia selalu menjadi peristiwa politik yang penuh gejolak dan mencengangkan. Hasil survei terbaru Capres 2024 dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA telah mengungkapkan perubahan menarik dalam elektabilitas salah satu calon presiden, yaitu Anies Baswedan. Hasil survei ini menunjukkan bahwa elektabilitas Anies Baswedan mengalami penurunan yang signifikan setelah ia mendeklarasikan diri berpasangan dengan Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin, sebagai bakal cawapresnya.
Survei LSI Denny JA juga menunjukkan perubahan positif dalam elektabilitas dua calon presiden lainnya, yaitu Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Prabowo mengalami kenaikan elektabilitas sebesar 3,6 persen menjadi 39,8 persen di bulan September dari 36,2 persen di bulan Agustus. Sementara itu, Ganjar mengalami kenaikan elektabilitas sebesar 2,1 persen menjadi 37,9 persen di bulan September dari 35,8 persen di bulan Agustus.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Survei Terbaru Capres 2024, Anies Tertinggal 15%
Terdapat perbedaan yang cukup sedikit antara Prabowo dan Ganjar, hanya selisih 2 persen, sementara perbedaan antara Prabowo dan Anies jauh lebih besar, mencapai 15 persen. Demikian juga, perbedaan antara Ganjar dan Anies mencapai 13 persen. “Prabowo Subianto masih memimpin dengan kuat, berada di urutan pertama dengan angka 39,8 persen. Kemudian, diikuti oleh Pak Ganjar Pranowo dari PDI Perjuangan dengan angka 37,9 persen. Selisihnya cukup tipis, sekitar 2 persen. Sementara Pak Anies sendiri berada di angka 14,5 persen,” ungkap peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby dalam paparannya secara daring pada Senin, 2 Oktober 2023.
Direktur LSI, Adjie Alfaraby, mengungkapkan bahwa setelah deklarasi Anies-Cak Imin di Surabaya, Jawa Timur pada 2 September, LSI langsung melakukan survei terbaru Capres 2024. “Deklarasi tersebut dilakukan pada tanggal 2 September 2023, dan kita segera melaksanakan survei dari tanggal 4 hingga 12 September 2023. Hasilnya menunjukkan adanya tren penurunan signifikan dalam dukungan pribadi terhadap Pak Anies,” tambahnya.
Turunnya elektabilitas Anies itu berbanding terbalik dengan elektabilitas Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo yang mengalami kenaikan pada bulan September. Elektabilitas Prabowo naik sebesar 3,6 persen menjadi 39,8 persen di bulan September dari 36,2 persen di bulan Agustus. Sementara itu, elektabilitas Ganjar naik sebesar 2,1 persen menjadi 37,9 persen di bulan September dari 35,8 persen di bulan Agustus. Survei terbaru Capres 2024 yang dilakukan pada tanggal 4 hingga 12 September memiliki margin of error sebesar lebih kurang 2,9 persen.
Adjie, peneliti LSI Denny JA, menyebut ada dua faktor yang menyebabkan elektabilitas Anies turun setelah berpasangan dengan Cak Imin. Faktor pertama adalah kritik tajam dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap Anies setelah memilih Cak Imin. Faktor kedua adalah elektabilitas Cak Imin yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan AHY. Adjie menjelaskan bahwa kritik-kritik tajam ini kemudian tersebar luas dan mengganggu elektabilitas Pak Anies. Selain itu, dia menambahkan, dari segi popularitas pribadi, Cak Imin kalah populer dibandingkan dengan AHY sebagai calon wakil presiden.
Pendukung Anies Lemah Iman?
Menurut Burhanuddin Muhtadi, Peneliti Utama Indikator, dalam sebuah acara daring pada Minggu (1/10), di Jawa Timur, mengungkapkan bahwa pemilih Anies Baswedan dari 14 persen total suara, 41,8 persen di antaranya mengaku memiliki kemungkinan besar untuk mengubah pilihan mereka. Pendukung Anies termasuk dalam kategori pemilih yang memiliki iman politik yang masih lemah. Muhtadi menjelaskan bahwa mereka yang menyatakan kecil kemungkinannya untuk mengubah pilihan dalam survei disebut sebagai pemilih kuat atau strong voters. Sementara mereka yang masih mungkin untuk mengubah pilihannya disebut sebagai swing voters atau weak voters, atau pemilih lemah. Muhtadi juga menekankan bahwa ini menjadi tugas Anies, mengingat perolehan suaranya masih cukup tertinggal.
Hasil survei terbaru Capres 2024 Poligov menunjukkan bahwa elektabilitas calon presiden Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto terus mengalami dinamika perubahan pada bulan September. Menurut Direktur Eksekutif Poligov, Tri Andika, dalam survei yang dilakukan pada 5-11 September 2023, Prabowo dan Ganjar masih memperebutkan posisi secara ketat dalam simulasi dengan tiga nama calon presiden. Elektabilitas Prabowo sebesar 33,58%, Ganjar 33,08%, dan Anies 15,83%. Dibandingkan dengan hasil survei di bulan Juni, tren Prabowo dan Ganjar cenderung meningkat, sementara Anies cenderung mengalami penurunan. Dalam simulasi head to head terlihat bahwa sebagian besar pemilih Anies beralih ke Prabowo. Selain itu, jumlah pemilih yang belum memutuskan pilihannya juga mulai berkurang, dari 21% di Mei, menjadi 18% di Juni, dan 17,5% di September.
Hasil – hasil survei terbaru Capres 2024 yang terungkap menimbulkan gelombang dinamika yang menarik dalam peta politik Indonesia saat mendekati pemilihan presiden yang akan datang. Perlu diingat bahwa elektabilitas dan tingkat dukungan dari pemilih cenderung dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu, terutama dalam konteks politik yang seringkali kompleks dan sulit untuk diprediksi dengan pasti. Faktor-faktor seperti peristiwa politik terkini, perubahan opini masyarakat, serta strategi kampanye dari masing-masing kandidat dapat berpengaruh signifikan terhadap hasil akhir dari suatu kontes politik. Oleh karena itu, analisis yang cermat dan pemantauan terus-menerus terhadap perkembangan politik menjadi sangat penting dalam upaya memahami dan meramalkan arah politik di masa depan.