Konflik dan ketegangan antara Israel dan Palestina terus berlanjut, ditandai dengan aksi saling serang yang mengakibatkan kerusakan kota dan bangunan serta merenggut ratusan jiwa. Berbagai penyebab konflik Israel Palestina mimicu panasnya konflik yang tak kunjung usai dan sulit untuk diatasi.
Dalam mengkaji konflik antara Israel dan Palestina, perlu dicermati bahwa faktor dan alasan yang menyebabkannya menjadi kompleks dan sulit diatasi merupakan suatu tantangan yang memerlukan pemahaman mendalam. Oleh karena itu, dalam tulisan ini, kita akan merinci tiga alasan utama yang menjelaskan mengapa proses perdamaian di antara kedua pihak tersebut menjadi sangat rumit dan sulit untuk dicapai.
Penyebab Konflik Israel Palestina: Klaim Agama dan Sejarah
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut Dosen Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada (UGM), Siti Mutiah Setiawati, klaim agama dan sejarah memiliki peran sentral sebagai salah satu pemicu utama konflik antara Israel dan Palestina yang masih berlanjut hingga saat ini. Pandangan ini didasarkan pada sejumlah pendapat yang menyatakan bahwa bangsa Yahudi merasa memiliki hak yang sah atas tanah Palestina, mengingat sejarah panjang mereka yang pernah tinggal di sana ribuan tahun yang lalu. Meskipun diusir pada masa Romawi dan tersebar di berbagai wilayah, pada tahun 1897, bangsa Yahudi merintis keinginan untuk kembali ke Palestina dengan keyakinan bahwa tanah tersebut telah dijanjikan oleh Tuhan mereka.
Dukungan yang diberikan oleh Inggris melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917 semakin memperkuat klaim agama ini. Melalui deklarasi tersebut, Inggris memberikan izin resmi bagi wilayah Palestina untuk menjadi tempat tinggal nasional bagi bangsa Yahudi. Siti Mutiah Setiawati menegaskan bahwa klaim ini mengakar dalam keyakinan agama, di mana orang Yahudi memandang Palestina sebagai wilayah yang telah dijanjikan oleh Tuhan untuk menjadi milik mereka. Meskipun sejarah mencatat bahwa bangsa Yahudi pernah tinggal di tanah tersebut, Siti Mutiah Setiawati juga menjelaskan bahwa penduduk asli Palestina, yang awalnya adalah bangsa Falistin yang berasal dari wilayah dekat Yunani, telah mendiami wilayah tersebut selama ribuan tahun sebelum mengalami proses arabisasi dan islamisasi yang mengubahnya menjadi Arab Palestina.
Penyebab Konflik Israel Palestina: Hukum Internasional yang Dilanggar
Sejumlah pelanggaran terhadap hukum internasional juga menjadi kendala dalam penyelesaian konflik ini. Israel belum diakui sebagai negara oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hingga saat ini. Hal ini terkait dengan ketidakpatuhan Israel terhadap Resolusi PBB 242 dan 338, yang meminta mereka keluar dari wilayah pendudukan di Gaza, West Bank, dan dataran tinggi Golan.
Meskipun Israel tidak diakui sebagai negara, Israel tetap mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat, sebuah negara superpower. Dukungan ini membuat Israel merasa aman dalam terus mencaplok wilayah Palestina. Dalam konteks ini, kepatuhan pada kesepakatan hukum dan hubungan internasional diabaikan, dan perundingan yang ditengahi oleh Amerika Serikat dianggap tidak netral.
Selain itu, salah satu syarat perdamaian yang tidak pernah terpenuhi adalah jaminan keamanan dari kedua pihak. Israel tidak pernah memberikan jaminan keamanan kepada Palestina, dan konflik antara penjajah dan dijajah terus berlanjut tanpa adanya janji kemerdekaan.
Minimnya Dukungan dari Liga Arab
Faktor lain yang menjadi penyebab Konflik Israel Palestina tak kunjung usai adalah minimnya dukungan dari Liga Arab. Siti Mutiah Setiawati mencatat bahwa adanya kepentingan masing-masing negara Arab menyulitkan terbentuknya dukungan bersama. Misalnya, Mesir terobsesi dengan mempertahankan Jalur Gaza dan Sinai, sementara Yordania menginginkan kepemilikan terhadap West Bank. Kondisi ini membuat negara-negara Arab terpecah dan sulit bersatu dalam menyelesaikan konflik Palestina-Israel.
Liga Arab juga menghadapi konflik internal di antara anggotanya sendiri. Arab Saudi, Yaman, dan Suriah terlibat dalam perang saudara berkepanjangan, sementara Uni Emirat Arab dan Bahrain menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Keadaan ini semakin menyulitkan Liga Arab untuk memberikan dukungan yang efektif dalam penyelesaian konflik.
Selain penyebab konflik Israel Palestina diatas, ada beberapa pemicu yang dilihat dari sejarah mengapa konflik ini sangat berkepanjangan. Sejarah panjang konflik antara Israel dan Palestina membentang melalui berbagai peristiwa yang menjadi pemicu, mencakup rentang waktu mulai dari Deklarasi Balfour pada tahun 1917 hingga serangan terbaru yang dilakukan oleh Hamas pada tahun 2023. Perjalanan konflik ini melibatkan sejumlah peristiwa krusial, seperti pembagian wilayah oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1947, yang memicu ketidakpuasan di antara warga Palestina terkait alokasi wilayah kepada negara Yahudi dan Arab.
Pada tahun 1948, pembersihan etnis Palestina terjadi sebagai konsekuensi dari perang kemerdekaan Israel. Peristiwa ini, yang dikenal sebagai “nakba,” menyaksikan gerakan Zionis merebut sebagian besar wilayah Palestina, dengan puluhan ribu warga Palestina terbunuh atau dipaksa meninggalkan rumah mereka. Tak lama setelahnya, pada tanggal 15 Mei 1948, Israel secara resmi diumumkan sebagai negara, memicu perang Al-Nakbah dan melibatkan ratusan ribu warga Arab Palestina melarikan diri dari rumah mereka.
Perang enam hari pada tahun 1967 menyaksikan Israel merebut kendali atas Yerusalem Timur, Jalur Gaza, Dataran Tinggi Golan, dan Tepi Barat. Serangkaian intifada, yang meliputi periode dari 1987 hingga 1993, serta intifada kedua pada tahun 2000, mencerminkan perlawanan keras rakyat Palestina terhadap pendudukan Israel.
Pada tahun 1993, ditandatanganinya Perjanjian Oslo membawa harapan untuk perdamaian dengan pembentukan Otoritas Palestina sebagai pemerintahan sementara di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Meskipun terjadi pengakuan Israel oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan kendaraan menuju solusi dua negara, sejumlah isu penting, termasuk status Yerusalem dan pemukiman Yahudi, masih menjadi poin kontroversial yang belum terselesaikan.
Dengan kompleksitas faktor-faktor penyebab konflik Israel Palestina tersebut, konflik Israel-Palestina tidak mudah dihentikan. Diperlukan upaya diplomatik dan kesediaan dari semua pihak untuk menyelesaikan sengketa ini, serta dukungan yang solid dari komunitas internasional. Tanpa itu, konflik yang merenggut nyawa dan merusak wilayah ini tampaknya akan terus berlanjut.